Lisa dan aku sekarang berjalan ke kafetaria. Istirahat makan siang telah dimulai. Kami segera mencari meja
kosong ketika kami masuk dan tiba-tiba Jennie memanggil kami untuk duduk di mejanya bersama V dan dua teman cowoknya yang lain.Lisa dan aku saling pandang
"Mengapa dia menyuruh kita duduk di meja mereka?" Lisa berbisik padaku.
"Aku tidak tahu"
"Sepertinya dia hanya akan menggoda di depanmu, jadi ayo pergi ke meja lain" Lisa bertanya padaku, tapi aku menolak. "Tidak! Jika aku menolak tawarannya, itu berarti aku mengatakan bahwa aku terpengaruh oleh apa yang
dia lakukan bersama V" aku menjelaskan kepada Lisa.Dia menghela nafas "Ya kamu benar."
Lisa menarikku ke meja Jennie.
"Hai Lis!" Dia menyapa Lisa dengan antusias.
Dia mengalihkan pandangannya ke arahku, "Hai Banjang!"
dia menyapaku dengan nada suara yang berbeda. Seperti orang yang tampak merayu. Aku tidak berasumsi tapi itulah nada suaranya. Yang menarik.
"Aku pikir kamu akan menolak tawaranku untuk duduk di sini"
"Aku akan menolak tawaranmu tapi karena kata Ros- aahh sakit sakit" keluhnya sambil menggosok sisi tubuhnya. Aku mencubitnya. Karena dia akan memberi tahu Jennie apa yang aku katakan sebelumnya. Terkadang aku merasa sangat ingin merobek mulutnya, dia terlalu bocor.
Aku memelototinya dengan mataku.
"Haha kalian sangat lucu" kata Jennie
"Duduk disini"
Jennie meminta kedua pria lainnya untuk bergerak "Boy tolong beri ruang untuk para gadis" katanya. Dan paara pria itu segera pindah ke kursi lain agar kami bisa duduk di sana. Tepat di depan Jennie.
"Kamu kenal mereka, kan?" Jennie bertanya kepada V
"Tentu saja! Siapa yang tidak mengenal mereka berdua" dia mengulurkan kedua tangannya untuk memberi kami tos.
Lisa dan aku saling memandang dan memutuskan untuk menerima tos darinya. Yah, V dulunya adalah teman sekelas kami dan entah bagaimana
kami menjadi dekat dengannya dan karena kedekatan itu, aku mulai menyukainya.V tersenyum pada kami sesudahnya.
Astaga, V tolong jangan tersenyum seperti itu.. Aku akan semakin menyukaimu..
"Aku tidak kenal mereka. Perkenalkan kami, Jen" kata pria yang merupakan teman V.
"Tentu. Jimin, Jekey... ini Lisa dan ini Banjang" dia memperkenalkan keduanya. Tapi kenapa dia masih memperkenalkanku sebagai banjang?
"Banjang?" Jimin bertanya.
"Namanya Roseanne" Lisa memperkenalkanku menggunakan namaku dan bukan Banjang.
"Oh, senang bertemu denganmu, Roseanne" Jimin menjabat tanganku.
"Bung, jangan terlalu kasar.." Jekey berkata kepada Jimin.
"Senang bertemu denganmu Lisa" kata Jekey tersenyum pada beshywapku sambil mengulurkan tangannya. Dia ingin berjabat tangan.
"Bung, aku juga mengatakan itu padanya"
"Terserah" kata Jekey.
"Apakah kamu tidak akan makan?" Jimin bertanya kepada kami.
"Ngomong-ngomong soal makan, aku akan beli makanan kita. Kamu mau apa Babe?" tanya Lisa.
"Aku ikut saja denganmu"
"Tidak. Aku akan cepat" kata Lisa. Jadi aku hanya memberitahunya apa yang ingin aku beli. Dia segera pergi ke konter untuk membeli sesuatu untuk kami makan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Tiba-tiba Cinta
FanfictionSupranatural, Romance. TIDAK! Dia tidak boleh memakai cincin itu. "Aku bilang lepaskan" "Aku tidak bisa melepasnya" "Kamu seharusnya tidak memakai itu" "Dan kenapa begitu?" "Itu bukan cincin biasa... ... itu cincin cinta".