22 • Baikan?

995 101 4
                                    

Mingyu berjalan melewati lapangan tengah sekolah tersebut, dimana di sana ada Wonwoo yang tengah menghukum siswa lain yang terlambat masuk sekolah. Ia menatap sang mantan kekasihnya itu dengan wajah yang murung.

Wonwoo memundurkan langkahnya, lalu ia pergi dari sana setelah menyerahkan tugasnya kepada sang wakil, ia berjalan ke arah kelasnya dan terhenti saat melihat Mingyu berdiri tak jauh darinya. Keduanya saling bertatapan. "Al--" tapi Mingyu pergi begitu saja.

Beberapa hari ini, Mingyu menghindar dari Wonwoo, sudah tak pernah terlambat masuk sekolah dan bahkan Wonwoo jarang melihat Mingyu di kantin. Ia menghela napasnya panjang lalu melanjutkan jalannya untuk menuju kelasnya.

Di sisi lain, Mingyu terus melangkah, begitu sampai, ia masuk dan langsung mendudukkan diri di kursinya. Mingyu mengeluarkan ponselnya dan biasanya dirinya akan membuka permainan di sana tapi ia terdiam, memikirkan raut wajah Wonwoo tadi.

Mingyu akhirnya membuka bagian pesan WhatsApp, ia mencari nomor Wonwoo yang sudah sangat lama tak ia hubungi, Mingyu mengetikkan pesan dan mengirimnya, lalu ia bangkit dari duduknya dan keluar dari kelas tersebut.

Ia berjalan ke arah toilet, berdiri di antara gedung 11 IPS dengan gedung toilet, ia di sana menunggu sembari menggerakkan kaki kirinya menendang-nendang kerikil di sekitarnya.

"Al.." Wonwoo sampai, ia mendekat ke arah Mingyu yang mendongakkan kepalanya. "Lo mau ngomong apa?" tanyanya, ia di kelas tadi dan tiba-tiba mendapat pesan dari Mingyu yang mengajaknya untuk bertemu.

Pemuda tan itu menatap sang ketua OSIS dengan lekat. "Gue mau minta maaf buat omongan gue hari itu.." ucapnya, ia mengalihkan pandangannya dari Wonwoo. "Seharusnya gue nggak ngomong gitu ke lo, gue juga mau minta maaf kalo semisal gue bikin lo capek karena gue terus bikin salah sama.. maaf harusnya gua nggak ngungkit masa lalu Ka." jelasnya.

Wonwoo menggigit bibir bawahnya, lalu ia mengangguk kecil untuk menanggapi. "Iya Al.. gue juga, minta maaf sama lo." balasnya. Ia menatap Mingyu yang masih menundukkan kepalanya, Wonwoo menelan ludahnya dengan kasar. "Al, gue--"

"Ya udah, gue balik ke kelas. Thanks." sela Mingyu dan ia berjalan meninggalkan Wonwoo di sana untuk kembali ke kelasnya.

Wonwoo menatap kepergian Mingyu dengan helaan napas yang panjang, padahal ia ingin membicarakan mengenai perasaannya terhadap Mingyu tapi pemuda itu malah pergi begitu saja. Ia lalu berbalik, memutuskan kembali ke kelasnya.

Keduanya merasa lebih lega sekarang setelah meminta maaf satu sama lain.

💧💫💧

Mingyu meregangkan tubuhnya setelah dirinya turun dari motor dan melepas helm yang ia gunakan. Ia lalu berjalan ke arah pintu masuk rumahnya tapi malah ujung matanya itu mendapati seorang pemuda yang duduk di depan rumah di seberang rumahnya.

Ia menoleh dan memperhatikan Wonwoo yang menunduk, lalu ia berjalan keluar dari area rumahnya, menyebrang jalanan komplek hingga sampai di rumah Wonwoo yang berada di seberang rumahnya.

Kedua matanya terus menilik Wonwoo yang masih menunduk dengan memeluk kedua kakinya, duduk di depan pintu masuk. "Lo kenapa Ka?" tanyanya sembari berjongkok di hadapan Wonwoo.

Wonwoo terperanjat, ia mendongak dan segera mengusap wajahnya yang basah karena air mata. "Bukan urusan lo." balasnya dengan ketus, mencoba menghindari tatapan Mingyu.

"Lo nangis?" tanya Mingyu, sementara Wonwoo hanya terdiam dengan masih menundukkan kepalanya. Setahunya, Wonwoo bukanlah orang yang mudah sekali menangis. "Urusan keluarga lagi?" tanyanya, tapi lagi-lagi tak mendapat jawaban karena Wonwoo hanya terdiam. "Kenapa? Mau punya nyokap tiri, lo?"

Kama KarsaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang