Jense

588 65 2
                                        




"Hai Banjang" June menyapaku.

"Ini.. Cantik sepertimu" dia memberiku cokelat dan mawar merah.

"Apakah ini hari Valentine?" Aku bertanya kepadanya.

Teman sekelas kami yang lain tertawa.

"Banjang benar-benar lucu" aku mendengar salah satu teman sekelas kami berkata.

June dan aku mendapat perhatian dari teman sekelas kami. Begitu dia tiba-tiba memberiku cokelat dan mawar itu.

Beberapa dari mereka menggoda kita.

Dan beberapa dari mereka mengatakan bahwa hanya Jense yang lebih kuat.

Aku tidak tahu apa yang mereka bicarakan. Siapa Jense?

"Mengapa? Apa bunga dan coklat diberikan hanya pada hari kasih sayang?" Dia bertanya padaku kembali.

"Lalu mengapa kamu memberiku ini?"

"Yah, aku menyukaimu"

Entah kenapa tiba-tiba aku melihat ke meja Jennie.

Dia masih tidak di sini.

Tentu saja ini masih pagi tapi dia bukan tipe siswa yang terlambat. Dia selalu tepat waktu.

"Sepertinya Banjang sedang mencari seseorang," teriak salah satu teman sekelasku.

"Ayeee. Apakah itu Jennie?" Lisa bertanya padaku dari belakang.

"Hentikan Lisa." Kataku padanya.

"Apa? Lagi pula, kau alergi coklat, akan kuurus itu nanti"

dia tertawa dan berbisik padaku. Aku hanya memutar mataku padanya.

"Jangan khawatir banjang. Dia sedang di jalan" kata salah satu teman sekelas kami.

Teman sekelas kami benar-benar gila.

"Hey Diamlah. Ini momenku" keluh June.

Yang lain berhenti tertawa.

Yang lain berbisik.

"Jadi, Roseanne?"

"Uhmm..."

"Good morning everyone!" Aku bahkan belum melihat wajahnya tapi aku tahu siapa pemilik suara itu.

"Selamat pagi Banjang!!" Dia dengan senang hati menyapaku.

Dia berjalan di lorong meja kami sambil tersenyum lalu matanya tertuju pada cokelat dan mawar yang kupegang. Dia juga memperhatikan June yang ada di depanku. Dia pergi ke mejaku dan mengesampingkan June.

Dia kini berada di depanku.

"Banjang, aku melihat ini waktu perjalananku ke sini. Ketika aku melihatnya, aku langsung mengingatmu"

"Omo! Hati Jenseku berlayar"

"Luhh kapalku"

"Jense jayaa"

"Kamu benar-benar memetik bunga? Padahal aku yakin jika bunga yang kamu petik itu milikmu, pasti kamu akan marah" kataku padanya.

Dia hanya tertawa mendengar apa yang kukatakan.

"Tapi terima kasih"

"Aku harap kamu menyukainya meskipun aku baru saja mengambilnya"

"Tentu saja" aku tersenyum padanya.

"Roseanne?"

"Ahh iya Jun. Terima kasih juga atas apa yang kau berikan padaku" Aku juga berterima kasih pada June.

Tiba-tiba CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang