4 • Aman Nggak Aman

1.8K 146 9
                                    

Guru sedang menjelaskan di depan, tapi Mingyu sama sekali tak mendengarkan, meskipun pandangan kedua mata almondnya itu terarah pada guru sejarahnya. Ia tengah memikirkan dengan apa yang terjadi kepada Wonwoo selama beberapa hari ini sejak hari itu.

Hari di mana dirinya sungguh merasa kesal entah dengan Wonwoo sendiri atau orang lain. Merasa bahwa dirinya sama sekali tidak menyukai Wonwoo dekat dengan orang lain, sampai-sampai tersenyum dengan manisnya seperti madu.

Tapi hal tersebut menjadi boomerang bagi dirinya sendiri karena Wonwoo menghindarinya, selain pemuda itu jadi jarang bicara, bahkan pagi tadi Wonwoo berangkat dengan menaiki bis daripada membonceng dirinya seperti tadi. Pemuda itu mengatakan,

"Ka, lo mau kemana? Udah di tungguin juga." Mingyu menatap Wonwoo yang berjalan melewati trotoar komplek setelah keluar dari rumahnya.

Pemuda itu menoleh dan menatap Mingyu dengan wajah datarnya. "Gue naik bis aja." ucapnya dan ia melanjutkan jalannya.

Mingyu tentu saja bingung, ia menyalakan motornya dan mengendarainya ke samping Wonwoo, melaju pelan-pelan. "Kenapa sih? Biasanya juga bareng gue." ucap Mingyu.

Wonwoo tak merespons sedikit pun, meskipun Mingyu terus mengendarai motornya di sampingnya, tapi dirinya sama sekali tak menggubris pemuda itu, sampai akhirnya mereka keluar komplek, Wonwoo langsung menuju halte bis dan menunggu bis di sana.

Sekarang Mingyu memperhatikan pemuda itu yang hanya fokus pada ponselnya dan menunjukkan raut wajah tak ingin diganggu. Ia menghela napasnya. "Ya udah." ucapnya pada Wonwoo dan ia melaju pergi ke sekolah.

Itu yang membuat Mingyu kepikiran sekarang, kenapa perubahan sikap Wonwoo seperti itu dan ia tidak mengerti kesalahannya di mana. Padahal sudah jelas-jelas ia memberitahu Wonwoo bahwa dirinya cemburu tapi Wonwoo pun waktu itu tak menggubris dan malah meminta Mingyu untuk segera pulang.

Bel istirahat kedua berbunyi, setelah guru sejarah keluar dari ruangan 10 IPS 3 itu, Mingyu bergegas bangkit, menghiraukan panggilan teman-temannya yang mengajaknya ke kantin. Ia melewati beberapa kelas hingga sampai di gedung 10 IPA yang berada tepat di depan kelasnya.

Mingyu berdiri di depan 10 IPA 2, ia menunggu Wonwoo tapi pemuda itu tak kunjung keluar. Ia mendekat ke arah pintu dan melihat Wonwoo yang duduk sendirian di kursinya, keadaan kelas sepi karena yang lain pergi ke kantin untuk makan siang.

Pemuda tan itu memutuskan masuk, ia mendudukkan diri di kursi yang berada di depan meja Wonwoo. Menatap pemuda itu yang menampilkan wajah datarnya seperti pagi tadi. "Lo kenapa sih?" tanyanya.

"Nggak papa." jawab Wonwoo datar.

"Jangan nggak papa gitu, lo bukan cewek." kesal Mingyu.

Wonwoo menghela napasnya dengan kasar, menatap pemuda tan itu yang masih menunggu jawaban dari dirinya. "Lo kan tahu kita sahabat Al.. tapi kenapa lo jadi suka sama gue sih?" akhirnya unek-uneknya selama beberapa hari ini keluar dari mulutnya, beruntung kelas begitu sepi.

Akhirnya Mingyu tahu dimana permasalahannya, padahal dirinya tidak meminta Wonwoo untuk mentoleransi bagaimana perasaanya terhadap Wonwoo. "Ya itu kan perasaan gue Ka, lo sendiri juga bilang kalo lo ngerasa nyaman sama gue." balasnya.

"Iya tapi gue mikirnya itu dalam konteks persahabatan Alvaro.." Wonwoo menghela napasnya panjang. "Gue cuma nggak mau persahabatan kita jadi berantakan cuma gara-gara perasaan kita." Wonwoo mulai meninggikan suaranya, dna tentu saja Mingyu akan melakukan hal yang sama.

"Cuma lo bilang?" kan, ia juga meninggikan suaranya. "Tapi itu malah bikin kita jauh Arka, gue mah biasa aja, masih main ke rumah lo, berangkat pulang sama lo, lo-nya sendiri yang malah ngejauhin gue."

Kama KarsaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang