20 • Masih Suka

862 105 4
                                    

"Alvaro berubah?" Dahi Jihoon mengernyit sembari menatap Wonwoo yang duduk di seberangnya, keduanya berada di kantin sekarang.

"Anjing! emang banyak bacot lo."

"Lo kali Al, udah dibilangin kalah ya tetep kalah."

"Kan mereka duluan yang mulai. Awas aja bakal gue kalahin pas lomba semester depan."

Wonwoo menghela napasnya dan mengalihkan pandangannya dari Mingyu yang duduk tak jauh darinya sedang berbincang mengenai sepak bola dengan teman-temannya. Ia kembali menatap Jihoon. "Iya, mana suka ngomong kasar ke gue sekarang." jawabnya kemudian.

Jihoon lalu menolehkan kepalanya ke belakang, ia menatap Mingyu yang terus berceloteh bersama teman-temannya itu. "Terus kenapa lo khawatir hm? Kan udah putus." ucap Jihoon kemudian, menatap Wonwoo yang wajahnya sedikit panik.

"Nggak gitu Andre.." Wonwoo menundukkan kepalanya. "Gue cuma.. ngerasa kalo Al emang udah bener-bener nggak suka sama gue, jadi yah, mau gimana lagi." balasnya.

Pemuda dihadapan Wonwoo itu memutar bola matanya dengan malas, ia tahu jika Wonwoo sebenarnya masih memiliki perasaan untuk mantannya itu, tapi Wonwoo terlalu gengsi untuk mengungkapkannya secara gamblang apalagi ia yang memutuskan Mingyu. "Sabar-sabar aja deh lo sama kelakuan Al sekarang." balasnya, apalagi Wonwoo adalah ketua OSIS.

Wonwoo mengangguk kecil untuk menanggapi, ia lalu bangkit dari duduknya. "Gue mau ke ruang OSIS." ucapnya.

"Oke." dan setelah mendapatkan jawaban dari Jihoon, Wonwoo berjalan pergi dari area kantin, ia menuju ke ruang OSIS dan melihat beberapa anggotanya yang sudah mempersiapkan acara penutupan MOS yang akan dilakukan setelah istirahat kedua nanti.

Ia menatap sekeliling. "Hadiahnya udah disiapin?" tanya Wonwoo, kepada siapapun anggotanya yang ada di sana.

"Udah Ka, dibawa Mela ke depan perpus tadi." jawab salah satu.

Wonwoo mengangguk paham lalu ia keluar dari sana, berjalan menuju perpustakaan yang gedungnya memang berada di depan ruang OSIS. Wonwoo melihat beberapa anggotanya sedang membenahi hadiahnya, ia mengecek ulang tulisan di hadiah yang dibungkus kertas berwarna coklat itu, sampai tidak sadar bahwa sekarang Junhui sudah berdiri di belakangnya.

Wonwoo berbalik, tapi dirinya langsung menabrak mantan ketua OSIS sebelumnya itu yang entah berdiri di sana sejak kapan. Wonwoo membulatkan matanya. "Sorry kak." ucapnya dengan canggung.

Junhui terkekeh kecil. "Nanti pulangnya gue anter ya Ka." ucap Junhui tiba-tiba.

Wonwoo mengerjapkan kedua matanya, sebenarnya ia tak suka merepotkan orang lain tapi Junhui selalu memaksa, bahkan terkadang, pagi hari saat ia akan berangkat sekolah, Junhui sudah menunggunya di depan rumahnya. "Emang kak Viktor nggak capek nganterin gue terus?" tanya Wonwoo.

Junhui langsung menggelengkan kepalanya. "Gue nggak pernah capek sama lo Ka." ucapnya.

"Alah, paling bacot."

Keduanya menoleh saat mendengar kalimat tersebut, yang datang dari Mingyu yang berjalan melewati mereka untuk menuju ke perpustakaan. Wonwoo mengernyitkan dahinya menatap Mingyu yang memasuki perpustakaan.

Junhui berdecak kesal. "Tuh anak kalo nggak dikasih pelajaran nggak--"

"Kak, nggak usah." Wonwoo menahan tubuh Junhui yang akan menghampiri Mingyu, ia menatap kakak kelasnya itu dengan lekat. "Biarin aja, ntar juga dia capek sendiri." balas Wonwoo.

Junhui menghela napasnya kasar dan ia mengangguk. "Kalo gitu gue balik kelas dulu ya, semangat buat acaranya."

"Iya kak, makasih.." jawab Wonwoo, menatap Junhui yang berjalan pergi dari sana. Ia menghela napasnya dan saat berbalik untuk melihat hadiah yang sudah tertata rapi tadi, ia melihat Mingyu yang berjalan keluar perpus membawa sebuah buku.

Kama KarsaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang