Bab 13 - College

92 24 2
                                    

بِسْمِ ٱللَّٰهِ ٱلرَّحْمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ

Happy Reading 🌷

"Dari pada melihat perempuan lain? Mending saya melihat istri saya sendiri."

-Muhammad Izyan Al-Maliki

🌷🌷🌷

"Persiapan perpisahan untuk besok sudah kamu siapkan?" tanya Izyan di sela-sela membereskan pakaian mereka.

Besok mereka akan pulang, pulang ke rumah Indah dan Bilal. Tetapi, setelah acara perpisahan Azzaya selesai, baru mereka benar-benar pergi dari sini.

"Udah, Azza udah sewa MUA yang tadi,"

Ya, perempuan itu sempat berbincang sebentar, dan meminta Mbak Safa untuk meriasnya di hari perpisahannya.

Izyan mengangguk paham, "Jangan tebal-tebal ya di makeup-nya, simpel saja."

"Siap Mas."

🌷

Azzaya baru saja membersihkan wajahnya menggunakan facial wash sebelum tidur. Ia menatap dirinya di pantulan cermin.

"Azza malam ini bakal tidur seranjang sama Bang Izyan? This not dream, right?" tanyanya pada diri sendiri.

Tak pernah terbayangkan sebelumnya jika Azzaya harus bermalam berduaan bersama sepupu yang kini sudah resmi menjadi suaminya. Perempuan itu menggigit jarinya, khawatir Izyan melakukan hal yang tidak-tidak malam ini. Azzaya takut sekali. Akankah mereka melakukan hal itu malam ini? Ahh tidak! Azzaya tidak mau melakukannya. Apa lagi besok adalah acara perpisahan sekolah, Azzaya tidak mau sesuatu terjadi pada dirinya.

Kalau bisa, ia ingin kabur saja dari sini dan pergi kemanapun yang ia mau agar dirinya bisa terbebas dari Izyan. Tetapi rasanya sangat tak mungkin, dirinya pasti akan dimarahi oleh Aisyah dan Ilham.

Kalaupun Azzaya kabur juga dirinya tidak tau harus pergi kemana, Jakarta itu luas, dan kita tidak tau orang-orang diluaran sana baik atau jahat. Dan lagi pula ini sudah malam, Azzaya mana mungkin berani.

Perempuan itu layaknya anak kecil yang memiliki niat ingin kabur tetapi tidak tau arah tujuan. Alhasil, Azzaya harus berserah diri kepada Tuhan, dengan apapun yang terjadi.

Azzaya lanjut menggosok gigi, matanya masih setia menatap dirinya di cermin. Bayangan tentang Aris memutar di kepalanya, banyak kenangan bersama laki-laki itu.

Selama 3 tahun mereka menyembunyikan perasaannya masing-masing. Aris menyukai Azzaya begitupun sebaliknya. Mereka sama-sama saling suka, tapi tak ada keberanian untuk mengutarakannya. Sampai di suatu hari ketika mereka sudah lulus, Aris mengutarakan perasaannya pada Azzaya, tetapi perempuan itu menolaknya.

Azzaya sangat merasa bersalah pada Aris, laki-laki itu mengatakan jika cita-citanya sudah tercapai Aris akan menikahi dirinya. Tetapi, Izyan sudah bertindak lebih dulu. Azzaya tentu tidak bisa menyalahkan Tuhan.

Sudahlah. Ia harus fokus dengan situasi yang sudah terjadi sekarang! Yang dulu biarlah berlalu.

"Azza, kamu masih di dalam?"

Teriakan Izyan dari luar menyadarkan Azzaya dari lamunannya, perempuan itu buru-buru membilas mulutnya menggunakan air.

"Sebentar Mas." ucap Azzaya seraya mengenakan kerudungnya kembali.

Takdir Azzaya (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang