Aku pergi ke sekolah lebih awal hari ini.
Aku masih sedikit mengantuk. Aku tidak banyak tidur tadi malam aku tidak bisa melupakan apa yang terjadi.
Aku menggigit bibir ku dan menggelengkan kepala.
Mengapa aku tidak bisa mengeluarkannya dari pikiranku?
Aku membencimu Jennie benar-benar membencimu.
Aku sedang dalam perjalanan ke lokerku ketika aku melihatnya.
Dia menyandarkan punggungnya ke loker yang dekat dengan lokerku sambil mendengarkan sesuatu di ponselnya.Jangan bilang dia menungguku? Aduh!
Begitu aku mendekati lokerku, dia langsung mendongak dan melepas earphone-nya untuk menghadapku
"H-hai" aku tidak memperhatikan dia. Aku sibuk membuka lokerku.
"B-bisakah kita b-bicara?" Dia tergagap dengan pertanyaannya tapi aku masih tidak memperhatikaan dia.
"Banjang, please..." Aku memandangnya sebentar lalu fokus lagi ke lokerku.
Aku mengambil buku yang aku butuhkan dan ketika hendak menutup loker buku-bukuku tiba-tiba terjatuh.
Dia segera mengambilnya. Aku hendak mengambil buku itu dari tangannya tapi dia mencengkramnya dengan erat. Aku mencoba menariknya tetapi kekuatanku tidak bisa melakukannya.
"Apa-apaan, Jennie!" seruku sambil berdiri dari mengambil buku tadi
"Aku tidak punya tenaga untuk ini, tolong kembalikan!""TIDAK!" Dia keras kepala.
Beberapa orang melihat kami.
Aku Ingin meneriakkannya. Seperti kembalikan bukuku. Tapi aku terlalu malu.
Aku hanya memutar mataku padanya. "Ah sudahlah terserah!" Aku berjalan keluar darinya.
Dia tidak mau memberikannya? Aku tidak peduli!
"Banjang!" Dia memanggilku sambil mengejarku berjalan
"Jangan seperti itu. Oke, Ini bukumu!".
"Aku sudah tidak peduli!!" kataku kasar.
Aku juga tidak tahu kenapa aku bertingkah seperti ini terhadapnya.
Apakah itu benar-benar karena ciuman itu? Aku tidak tahu!
"Yang kuinginkan hanyalah kita bicara. Itu saja!" katanya.
Aku menghela nafas lalu memejamkan mata sejenak kemudian menghadapnya.
Dia menabrakku yang menyebabkan buku-bukuku yang dipegangnya jatuh ke tanah lagi. Kami melihatnya bersama dan mengambilnya pada saat bersamaan, tapi kali ini dia memberikannya padaku.
Kami saling memandang sebentar lalu aku berdiri dia mengikuti.
Mengapa demikian? Dulu Aku bisa menatapnya untuk waktu yang lama tapi sekarang aku tidak bisa. Matanya membakar. Dan mengapa seperti ini, mengapa jantungku berdebar ?
"Aku hanya ingin minta maaf" katanya menyadarkanku dari lamunanku.
Aku menatapnya "Maaf?"
"Ya, maaf! Aku benar-benar tidak tahu apakah-"
"Ssshhh" aku mendiamkannya
"Diam! Aku tidak membutuhkan maafmu"
Dia mengerutkan kening "apa yang kamu... Rosie, aku dengan tulus, sungguh-sungguh, benar-benar menyesal atas apa yang aku lakukan. Ini bukan niatku untuk melakukan sesuatu yang akan membuatmu merasa tidak nyaman. Aku bersumpah! Bahkan sampai kamu mati"
KAMU SEDANG MEMBACA
Tiba-tiba Cinta
FanfictionTIDAK! Dia tidak boleh memakai cincin itu. "Aku bilang lepaskan" "Aku tidak bisa melepasnya" "Kamu seharusnya tidak memakai itu" "Dan kenapa begitu?" "Itu bukan cincin biasa... ... itu cincin cinta".