12 • Takut Banget

959 92 5
                                    

"Cantik kan pacarnya Al nek?" Mingyu tengah menunjukkan foto Wonwoo kepada neneknya, mengenalkan kepada sang nenek bagaimana rupa sang kekasih.

Neneknya tentu mengernyit bingung, wanita lansia itu menoleh dan menatap Mingyu yang duduk di sampingnya. "Kan dia laki-laki to Al.. Cantik dari mananya, ganteng gitu." balasnya.

"Iya cowok tapi cantik tau.." Mingyu menjauhkan ponselnya dari hadapan sang nenek lalu menatap foto Wonwoo dengan senyuman di wajahnya.

"Bu lek kira pacar kamu perempuan Al.." ucap seorang wanita yang baru datang sembari menghidangkan teh untuk sang ibu, neneknya Mingyu. Ia lalu mendudukkan diri di seberang Mingyu dan ibunya.

Mingyu mendongak dan menatap adik kandung ibunya itu. "Bosen tau sama cewek bu lek.. Cowok lebih menantang." balas Mingyu dengan pamer.

"Ada-ada aja kamu ini." sang nenek memukul lengan Mingyu dan meraih cangkir tehnya, meminumnya sedikit. "Orang tua kamu sudah tahu?" tanyanya kemudian.

"Udah dong, orang rumah kita aja sebrangan, mama sama papa juga nggak marah, malah mama ngedukung banget." jawab Mingyu.

"Itu karena Arka anaknya baik." sang ibu ikut bergabung di ruang tamu rumah joglo tersebut. Ia menatap sang ibu. "Malah aku kasihan sama Arka karena mau aja pacaran sama anak kaya Alvaro." lanjutnya.

"Ih mama apaan sih, bukannya belain aku juga." kesal Mingyu, ia kemudian bangkit dari duduknya. "Udah lah, mending aku telfonan sama Arka." ucapnya dan berjalan keluar dari rumah joglo tersebut.

Mingyu melangkah ke sebuah gazebo kecil yang ada di samping rumah, ia duduk di sana dan mencari nomor Wonwoo lalu menelponnya. Belum ada dua detik, panggilannya langsung di terima oleh Wonwoo, yang membuat Mingyu sedikit terkejut.

"Hallo sayang.."

Malah semakin bingung ketika Wonwoo memanggilnya dengan panggilan sayang. "Ka, kesambet apaan lo?" tanya Mingyu.

"Bentar."

Mingyu mengerjapkan kedua matanya. "Lo kenapa? Kok suara lo kaya panik gitu?" tanyanya khawatir, lalu terdengar suara orang yang begitu ramai dan Wonwoo seperti berjalan menjauhi keramaian itu.

"Al.. gue takut banget.."

Suara Wonwoo terdengar panik, membuat Mingyu juga ikutan panik. "Lo kenapa huh?" tanyanya.

"Untung lo telfon, jadi gue bisa pergi."

"Apaan sih Ka? Cerita ke gue, jangan bikin gue penasaran." Mingyu menghela napasnya dengan kasar.

"Jadi kan lo tahu kalo di rumah saudara gue ada hajatan."

"Ehm."

"Terus tuh orang-orang emang lagi sibuk sama urusannya sendiri-sendiri, nah gue kan duduk di kursi gitu, cuma emang posisinya kaya di pinggir gitu. Gue lagi main HP, terus tiba-tiba sepupu gue dateng Al." ucap Wonwoo terhenti, ia terdengar menghela napasnya. "Sepupu gue ini, katanya suka sama gue."

"Hah?" tentu saja hal tersebut membuat Mingyu bertambah bingung. "Masa sih suka sama sepupu sendiri."

"Makanya, mana dia udah 24 tahun, udah kerja, dan suka grepe-grepe gue gitu.."

"Anjing!" amarah Mingyu naik begitu saja.

"Gue emang jarang ketemu sama dia karena dia kerja di Kalimantan, tapi emang kalo balik kampung dan kita ketemu, dia suka megang-megang gue. Gue risih Al, barusan aja dia ngelus-ngelus paha gue, terus gue langsung singkirin."

Kama KarsaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang