<<18>>

452 25 2
                                    

Kenta saat ini telah berubah shift dengan Jacob, dan tentunya tanpa di sadari oleh Crystal. Jacob tampak tersenyum senang melihat Crystal yang berada di dekapan nya.

Tangan kekar itu tampak membelai dan mengelus punggung mulus milik Crystal. Tak terasa waktu berjalan dengan cepat, dan mereka akan segera melakukan pernikahan. Jacob juga sudah sangat tak sabar untuk menandai Crystal.

Perilaku Jacob dapat mengusik ketenangan Crystal, ia bergeliat kecil kemudian Crystal membuka matanya secara perlahan.

Wajah tampan dan rupawan serta kokoh yang begitu tegas pertama kali menyapu pandangan Crystal, membuat gadis itu tersenyum singkat. Ia tak sadar jika dirinya sudah sadar dari alam mimpi.

Jacob terkekeh kecil saat tangan mungil Crystal menyapu wajahnya, dan membelai halus rahangnya. "Apakah Wajahku begitu tampan?"

Penuturan Jacob membuat Crystal terhenyak, ia baru sadar jikalau dirinya tidak sedang bermimpi. Crystal kemudian menarik tangannya dari wajah Jacob dan langsung terduduk dari tidurnya.

Wajah Crystal menjadi merah padam dikarenakan malu yang sangat teramat besar. Melihat itu, Jacob kemudian terkekeh geli. Ia juga ikut mendudukkan diri dan menyamakan posisi duduknya dengan gadisnya.

"Kenapa malu, hm?" Tangan Kekar Jacob mulai mengusap pelan permukaan wajah Crystal yang sangat mulus itu.

Crystal hanya menggeleng malu sembari menutup wajahnya dengan kedua telapak tangan. Tingkah Crystal ini membuat Jacob sangat gemas. Ia kemudian menarik tangan Crystal dan menangkupnya.

"Kenapa wajah ini harus ditutupi?" Ujar Jacob intens.

Crystal tak berani menatap wajah Jacob, ia hanya menunduk. "Malu" cicit Crystal.

"Kau sangat menggemaskan" ujar Jacob sambil mengacak rambut Crystal.

"Mate ku ini ternyata pemalu, ya?" Ujarnya lagi.

Crystal dibuat makin salah tingkah dengan perilaku manis Jacob, "Aku pikir tadi aku sedang bermimpi."

Suara kekeh terdengar dari mulut Jacob, membuat Crystal makin beringsut menjauhi pria itu. Sungguh, ia tak pernah terfikir jika akan tertangkap basah seperti tadi.

Melihat gadisnya yang sedikit menjauh, membuat Jacob sedikit geram. Ia menarik kedua bahu Crystal dan mengunci pandangan gadis itu.

"Aku milikmu, dan kau milikku. Jadi apapun yang ada padaku, itu milikmu. Termasuk tubuhku." Tegas Jacob

Mendengar itu membuat mata Crystal berkaca, bukan karena suara tegas Jacob. Tapi karena ia sangat terharu mendengar penuturan pria tampan didepannya ini.

Jacob panik saat mendapati mate nya hendak menangis, "Hei aku tak bermaksud menyakiti perasaan mu, aku hanya--" Panik Jacob yang mulai kembali meluluh.

Crystal menutup mulut jacob dengan tangannya, ia menggeleng dengan cairan bening yang keluar dari matanya.

"Ini tangis bahagia, Terima kasih telah hadir dalam hidupku." Ungkap Crystal dengan tulus.

Ia kemudian memeluk tubuh jacob dengan lembut, membuat pria itu mematung. Karena selama ini, ia tak pernah mendapatkan pelukan lembut nan hangat seperti ini.

Jacob membalas pelukan itu, berkali-kali ia mengecup puncak kepala Crystal, menandakan bahwa pria itu benar-benar mencintaimu gadis yang ada didalam dekapannya.

***

"Tidak bisakah kau diam sejenak!" Kesal Derra yang sedari tadi diganggu oleh Denies.

"Aku hanya bertanya, kenapa kau marah huh?" Balas Denies tak Terima

"Pertanyaan mu itu sangat tak berguna." Geram Derra

Mata Denies melotot, "Hei Fairy jelek, penjelasan mu saja yang tidak jelas makanya aku bertanya." Berang Denies

Arsen yang lagi dan lagi melihat pertengkaran didepannya hanya bisa memijat pelan pangkal hidung mancung nya itu.

Sedari tadi yang ia lihat hanya perdebatan, padahal hal yang mereka debatkan adalah perkara kecil. Sungguh lelah jika di posisi Arsen saat ini.

"Bisakah kalian--"

"Diam!"

Arsen tersentak saat mendengar ucapan serentak kedua orang didepannya itu, sepertinya jika mereka tidak berdebat sehari saja. Mungkin itu lebih berbahaya dari perang yang akan terjadi.

"Baiklah, aku malas berdebat dengan srigala bodoh seperti mu." Mutlak Derra, kemudian ia menatap wajah Arsen yang sedang tersenyum seperti menahan sesuatu.

"Dari tadi kau berdebat dengan nya sialan!" Geram Arsen tertahan.

Helaan nafas terdengar dari mulut Derra, membuat gadis cantik itu kembali fokus pada pembicaraan.

"Kalian semua sudah tau tentang fakta bahwa Crystal adalah putri oronion, sang dewi keadilan. Itulah mengapa dia dianugrahkan kekuatan yang begitu dasyat."

"Dia adalah penentu kehidupan para makhluk dunia immortal. Meski dia berhasil mengalahkan pasukan sam, akan tetapi sesuai janji dan sumpah dewi Oronion. Dia akan mengambil kembali putrinya, dan mengikat darah suci bahwa Crystal akan menjadi dewi selanjutnya."

Menndengar penjelasan Derra membuat Arsen terhenyak sejenak, "Berarti---" Ujar Arsen menggantung.

"Aku tau maksudmu. Crystal dan Jacob tidak akan pernah bisa bersama, karena setelah peperangan dasyat ini terjadi. Crystal akan mati. Itu sudah pasti ramalannya."

Prang

Mereka terkejut mendengar suara itu, saat menoleh ia sudah mendapati Crystal yang syok mendengar pernyataan itu. Gadis bersurai panjang itu menitihkan air matanya, membuat Derra dan yang lain panik.

Derra dengan cepat menenangkan Crystal, "Ini semua pasti ada jalan." Ujar Derra penuh keyakinan

Crystal kembali berdiri tegap seperti semula, meski matanya menunjukkan kesedihan yang amat luar biasa mengenai banyak fakta ini. Fakta bahwa ibunya lah yang membuat ia menderita penyakit aneh seperti ini, fakta bahwa ia anak seorang dewi. Pantas saja sejak dulu ia sama sekali tidak mengetahui siapa orang tuanya.

Dengan gentar, Crystal menatap satu persatu orang yang berada didepannya ini. "Sembunyikan ini dari Jacob, kumohon." Pinta Crystal dengan lirih.

Ia tidak menginginkan ini, setelah dirinya sudah membuka hati untuk Jacob. Malah fakta tak mengenakkan yang ia dapatkan.

Derra tampak ragu mendengar permintaan Crystal, karena ia tau bagaimana Kenta dan Jacob akan menggila saat waktunya tiba, waktu dimana Crystal meninggalkan semuanya.

"Tapi--" Ujar Derra ragu

Crystal memegang tangan wanita didepannya, "Ku mohon" Pinta Crystal lirih.

Derra hanya bisa menghembuskan nafas kasar, ia melihat kearah Arsen dan Denies. Kedua pria itu hanya bisa mengangguk pasrah, mereka juga tidak tau harus bagaimana.

"Baiklah, kami akan menyembunyikan ini."

Mendengar itu, Crystal tersenyum lega. Meski hatinya terus dilanda kesedihan yang mendalam.

MY MATE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang