Pasangan Prom Night

409 57 14
                                    

Sudah seminggu sejak pengakuan itu.

Jennie dan aku memutuskan untuk merahasiakan hubungan kami untuk sementara waktu. Kemudian kami akan memberi tahu yang lain ketika semuanya baik- baik saja. Terutama V.

"Nak kamu sudah mau berangkat?".
Aku tersenyum pada Nana "Selamat pagi Nana" sapaku lalu mencium pipinya. "Iya aku berangkat dulu yah"

"Tidak sarapan?"

"Nanti di Sekolah"

"Nana sudah masak loh, apa kamu bahkan tidak mau membawanya?" Nana merajuk.

Aku menertawakannya " Oke baiklah baiklah.. karena aku tidak ingin Nana cantikku merajuk.. Jadi aku akan membawanya" aku membujuk sambil memeluknya.

Dia terlihat senang jadi dia segera mengemasi makananku, dan ketika itu teleponku berdering.

NINI memanggil..

Otomatis aku tersenyum begitu melihat namanya di layar ponselku.

"Hai."

"Selamat pagi Banjang!" ujarnya penuh semangat.

"Aku hanya ingin memberi tahu bahwa aku ada di luar"

"Apa? Apa yang kamu lakukan di sana?"

"Duh.. Sudah jelas menjemputmulah"

"Apa?!"

"Hap, kamu sudh menangkap lalat banjang! Hhh" dia bercanda..

Aku hanya memutar mataku padanya melalui telepon.

"Apa kamu senang?" tanyaku sinis. Jika itu lucu baginya.

"Tentu saja... tapi aku akan lebih senang jika kamu mau membukakan pintu dan biarkan aku masuk ke dalam hatimu.. Ups! Ke rumahmu maksudnya" dia menyeringai di seberang.

Aku tersenyum saat berjalan ke pintu utama untuk membukakan pintu untuknya.

Dia menyapaku dengan senyum lebar terpampang di wajahnya.

"Hi Banjang of my heart" sapanya cukup untuk kudengar.

"Tunggu apa lagi? Sini masuk... Kehatiku" Aku balik menggodanya.

Dia pikir hanya dia yang tahu.

Dia memberiku senyum termanis sebagai tanggapan. "yuk..." Aku mengambil tangannya dan membawanya ke dapur

"Lihat siapa yang datang" kataku membuat Nana senang saat melihat Jennie.

"Hai Cantik kamu di sini.. Ah benar. Aku juga akan membuatkanmu bekal" katanya dan saat itulah Nana membuatkan Jennie bekal dan juga untuk Lisa.

Kami berpamitan pada Nana untuk berangkat ke sekolah.

Setelah beberapa menit kemudian kami tiba di sekolah, tanpa melepas pegangan tangan kami saat mengemudi.

"Banjang..." Jennie memanggilku sebelum aku keluar dari mobilnya

Dia tiba-tiba tersenyum jadi aku juga tersenyum "Apa?"

"Tidak apa-apa.." katanya sambil tersenyum.

"You're my muse"

"You're the escort then?"

"Apa aku terlihat like an escort to you?" Aku berpura-pura bahwa aku terluka oleh apa yang dia katakan.

"No. You look like My Banjang" Sekarang dia bertingkah imut.

Aku tersenyum padanya. Dan karena dia bertingkah semanis itu aku memberinya ciuman di bibir.

Kaca mobil kami berwarna jadi kamu tidak bisa melihat kami dari luar xixix.

Tiba-tiba CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang