13 • Baik-Baik Aja

913 87 7
                                    

Ketika Mingyu melangkah keluar dari mobil sang ayah sekembalinya dari Jogja, bukannya masuk ke dalam rumahnya, ia langsung berjalan menyebrang dan menuju ke rumah Wonwoo. Ia langsung masuk begitu saja. "Tante, Arka mana?" tanyanya langsung kepada ibunya Wonwoo yang berada di ruang tamu.

"Itu di kamarnya." jawabnya, masih bingung karena tiba-tiba muncul Mingyu yang setahu dirinya masih berada di Jogja.

Mingyu segera bergegas menuju kamar Wonwoo, ia membuka pintu kamar tersebut dan menatap Wonwoo yang menatapnya dengan bingung juga. "Ka, lo--"

"Lo kapan balik--"

"Barusan." Mingyu berjalan mendekati Wonwoo, berjongkok di depan Wonwoo yang duduk di kursi belajarnya. "Lo nggak papa kan?" tanyanya dengan khawatir. Ia mendongakkan kepalanya menatap Wonwoo lekat.

Wonwoo tersenyum tipis. "Gue nggak papa Al.." balasnya membuat Mingyu lebih lega.

Mingyu langsung memeluk Wonwoo dengan ia menenggelamkan wajahnya di perut Wonwoo. "Gue takut lo bakal kenapa-kenapa.." ucapnya.

"Gue nggak papa.." Wonwoo menangkup wajah Mingyu dan membuatnya mendongak. "Khawatir banget ya lo?" tanyanya dan Mingyu mengangguk dengan wajah cemberut. "Gue udah nggak mau mikirin itu Al, buat jadi pembelajaran aja, kalo nggak semua orang yang kita kenal itu baik. Termasuk saudara sendiri."

"Yang baik cuma gue.." Mingyu kembali memeluk Wonwoo dan kembali menenggelamkan wajahnya di perut Wonwoo.

Sedangkan Wonwoo terkekeh mendengarnya. "Lo sama aja kali."

"Kan gue pacar lo." Mingyu mendongak dan menampilkan wajah memelasnya. "Gue kangen banget sama lo tau, hampir dua minggu nggak ketemu."

"Tapi untung nggak jadi dua minggu kan?" kekeh Wonwoo dan Mingyu mengangguk untuk menanggapi. "Mau jalan-jalan?" tawarnya.

Mingyu langsung bangkit berdiri. "Ayo!" ajaknya antusias.

"Entar sore aja, lo istirahat dulu Al. Baru juga balik dari Jogja." balas Wonwoo, ia bangkit dari duduknya dan menarik Mingyu untuk membawanya keluar dari kamarnya. Ia membuka pintu dan mendorong Mingyu keluar, menatap sang kekasih yang wajahnya cemberut. "Udah sana." ucapnya.

Mingyu menghela napasnya dan mengangguk, mengerti apa yang di katakan oleh Wonwoo. "Bye-bye manis.. sampe ketemu ntar sore.." ucapnya lalu berbalik dan berjalan pergi dari rumah tersebut, tak lupa berpamitan dengan ibunya Wonwoo.

💧💫💧

Mingyu menatap sekeliling dan melihat keadaan taman kota yang cukup ramai di sore hari ini. Ia menoleh untuk menatap sang kekasih yang berjalan di sampingnya. "Lo beneran cuma mau jalan-jalan di sini Ka?" tanyanya. Wonwoo mengangguk kecil untuk menanggapi. "Gue kira lo mau ngajak kemana gitu.."

"Kemana emang? Gue cuma pengen jalan-jalan sama lo Al. Cuma pengen berdua sama lo, kalo di rumah kan ada orang tua kita." balas Wonwoo.

Mingyu mengulum bibirnya dan menatap Wonwoo dengan sedikit keheranan. "Lo sebenernya kangen banget ya sama gue?" tanyanya dan Wonwoo mengangguk lagi untuk menanggapi. "Tumben ngaku, biasanya sih ogah-ogahan kaya tsundere." lanjutnya.

Wonwoo menoleh. "Giliran gue iyain, protes."

"Nah kan, mulai keluar tuh muka-muka keselnya." Mingyu memutar bola matanya malas.

"Lo duluan yang mulai." Wonwoo menghentikan langkahnya dan mendudukkan diri di kursi kosong taman tersebut dan Mingyu mengikuti. "Gue tuh cuma ngerasa kalo.. lo itu beda Al." ucapnya.

"Beda apanya?" Mingyu mengernyit bingung. "Kita cuma nggak ketemu semingguan lebih Ka, nggak ada yang berubah kali." balasnya kemudian.

"Bukan gitu maksud gue..." Wonwoo menghela napasnya. "Maksudnya lo beda aja Al sama yang lain. Karena kejadian di Bandung kemarin, gue jadi sadar kalo gue nggak bisa ngasih toleran sama yang lain, Kak Stella megang-megang gue gitu gue rasanya risih banget, sedangkan lo, lo mau megang gue, mau grepe-grepe gue, mau ngelus-ngelus gue, gue biarin gitu aja.."

Kama KarsaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang