#15. Sekuntum lagi ya

18 2 0
                                        

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

     Gelak tawa ku dan Jawara seketika pecah saat melihat pesan balasan dari Neng Dhara, nggak apa apa sengaja ku ajak bercanda biar dia kesel, biar tambah lucu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

     Gelak tawa ku dan Jawara seketika pecah saat melihat pesan balasan dari Neng Dhara, nggak apa apa sengaja ku ajak bercanda biar dia kesel, biar tambah lucu.

     Malam ini aku lagi kumpul-kumpul bareng teman-teman, biar rasa stres yang tertumpuk hilang aja dari isi kepala. Biasanya kalau lagi ngumpul begini aku ajak Cadas, dia ada kok di sini lagi main sama Ical, Ijang, dan Uu. Walaupun nggak sepantaran mereka nyambung-nyambung aja tuh sama Cadas.

     Kalau aku lagi sama Jawara, dia kawanku sewaktu SD, kawanku yang paling favorit setelah Samudra. Jawara juga sudah kenal sama Dhara karena satu ekskul, Kesenian.

"Urang rek ka imah Dhara heula, nya?"

(Gue mau ke rumah Dhara dulu, ya?).

"Rek naon, Hen? Jadi perantara yang ngaku ngaku dikirim Tuhan deui?" Tanya Jawara seraya memegang perutnya akibat terkikik geli sejak aku bilang kalau aku adalah Seorang Perantara yang dikirim Tuhan untuk memberikan kasih sayang pada Dhara. Ya memang benar kok.

(Mau apa, Hen? Jadi perantara yang ngaku ngaku dikirim Tuhan lagi?).

"Lah he'eh atuh urang mah aya awewe nu kudu disayang. Coba atuh sok liat diri maneh, awewe nu sayang sama maneh saha? Si Cepot paling"

(Lah iya dong gue mah ada cewek yang harus disayang. Coba sok liat diri lo, cewek yang sayang sama lo siapa? Si Cepot paling).

     Sekali lagi tawa ku lepas saat meledek Jawara. Si Cepot itu ayam betina milik Jawara yang paling dia sayang, pantas saja sampai sekarang Jawara belum punya pacar, orang cintanya sama ayam kok.

     Helaan napas kesal Jawara ia keluarkan di hadapanku, "Kunaon hah ari sia goblog" Jawara sudah mengambil ancang-ancang ingin memukul aku tapi yang aku lakukan cuma ketawa, biarin aja biar dia tambah kesal hahaha!

     Beberapa tepukan bahu untuk Jawara ku berikan biar dia tenang walau aku tahu Jawara hanya pura-pura kesal. Kaki ku beranjak pergi dari Jawara dan sampai pada Cadas yang tengah asik main dengan Ical, Ijang, dan Uu.

MAHENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang