<< 04 >>

903 71 0
                                    

"Nghhh" lenguhan panjang itu terdengar, ia mengerjapkan matanya menyesuaikan cahaya matahari yang perlahan menusuk matanya. Tidur itu terasa begitu nyenyak.

Mata Crystal membulat sempurna, dimana lagi ia sekarang? Pikir Crystal. Ia berada ditengah-tengah hutan Pinus dan semak belukar yang tinggi. Ekor matanya menelisik setiap tempat, ada sesuatu yang mengganjal dan tiba-tiba pikirannya melambung tepat pada keadaan saat ia membaca mantra tersebut.

Ia panik, sangat panik. Kemudian Crystal mencoba berlari. Siapa tahu ia bisa menemukan ujung dari hutan belantara ini. Tapi hasilnya nihil, ia tidak bisa menemukan apapun, ia hanya bisa melihat pohon yang menjulang tinggi dan semak-semak belukar.

Crystal tampak berputar ditempat, mencoba menelisik dimana ia berada sekarang. Keringatnya telah membasahi sebagian penuh pelepis hingga wajah cantiknya. Jantungnya berdegup kencang hingga pasokan oksigen susah ia dapatkan.

Kaki mungilnya mencoba untuk melangkah dengan perlahan ditengah-tengah hutan Pinus yang menjulang tinggi bahkan semak belukar yang tingginya hampir sebatas tubuh manusia.

"Hiks.." Runtuh sudah pertahanan Crystal menahan Isak air mata yang sejak tadi hendak luruh.

Jika ditanya dari hati yang paling dalam, Crystal menyukai tempat yang sekarang ia pijak. Tempat dengan segala kegelapan dan kesunyian nya, tempat yang sangat sulit ia temukan ketika berada di kota. Tapi tetap saja, ia belum terbiasa ditempat itu yang membuat nya tak nyaman dan takut.

Auuuuuuu

Auuuuuuu

Grrrrr

Lolongan dan erangan yang terdengar saling sahut menyahut itu membuat kaki Crystal bergetar hebat. Kepalanya menoleh kekanan-kekiri untuk mencari keberadaan hewan buas yang mengintainya.

Air matanya terus berembas membasahi pipi yang sedikit gembul itu. Bibir mungil nan ranum itu sudah bergetar sejak tadi, sungguh ini semua tak pernah terlintas dibenaknya.

"Anjing.. hiks.. gue mau pulang!" Umpatnya dengan nada lirih

Auuuuuuu

Lagi dan lagi lolongan itu terdengar bahkan semakin jelas yang membuat Crystal memejamkan matanya dan berjongkok, meringkuk dirinya sendiri. Setidaknya ia tidak akan melihat dirinya yang akan tercabik-cabik akan cakaran dari srigala itu, cukup menahan sakit hingga ajal menjemput nya.

Auuuuuuu

Auuuuuuu

Geram, yah itulah yang saat ini dirasakan oleh Crystal. "KALO MAU MAKAN YAH TINGGAL DIMAKAN AJA ELAH, RIBET BANGET DEH LU" Entah ke siapa ia meneriaki kata-kata yang terdengar cukup sarkas itu. Tapi yang jelas ia sedikit kesal melihat para serigala itu yang hanya mengaum tanpa langsung menerkamnya.

"Eh..? Bagus dong gue gak dimakannya, berarti gue gak jadi mati." Batin Crystal.

Tapi tetap saja, ia merasa khawatir pada hewan buas itu. Cukup lama Crystal menutup matanya, ia mulai merasa tidak ada lagi lolongan dan raungan dari binatang buas yang berjenis srigala itu.

Dengan santainya, Crystal mulai membuka matanya dan mereleks kan tubuhnya. Saat mata lentik itu sempurna terbuka, nafas Crystal tercekat sempurna, darahnya berdesir dengan cepat membuat tubuhnya panas dingin, pasokan udara seperti mulai menepis. Netra mata nya bertemu secara langsung dengan mata merah darah milik sosok didepannya. Srigala. Srigala itu tampak memandang gadis didepannya dengan aura yang dingin, bukan hanya satu, tapi ada 4.

Mata Crystal tidak berkedip barang sedikit pun, hingga kegelapan mulai merayang kedalam pikirannya. Matanya meremang dan sepenuhnya gadis itu pingsan. Entahlah, pingsan atau mati.

><

Disinilah Crystal berada, disebuah ruangan yang tertutup oleh jeruji. Ruangan yang sangat kotor dan kumuh, tak ada cela udara sedikitpun, itu membuat semuanya menjadi pengap.

Crystal terbangun dari pingsannya, bau anyir menyengat sempurna di hidung nya, ia merasakan tempat yang sekarang ia pijak sangatlah becek, membuat bajunya kotor. Crystal spontan menutup hidungnya saat bau itu semakin menyeruak masuk kedalam hidung nya. Rasanya ia ingin muntah.

Crystal mengedarkan pandangannya mencari sesuatu agar bisa keluar dari tempat mengerikan ini, tapi bukannya menemukan jalan keluar ia justru menemukan seonggak mayat dengan kepala yang sudah menghilang, sontak Crystal langsung berteriak histeris.

"Agghhrr" teriakan yang keluar dari mulut Crystal itu membuat para penjaga menghampiri nya.

"Diam gadis kecil, jika Alpha mendengar nya kau bisa dalam masalah." Peringat salah satu penjaga disana.

"LEPASIN GUE SIALAN, GUE MAU PULANG. LAGIAN INI BUKAN TEMPAT GUE" Bentak Crystal dengan menggebu-gebu.

Penjaga itu terlihat sangat marah, tapi ia tidak bisa berbuat apa-apa karena gadis ini adalah tahanan istimewa dari pack mereka. Karena tidak ingin pusing, akhirnya penjaga itu pergi meninggalkan Crystal yang masih bercucuran air mata.

Crystal meringkuk tubuh mungilnya, bau anyir itu terus saja menyapa hidungnya, "Hiks.." hanya menangis yang bisa Crystal lakukan.

Tap
Tap
Tap

Suara langkah itu tampak melangkah menuju arah Crystal. Tapi sekarang Crystal sudah tidak peduli lagi. Saat sosok itu sudah berdiri didepan jeruji yang mengurung Crystal, sontak Crystal mendongak.

Pertama kali yang ia lihat adalah pahatan nan sempurna yang tersemat di wajah pria didepannya ini. Bertubuh tegap dengan iris mata yang berwarna coklat terang, membuat Crystal berdecak kagum.

"Bawa dia keruang eksekusi" titah sosok itu.

"Baik Beta"

Mata Crystal membola saat jeruji itu telah terbuka, dan dua orang bertubuh tegap menyeret paksa tubuhnya. "HEH SIALAN, LEPASIN GUE!" bentak Crystal sembari memberontak.

Meski hanya sia-sia, tetap saja ia akan terus berusaha memberontak. Tindakan Crystal tak luput dari sorot tajam sosok didepan nya itu. Pria bertubuh tegap itu menggeram marah.

Plak

Suara tamparan itu terdengar begitu nyaring hingga ujung penjara, bukan hanya itu kepala Crystal sempurna tertoleh ke samping dan bibir ranumnya berhasil mengeluarkan darah. Akibat kuatnya tamparan dari pria itu membuat Crystal kehilangan kesadarannya.

"BETA ARSEN!"

MY MATE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang