17 • Penyesalan

1K 112 11
                                    

Kelas 10 IPA 2 berbondong-bondong keluar kelas setelah bel istirahat kedua berbunyi. Termasuk Wonwoo yang berjalan mengikuti Jihoon di depannya. Ia terus melangkah, membawa dirinya sampai di kantin.

Wonwoo memasuki area kantin bersama Jihoon, ia menatap sekeliling untuk mencari tempat duduk tapi malah yang ia temukan adalah sosok Mingyu yang duduk di antara keramaian di kantin tersebut.

Ia diabaikan oleh Mingyu, sosok teman pertama yang Wonwoo dapatkan saat ia baru pindah dari Bandung adalah Mingyu, dan sosok pertama juga yang mengabaikannya adalah Mingyu. Karena keputusannya sendiri, malah membuatnya semakin jauh dari pemuda tan itu yang sudah menjadi mantan kekasih.

Ia menatap punggung Mingyu yang duduk membelakanginya, tangan kanannya masih memakai arm sling karena belum sepenuhnya pemuda itu sembuh. Ia masih merasa bersalah sebenarnya, tapi meminta maaf pun, Mingyu tak memberikan kesempatan itu padanya.

Wonwoo sedikit mendekat, melihat Mingyu yang kesusahan untuk makan mie ayam kesukaannya. Ia ingin sekali menolong Mingyu dengan menyuapinya, tapi dirinya kini bukan siapa-siapanya Mingyu, bahkan mungkin saat ia baru mendekat, mie ayam itu yang akan terlempar ke wajahnya.

Dahinya mengernyit saat melihat Jeonghan berpindah mendudukkan diri di samping Mingyu. Tangan kanannya itu bergerak mengambil garpu mie ayam milik Mingyu dan mulai menyuapi mantan kekasihnya itu.

Api cemburu terbakar di hati Wonwoo, ia ingin sekali menghampiri Jeonghan dan menampar pemuda itu. Tapi langkahnya di hentikan oleh Jihoon. "Lo yang mutusin dia Ka, jadi biarin Alvaro sama yang lain." ucap Jihoon setengah berbisik.

Wonwoo menoleh dan menatap Jihoon, membuat dirinya sadar dan berakhir ia berjalan pergi dari kantin. Selera makannya telah hilang. Ia terus melangkah hingga sampai di ruang OSIS. Wonwoo masuk, dengan keadaan yang begitu sepi, ia mendudukkan diri di kursinya. Kursi ketua OSIS.

Kedua tangannya mengepal, ia mencoba menstabilkan amarahnya sendiri. Terdiam di ruangan tersebut yang begitu sepi. Wonwoo diam, ia mencoba menerima semua kemungkinan yang terjadi pada Mingyu setelah ia memutuskan Mingyu, jadi ia harus menerimanya, jika Mingyu menjalin hubungan dengan orang lain.

Setelah menghabiskan waktu istirahat keduanya di ruang OSIS, Wonwoo akhirnya keluar dari sana dan berjalan melewati deretan gedung laboratorium untuk menuju ke toilet. Ia terus melangkah dan masuk ke dalam salah satu bilik di sana.

Wonwoo duduk di atas toilet tersebut dan tak melakukan apa-apa, hanya mencoba menenangkan diri dan ia keluar setelah beberapa saat. Ia membasuh kedua tangannya dan menoleh saat mendengar suara langkah kaki yang memasuki toilet tersebut.

Kedua matanya menatap Mingyu yang juga menatapnya dengan datar, Mingyu lalu berjalan memasuki salah satu bilik dan tak lama, ia keluar. Membasuh tangan kirinya dengan susah payah.

Wonwoo memperhatikannya. "Al.." panggilnya tapi tak ada respons sama sekali, bahkan Mingyu tak menoleh, menganggap seperti tak ada Wonwoo di sana. "Gue minta maaf.." ucap Wonwoo, tak mendapat balasan pun, ia tetap berucap. "Gue tau, kecelakaan yang lo alami gara-gara gue. Gue minta maaf Al.." lanjutnya.

Mingyu mengibaskan tangannya dan berjalan ke arah pintu. "Bacot." lalu keluar begitu saja dari toilet tersebut.

Meninggalkan Wonwoo yang tercengang karena omongan Mingyu yang begitu kasar. Ia menelan ludahnya dengan kasar, lalu keluar dari toilet tersebut dan menatap kepergian Mingyu yang menuju ke kelasnya. Helaan napas panjang Wonwoo keluarkan, ia melangkah menuju ke kelasnya dengan wajah yang lesu.

💧💫💧

Di jam istirahat, seperti biasa Wonwoo akan keluar kelas untuk menuju kantin, atau perpustakaan, atau bahkan ruang OSIS untuk melakukan urusannya. Tapi kini, dirinya malah berdiri di pinggir lapangan dan memperhatikan Mingyu yang tengah bermain basket.

Kama KarsaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang