Basah

604 71 4
                                    

Kami berada di taman Nana.

Aku menyirami tanaman dan bunganya sementara Jennie.. Dia disana, dia sedang berbicara dengan Nanaku. Aku Cemburu. Aku berharap ini adalah waktu yang berkualitasku dengan Nana. Tapi sepertinya dia dan Nana yang menikmati waktu berkualitasnya sendiri. Apa yang gadis itu lakukan di sini?

Hmm Nana tampaknya senang dengan gadis itu. Sepertinya dia lebih menikmati bersamaannya daripada denganku.

Rasakansaja ini.. Aku mengarahkan selang air ke arah Jennie.

Itu sebabnya punggungnya basah. Haha

Dia menjerit saat air menghantam punggungnya. Dia segera mundur lalu menatapku dengan tatapan bertanya.

"Rosie, apa yang kamu lakukan?" Nana bertanya.

"Ups! Maaf, kukira aku masih menyirami salah satu bungamu Nana" kataku sinis.

"Yah, aku tidak bisa menyalahkanmu jika kamu salah mengira Jennie sebagai salah satu bungaku. Maksudku lihat anak ini. Dia benar-benar cantik seperti bunga" Nana memujinya.

"Oh No. Kamu masih saja terus menyanjungku" kata gadis drama. Meskipun dia rendah hati, dia pasti menginginkannya.

"Aku tidak menyanjungmu. Kamu sangat cantik. Benarkan, Rosie?"

Serius? apa Nana perlu bertanya padaku? Aku mengalihkan
pandanganku ke Jennie yang kini tersenyum padaku.

Pasti dia menikmati ini.

Aku menajamkan mataku.

Wajahnya menyebalkan.

"Tidak buruk. Aku lebih cantik dari itu" gumamku sambil memalingkan wajah darinya.

"Aku setuju.." Aku mengembalikan pandanganku padanya lagi. Dia mengalihkan pandangannya ke Nana
"Rosiemu lebih cantik dariku, Nana"

Tunggu, apakah dia mendengar apa yang aku katakan? Baiklah. Itu benar. Aku benar-benar lebih baik darinya.

"Tentu saja. Kalian berdua sama-sama Cantik" Nana tersenyum padanya lalu mengalihkan pandangannya ke arahku .

"Sekarang, kenapa kamu tidak naik ke atas dan meminjamkan pakaianmu untuk Jennie karena kamu membuatnya basah"

Aku melihat Jennie menahan tawanya.

Apanya yang lucu?

"Ikut aku" kataku padanya sebelum memasuki rumah untuk ke kamarku.

Dia mengikuti.

Dia memindai kamarku begitu dia masuk.

Aku mencari pakaian yang bisa dia pakai karena basah. Ya karena aku.

"Aku suka kamarmu..." komentarnya

"Tapi aku lebih suka pemiliknya"

"Jen.."

"Apa ini ibumu?" Dia segera mengganti topik. Aku mendekat untuk melihat bingkai yang dipegangnya.

"Ya, sekarang pergi, ganti bajumu.." Aku mengambil bingkai itu dari tangannya.

"Disana kamar mandinya" Kuletakkan kembali bingkai foto itu di mejaku.

Aku terkejut saat menoleh ke arahnya. Dia akan melepas pakaian atasnya di sini.

"Apa yang sedang kamu lakukan?" tanyaku penasaran.

"Kau bilang aku harus ganti pakaian," katanya jujur.

"Ya tapi tidak disini. Di kamar mandi" aku menjelaskan padanya.

Dia mengangkat bahunya "Kenapa harus di kamar mandi kalau bisa di sini" aku hendak protes tapi dia sudah melepas bajunya jadi aku tidak melakukan apa-apa. Ya tuhan, tubuhnya sangat indah.

Tiba-tiba CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang