بِسْمِ ٱللَّٰهِ ٱلرَّحْمَٰنِ ٱلرَّحِيمِHappy Reading 🌷
"Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui."
-QS. Al Baqarah: 216
🌷🌷🌷
Azzaya mengerjapkan matanya beberapa kali, lalu melirik jam dinding yang sudah menunjukkan pukul 2 lewat 50. Azzaya terbangun lebih awal dari alarm yang dirinya pasang tepat pukul 3. Ia merubah posisinya menjadi duduk, tangannya meraba sebuah benda pipih di samping nakas.
Di sana tertera dengan jelas tanggal dimana dirinya dan Izyan akan menikah hari ini. Azzaya sengaja memberi tanda agar dirinya tidak lupa akan hari pernikahannya, walaupun ia sendiri tidak pernah mengharapkan pernikahan ini terjadi.
Azzaya menuju kamar mandi untuk mandi sekaligus mengambil wudhu, ia akan melaksanakan sholat tahajud 4 rokaat terlebih dulu, kemudian dilanjut dengan sholat witir 3 rokaat.
Setelah selesai sholat, Azzaya tidak langsung beranjak, gadis itu seperti biasa memanjatkan doa dahulu sebelum mengakhiri.
Azzaya mengangkat kedua tangannya dan mulai memanjatkan doa.
"Ya Allah.... Hari ini hari pernikahan Azza dengan Bang Izyan, Azza gak menyangka semua ini akan terjadi begitu cepat. Azza gak tau harus merasakan senang atau sedih, mungkin campur aduk. Azza ikhlas dan pasrah menikah dengan Bang Izyan walaupun Azza gak cinta sama dia, tapi di sisi lain Azza gak mau menikah dengan Bang Izyan karena Azza masih mencintai Aris. Azza gak tau apa yang Engkau rencanakan ke depannya ya Allah, Azza percaya takdir yang Engkau berikan pada Azza adalah takdir terbaik yang Engkau catat di lauhul Mahfudz. Aamiin...."
Azzaya mengusap kedua tangannya ke wajah, lalu membuka mushaf Al-Qur'an berukuran kecil yang ia taruh di laci. Gadis itu mulai membaca Al-Qur'an dengan suara merdu, membuat siapa saja yang mendengarnya akan merasa tenang.
10 halaman telah Azzaya baca, ia mengakhirinya ketika jam sudah menunjukkan pukul setengah 5. Itu artinya waktu shubuh sebentar lagi.
Azzaya melaksanakan sholat shubuh setelah adzan berkumandang. Setelah selesai, ia beranjak untuk bersiap-siap. Sambil menunggu penata rias datang, Azzaya memasak mie instan untuk mengganjal perutnya agar tidak kelaparan saat acara siang nanti.
Azzaya memasukkan bumbu mie goreng ke dalam mangkuk, dan mulai memasak mienya sampai matang. 3 menit kemudian mie matang, Azzaya menuangkannya ke dalam mangkuk dan mulai mengaduknya sampai bumbunya tercampur dan menyerap secara rata.
Sisa airnya ia buang ke wastafel dengan hati-hati sambil membaca bismillah. Azzaya menambahkan sedikit nasi ke mie gorengnya, jika tidak dirinya pasti akan cepat lapar.
Saat sedang menikmati makanannya, seseorang mengetuk pintu kamarnya.
Tok tok tok!
Azzaya menduga itu pasti Aisyah. Dan benar saja, sang Bunda datang bersama dua orang yang tak Azzaya kenal.
Azzaya mempersilakan Aisyah dan dua orang itu masuk ke dalam kamarnya.
"Ternyata kamu udah bangun. Ini Mbak Safa dan Mbak Meli yang akan merias wajah kamu."
Azzaya mengangguk kecil, "Azza mau makan dulu sebentar Bun," Azzaya hendak melanjutkan makan namun Aisyah segera menghentikannya.
"Kenapa Bun?" tanya Azzaya heran. Dirinya baru ingin memakan suapan keempat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Takdir Azzaya (On Going)
Romance[FOLLOW SEBELUM MEMBACA!] Bagaimana rasanya jika dilamar oleh sepupu sendiri? Menerima atau menolaknya? Itulah kisah Azzaya Maryam Shofwatunnisa, gadis lucu nan menggemaskan yang baru saja lulus SMA tidak tau harus menerima atau menolak lamaran dari...