25 • Akhir [end]

2.6K 135 8
                                    

Mingyu yang masih terlelap terganggu tidurnya karena mendengar suara rintihan yang tak begitu jauh darinya, perlahan, ia membuka kedua matanya meskipun masih merasa begitu ngantuk.

Dengan samar, ia melihat Wonwoo bangkit dari tidurnya, tangan kiri pemuda itu memegangi pinggangnya sendiri. "Ka?" panggilnya dengan suara khas bangun tidurnya dan Wonwoo menoleh. "Lo mau kemana?" Mingyu bangkit duduk sembari mengucek kedua matanya.

Wonwoo menghela napasnya dengan panjang. "Gue mau mandi, ini udah jam enam Al, kita kesiangan." jawabnya, berusaha bangkit tapi sungguh pinggangnya serasa patah karena kejadian semalam.

Mingyu mengerjap dan menyibak selimut yang menutupi tubuhnya, ia turun dari tempat tidur, berjalan ke arah Wonwoo dan berdiri di hadapan sang ketos. Ia mengulurkan tangannya untuk membantu Wonwoo tapi malah mendapat pukulan keras di tangannya itu. "Apasih.."

"Pake dulu celananya bege!" kesal Wonwoo, pasalnya Mingyu masih telanjang bulat dan itu membuat dirinya tentu saja melihat kelamin Mingyu. Ia langsung mengalihkan pandangannya.

Mingyu menunduk, ia lupa. "Nggak papa lah.. toh juga semalem dah liat." balasnya.

"Hih, Al!" seru Wonwoo, tubuhnya ditarik begitu saja oleh Mingyu. "Sakit!" seru Wonwoo sembari menampar punggung Mingyu yang akan membawanya menuju kamar mandi di kamar tersebut.

Mingyu berbalik, ia menatap Wonwoo dengan wajah datarnya, lalu meraih tubuh Wonwoo dan menggendongnya ala bridal.

"Alvaro! Turunin! Gue bisa--"

"Bisa apa huh? jalan aja nggak bisa." sela Mingyu, ia melangkah membawa Wonwoo memasuki kamar mandi.

"Salah lo juga kali, pinggang gue patah deh keknya." balas Wonwoo dengan wajah cemberut, tubuhnya di turunkan Mingyu di bawah shower. Ia menatap Mingyu yang masih berdiri dihadapannya. "Ngapain lo masih di sini?"

"Mandi bareng aja ya.." Mingyu menyalakan shower dan membuat Wonwoo gelagapan karena air dingin yang langsung mengguyur tubuhnya.

Wonwoo menatap tajam Mingyu, ia memukul dada pemuda tan itu dihadapannya. "Lo bisa mandi di kamar mandi lain." tegasnya.

"Nggak usah, di sini aja sekalian gue bantuin lo." jawab Mingyu dan tersenyum. Ia kemudian membalik tubuh Wonwoo agar membelakanginya dan mematikan shower lalu meraih sabun dan menyabuni tubuh Wonwoo.

Pemuda manis itu hanya menghela napasnya, ia membiarkan Mingyu melepas celananya dan membersihkan tubuhnya hingga selesai, baru Mingyu yang mandi.

Keduanya bersiap hingga selesai, memakai seragam masing-masing dan Wonwoo keluar dari kamarnya, ia berjalan dengan memegangi pinggangnya sendiri, merintih sakit juga saat lubang analnya serasa perih saat ia bawa jalan.

"Arka, kamu sakit?"

Wonwoo menoleh, ia tidak sadar ada ibunya Mingyu di ruang tamu. "Oh, enggak kok tante.." jawab Wonwoo.

Dahi wanita paruh baya itu mengernyit bingung. "Tapi wajah kamu pucet, terus.. ngapain megangin pinggang kaya gitu?" tanyanya sembari mendekat.

Wonwoo langsung menurunkan tangannya. "Oh.. ini tadi jatuh di kamar mandi, kepleset." jawabnya dengan canggung.

Ibunya Mingyu menghela napasnya. "Kamu ini ada-ada aja." jawabnya. "Dimana Alvaro?"

"Dia di kamar tante, masih siap-siap mungkin." jawab Wonwoo.

"Tante ke sini mau ngasih bekal buat kalian, kalo sarapan dulu pasti kelamaan. Kenapa emangnya bangun telat?" tanya ibunya Mingyu lagi, ia memberikan dua kotak bekal untuk Wonwoo dan Mingyu.

Kama KarsaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang