6 • Peluk Aja

1.6K 114 6
                                    

"... jadi memang, untuk perbandi--" kalimat dari seorang guru kimia terhenti saat kedua matanya menangkap sosok asing yang duduk di samping salah satu murid kebanggaannya. Dahinya mengernyit hingga kedua alis tebalnya menukik tajam. "Kamu siapa? Kamu kan bukan anak kelas ini." ucapnya ke arah Mingyu sembari berjalan mendekat.

Mingyu melebarkan senyumnya, cengengesan sembari menggaruk tengkuknya yang sebenarnya tak gatal. "Pengen ikut pelajarannya bapak aja pak." jawab Mingyu dengan diikuti kekehan canggung.

Sementara sang kekasih, hanya bisa menahan malu sembari terdiam menundukkan kepalanya, ia tak mau menanggapi apapun karena memang Mingyu sendiri yang datang ke kelasnya begitu bel masuk setelah istirahat pertama berbunyi.

Guru kimia itu berhenti di dekat meja Wonwoo, ia memperhatikan Mingyu dengan wajah tidak suka. "Keluar kamu, kamu kan juga punya kelas. Ngapain coba di sini." ucapnya tidak suka, meskipun nadanya tak terlalu tegas, tapi wajahnya sungguh menjengkelkan.

Mingyu mengangguk kecil, sementara siswa lain hanya saling berbisik membicarakan kelakuan Mingyu dan Wonwoo sejak Minggu lalu keduanya berkencan. Pemuda tan itu lalu bangkit dari duduknya, ia tersenyum ke arah guru kimia di hadapannya lalu pamit keluar setelah mengusak rambut Wonwoo.

Wonwoo mendongak panik, ia tersenyum canggung ke arah gurunya lalu menatap kepergian Mingyu dengan tatapan tajam. Mengumpat dalam hati karena Mingyu telah membuatnya malu bukan kepalang di depan guru perempuan itu yang tengah memperhatikannya.

Di sisi lain, Mingyu tengah berjalan dengan santainya menuju kelasnya yang tepat di belakang kelas Wonwoo. Ia sesekali berjinjit untuk mengintip sang kekasih dari jendela kelas.

Mingyu lalu memasuki kelasnya yang memang tak ada pelajaran, langsung berjalan ke arah kursinya dan duduk di sana.

"Tumben dah balik, biasanya sampe kelas Arka selesai." ucap Seungkwan yang duduk tak jauh dari Mingyu, ia menampilkan wajah julid andalannya.

"Ketauan gue sama guru kimia itu, nggak tahu siapa namanya." balas Mingyu dengan sedikit mengerucutkan bibirnya karena kesal. Padahal ia masih ingin berduaan, maksudnya, duduk berdampingan dengan Wonwoo.

"Salah lo sendiri." Seungcheol yang tadinya duduk di bagian paling depan berbalik, ia berjalan ke arah kursinya yang tepat berada di depan Mingyu. "Bucinnya pake kebangetan kalian berdua, baru juga seminggu." lanjutnya lagi, sama menampilkan wajah julidnya seperti Seungkwan.

Pemuda tan itu berdecak kesal. "Emang salah bucin sama pacar sendiri? Lo kan jomblo, jadi nggak tahu rasanya." balas Mingyu tak kalah julid dari temannya yang lain.

Karena tak ada jawaban, senyum kebanggaan mengembang di wajah Mingyu, ia merapikan seragamnya dengan bangga karena bisa memiliki pacar seperti Wonwoo.

💧💫💧

Mingyu duduk di atas motornya sembari memainkan ponselnya, keadaan sekolah sudah cukup sepi tapi dirinya masih begitu setia menunggu sang kekasih.

Hingga akhirnya penantian itu tiba, Wonwoo datang ke arah dekat gerbang masuk, ia berjalan menghampiri Mingyu dan berdiri di samping pemuda tan itu. "Kelamaan ya?" tanyanya sembari meraih helm yang ada di bagian depan motor Mingyu.

Mingyu menoleh, ia menyimpan ponselnya dalam saku jaket yang ia gunakan dan menggeleng kecil. "Enggak kok, santai aja." ucapnya lalu ia memakai helmnya sendiri. "Ayo pulang." ajaknya.

Wonwoo kemudian menaiki motor tersebut, ia menghela napasnya panjang serasa mendekatkan tubuhnya ke tubuh Mingyu, memeluk pemuda tan itu dengan melingkarkan kedua tangannya ke perut Mingyu. Motor mulai melaju.

Kama KarsaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang