Setelah bangun dari tidurnya dan bermalas-malasan di kamar, Mingyu akhirnya memutuskan keluar dari kamarnya. Ia berjalan menuruni tangga dan langsung menghampiri ibunya yang tepat keluar dari kamarnya. "Mama mau berangkat?" tanyanya yang malah mengangetkan ibunya.
Sang ibu menatap Mingyu dengan tajam, ia lalu memukul lengan putranya itu. "Kamu tuh sukanya ngagetin aja." kesalnya dan Mingyu malah terkekeh. "Emang kemana lagi kalo nggak berangkat? Mama udah cantik gini masih aja di tanyain." lanjutnya.
Mingyu memutar bola matanya dengan malas. "Berarti biasanya nggak cantik ya ma?"
"Alvaro!" ibunya bertambah kesal, membuat Mingyu semakin suka menggoda ibunya sendiri. "Udahlah, mama mending berangkat, mamanya Arka udah nunggu tuh." balasnya, lalu berjalan melewati Mingyu untuk keluar dari rumah tersebut.
Mingyu berjalan mengikuti sang ibu keluar dari rumah tersebut, benar saja, di depan rumah mereka sudah ada ibunya Wonwoo yang menunggu. Mingyu mendekat. "Arka mana tante?" tanyanya dengan senyuman sumringah saat bertanya keberadaan sang kekasih.
"Masih di kamar itu.." jawab ibunya Wonwoo dan Mingyu mengangguk untuk menanggapi.
"Ya udah, mama berangkat dulu, kamu kalo mau keluar jangan lupa kunci pintu." ucap ibunya Mingyu.
"Siap ma!" Mingyu menunjukkan gestur hormat kepada sang ibu, yang kemudian memasuki mobil bersama ibunya Wonwoo dan mobil tersebut melaju pergi dari sana untuk pergi ke sekolah guna pengambilan raport Mingyu juga Wonwoo.
Sedangkan Mingyu, ia berbalik menuju rumahnya, berlari menaiki tangga menuju kamarnya dan mengambil ponselnya. Ia lalu kembali turun dan keluar dari rumah tersebut, tak lupa mengunci pintu. Ia langsung berlari menyeberangi jalan dan masuk ke rumah Wonwoo begitu saja.
Mingyu menatap sekeliling, ia menutup pintu dan berjalan menuju kamar Wonwoo. Ia meraih ganggang pintu kamar tersebut dan perlahan, membukanya. Melihat sang kekasih sedang duduk di atas ranjang menghadap laptop dan memakai headphone untuk mendengarkan lagu.
"Arka!" Mingyu mendekat setelah menutup pintu, baru Wonwoo menoleh dan menatap Mingyu dengan bingung, ia melepas headphonenya, menatap Mingyu yang sudah duduk di sisi ranjangnya dan menatapnya seperti orang bodoh.
"Ngapain lo?" tanya Wonwoo ketus.
Mingyu memutar bola matanya dengan malas. "Masih cemburu aja." ucapnya, karena ia tahu bahwa Wonwoo cemburu karena ia mengantar Jeonghan tempo hari lalu. "Kan kita udah sepakat biar nggak gampang cemburu Ka." lanjut Mingyu.
"Siapa yang cemburu, enggak." kesal Wonwoo sembari mengalihkan pandangannya dari Mingyu dengan kembali menatap layar laptopnya. Ia akan memakai kembali headphonenya tapi Mingyu menahannya. "Alvaro.."
Mingyu tak menanggapi, ia merebut headphone tersebut dan meraih laptop Wonwoo dan menutupnya begitu saja lalu ia letakkan di meja kecil samping ranjang Wonwoo. Ia kemudian menaiki tempat tidur tersebut dan berbaring di samping Wonwoo, memeluk pinggang Wonwoo yang masih terduduk.
Wonwoo hanya menatap Mingyu dengan wajah kesal nan bingungnya. "Lo ngapain sih?" tanyanya kesal.
"Besok kan lo mau balik ke Bandung." jawab Mingyu sembari mendongakkan kepalanya, ia lalu berpindah posisi dengan meletakkan kepalanya di kedua paha Wonwoo. "Kita dua minggu nggak ketemu Ka." ucap Mingyu kemudian.
"Kita cuma baru pacaran ya, nggak nikah." balas Wonwoo sembari menunduk, menatap Mingyu yang memandangnya dari bawah. "Baru pacaran aja lo udah gini, apalagi kalo udah nikah, dikurung kali gue di rumah." ia memutar bola matanya dengan malas.
Pemuda tan itu mengulum bibirnya menahan senyum. "Emang lo mau nikah sama gue Ka?" tanyanya bercanda.
"Lo nggak mau emang?" tanya balik Wonwoo.

KAMU SEDANG MEMBACA
Kama Karsa
FanfictionMINWON • COMPLETED - book version of 'ketos🐱' at Minwon 2022 Local Fanfiction Jika seorang sahabat menjadi seorang kekasih, apakah mereka akan tetap bersahabat meskipun sudah putus? Tapi bagaimana jika rasa mereka semakin besar setelah keduanya pu...