Bantuan kecil

341 62 6
                                    

..

Sudah 24 jam Jannie mengabaikanku.
Kalau ini sekedar vlog konten tentang kita yang mengabaikan Roseanne selama 24 jam pasti itu berhasil. Aku
benar-benar tidak diperhatikan tidak peduli apa yang aku lakukan untuk diperhatikan.

"Lisa, apa yang harus aku lakukan?"

Aku memberi tahu Lisa apa yang terjadi. Aku tidak mampu untuk tidak memberitahunya. Hal lainnya adalah dia juga akan bertanya apa yang terjadi dengan Jennie karena sahabatku ini tidak cukup bodoh untuk tidak memperhatikan apa yang terjadi di sekitarnya..

"Seperti yang sudah kukatakan, beri dia ruang dulu Rosie."

Yah, Lisa benar. Mungkin jika aku memaksanya untuk berbicara denganku, dia hanya akan semakin
marah, jadi aku harus membiarkannya dulu.

"Roseanne" aku menoleh ke orang yang memanggil namaku

"V..."

"Bisakah kita bicara?" Dia tidak menunggu aku untuk menjawab dan pergi sepenuhnya. Aku hanya
mengikutinya.

"Aku akan segera kembali" kataku selamat tinggal pada Lisa.

"Aku minta maaf atas apa yang terjadi.."

Dia menyilangkan tangannya saat dia menatapku "Jika kamu benar-benar menyesal atas apa yang terjadi, kamu akan membantuku mendapatkan Jennie kembali, bukan?"

"Apa maksudmu"

"Dengar, Jennie dan aku tidak baik-baik saja dan itu semua karenamu" katanya padaku "Sekarang, agar aku memaafkanmu, kamu harus membantuku. Jelaskan semuanya padanya. Katakan padanya bahwa aku tidak memulainya. Bahwa kamu melakukannya sendiri"

Jika aku membantunya, itu berarti aku akan bisa berbicara dengannya. Itu benar. Aku akan mengambil bantuan ini agar aku bisa dekat dengannya lagi.
Ya, aku akan sangat membantu V karena itu benar-benar salahku mengapa dia dan Jennie tidak baik-baik saja sekarang. Aku perlu memperbaikinya.

"Jadi? Maukah kamu membantuku?"

"Tentu saja aku akan.."







Hari berikutnya.







Aku mengintai seluruh sekolah hanya untuk melihat Jennie. Aku perlu memberikan bunga ini padanya
yang berasal dari V. Aku juga harus menjelaskan sisi V kepadanya.

"Lisa!" Aku memanggil Lisa ketika aku
melihatnya  sedang berjalan tetapi dia tidak sendirian.

Lisa menoleh ke tempat aku berada

"Oh, besti!"

Aku segera mendatanginya jadi aku sedikit terkesiap.

Aku kehabisan napas saat melihat siapa yang bersama Lisa yang sekarang menatapku. Aku menegakkan tubuhku.

"Jennie..." Aku tersenyum padanya tapi dia hanya terispu.

Dan beberapa dektik dia memiliki wajah poker kembali.

"Aku pergi dulu, Lisa" dia hendak pergi ketika aku menghentikannya dengan memegang pergelangan tangannya.

"Tunggu..."

Dia melihat tanganku yang memegang pergelangan tangannya lalu mengalihkan pandangannya ke mataku. Aku segera melepaskan peganganku padanya.

"Maaf..." kataku.

Aku ingat bunga yang aku pegang.

"Oh ngomong-ngomong ini..." Aku mengulurkan tangan padanya.
Dia ragu pada awalnya tetapi dia juga mengambilnya dan mencium bunyanya.

"V memitipkan ini padaku untukmu " tambahku.

Dia menatapku dan kemudian menjauhkan bunga itu dari wajahnya.

Ada sesuatu yang tertulis di wajahnya. Seperti Kecewa? Tapi aku tidak yakin.

"Apa kamu masih punya sesuatu untuk dikatakan? Aku benar-benar harus pergi sekarang"

Kenapa dia terburu-buru? Kami berada di kelas yang sama.

"Maafkan aku Jennie. Untuk apa yang terjadi. Percayalah padaku, C-ciuman itu? Itu tidak berarti apa-apa dan tolong.. jangan marah pada V lagi. Dia tidak melakukan kesalahan jadi tolong jangan marah padanya. Kamu bisa marah denganku saja. "

"Siapa bilang aku marah padanya?" Dia tidak merasa ingin bertanya padaku.

"Yah... dia bilang karena kamu tidak
memperhatikannya"

"Jika dia tidak melakukan kesalahan.. kenapa dia tidak memberikan bunga ini sendiri"

"Dengar, V marah padaku karena apa yang terjadi, itu sebabnya aku membantunya agar aku bisa membalasnya, atas apa yang kulakukan padamu karena akulah yangg harus disalahkan.." Kataku padanya.

Dia hanya memutar matanya, "Kamu ingin aku tidak marah padanya agar dia tidak marah padamu begitu?"

"Ya! Maafkan dia. Dia tidak bersalah"

"Hei, Roseanne? Apakah kamu tidak ingin aku memaafkanmu? Apakah kamu tidak ingin aku berhenti
marah padamu?"

"T-tentu saja aku ingin.. "

"Ingin apa? Kamu hanya membuatnya terlihat seperti kamu ingin V memaafkanmu lebih dari aku memaafkanmu itu sebabnya kamu melakukan ini"

"Apa yang kamu, Jennie ... Bukan seperti itu! Aku hanya membantu V agar kamu bisa tenang. Aku tidak ingin merusak hubunganmu, itu saja.."

Dia hanya menatap lurus ke arahku.

"Bagaimana jika aku menginginkannya?"

Aku hanya menatapnya, bingung.

"Bagaimana jika aku memberitahumu bahwa aku ingin kamu menghancurkan kami sehingga aku punya alasan untuk memutuskan V"

Aku mengerutkan kening ketika dia berkata "Apa maksudmu?"

Dia menghela nafas, "Bukankah perasaanku begitu penting? Tapi kamu malah memprioritaskan perasaan V daripada perasaanku?" Dia mengejek.

"Banjang.. mungkin kamu lupa bahwa akulah yang terluka di sini, bukan V!"

"Jennie.." Aku hendak memegang tangannya tapi dia justru menjauhkannya dariku.

Dia tiba-tiba tertawa, "Ah benar! Aku hampir lupa, bahwa kamu menyukainya!"

"Jennie..." Aku memanggil namanya lagi. Tapi dia langsung pergi..

"Babe, kamu baik-baik saja?" Kata Lisa di sisiku.

"Aku tidak tahu apa yang terjadi"

"Yah.." hanya itu yang dikatakan Lisa.

Aku tidak tahu apa salahnya membantu V agar mereka bisa akur. Aku tidak tahu mengapa dia mengatakan bahwa perasaan V lebih penting bagiku daripada perasaannya? Lagipula, aku hanya memikirkannya karena aku tahu bahwa aku telah menyakitinya.

Andai saja dia tahu bahwa itu menyakitiku juga karena aku menyakiti perasaannya. Andai saja dia tahu bahwa
perasaannya penting bagiku. Andai saja dia tahu betapa aku ingin memeluknya dan mengatakan padanya untuk tidak khawatir. Andai saja dia tahu apa
yang kusadari malam itu..



Andai saja kau tau Jennie.




Andai saja kau benar-benar tahu...









..

Tiba-tiba CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang