Bab 03 - Pass and Love

204 44 0
                                    

Assalamualaikum....

Jangan lupa tekan votenya ya guys, aku minta tolong sama kalian 🙏🏻☺️

بِسْمِ ٱللَّٰهِ ٱلرَّحْمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ

Happy Reading 🌷

"Terima kasih Allah, doa yang Azza panjatkan di setiap waktu, engkau kabulkan dengan diselimuti kebahagiaan."

-Azzaya Maryam Shofwatunnisa

🌷🌷🌷

"Kita, kan bukan mahram, ya? Berarti kalau kita nikah gak apa-apa kan Bang Izyan?"

Deggg!!

"Astaghfirullah... Kuatkan iman hamba, Ya Allah..." lirihnya sepelan mungkin.

"Eh, aduh mulut," Azzaya reflek memukul mulutnya pelan karena sadar memberi pertanyaan tanpa dipikir dulu. "Maksud Azza, sepupu kan bukan mahram, jadi mereka boleh menikah, kan?" ulangnya lagi, membenarkan ucapannya tadi.

Izyan diam sebentar sebelum menjawab pertanyaan Azzaya yang menurutnya tidak sepele.

"Boleh, asalkan keduanya saling mencintai dan ada kemauan untuk menikah." jawab Izyan jelas.

"Oooh gitu, baiklah,"

Setelah pertanyaan demi pertanyaan telah terjawab semua, kini Azzaya bergegas untuk pulang ke rumahnya.

"Azza mau pulang sekarang Bang," ujar Azzaya setelah memakai tasnya.

"Ayahmu udah jemput?" tanya Izyan.

Azzaya melirik ponsel yang baru saja dikirimi pesan oleh sang Ayah, kira-kira seperti ini isinya Ayah mau sholat ashar dulu, Azza tunggu sampai Ayah jemput ke situ.

Alhasil Azzaya harus mau menunggu lagi hingga Ilham datang menjemputnya.

"Sebelum jemput Azza, Ayah sholat ashar dulu katanya,"

Allahu Akbar
Allahu Akbar

Adzan ashar berkumandang membuat Izyan segera bersiap untuk menunaikan sholat. Tak lupa laki-laki itu mengajak Azza yang tampak sibuk memainkan ponselnya.

"Kok malah main handphone? Gak sholat?" tanya Izyan melihat Azzaya fokus dengan ponselnya.

Azzaya yang sok sibuk itupun mengalihkan pandangannya dari ponsel, kemudian menatap Izyan datar menandakan dirinya sedang tidak mood.

"Azza lagi halangan masa sholat? Kan haram hukumnya,"

Izyan yang baru tau jadi merasa tidak enak, laki-laki itu meminta maaf lalu melenggang pergi meninggalkan Azzaya sendiri.

🌷🌷🌷

Akhirnya, Azzaya sudah mendarat kembali di pulau kapuk. Rasa lelah yang menggerogoti tubuhnya membuat dirinya jadi malas membersihkan tubuh, ia sudah terlanjur nyaman rebahan di atas kasur.

"Tadi kenapa Azza bilang kayak gitu, ya? Apa Azza suka sama... Ahhh gak mungkin lah,"

Azzaya segera menepis pikiran tak masuk akalnya, merutuki otaknya sendiri sambil memukul pelan kepala yang tidak bersalah itu. Bisa-bisanya dirinya memikirkan hal yang jelas-jelas tidak akan mungkin terjadi pada dirinya. Entah kenapa pemikiran seperti itu sering terlintas dibenaknya.

Takdir Azzaya (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang