بِسْمِ ٱللَّٰهِ ٱلرَّحْمَٰنِ ٱلرَّحِيمِHappy Reading 🌷
"Merasakan panas di dunia saja sudah banyak mengeluh, apa lagi merasakan panas di neraka."
-Azzaya Maryam Shofwatunnisa
🌷🌷🌷
Panas mentari yang menyengat begitu kuat menusuk punggung Azzaya yang baru selesai melaksanakan Ujian Akhir Sekolah di hari pertama. Mulut Azzaya tak henti-hentinya mengoceh selama keluar dari ruang ujian dengan menggendong tas kecilnya. Hawa seperti ini sudah biasa Azzaya rasakan setelah pulang sekolah.
Ocehan Azzaya bukan karena panasnya matahari, melainkan karena keusilan Gani yang terus-menerus membuat ulah kepadanya. Kesabaran Azzaya tentu sangat tipis, bahkan lebih tipis dari sehelai tisu. Maka dari itu, untuk tidak mengeluarkan amarah yang berlebihan, Azzaya buru-buru keluar dari ruangan untuk menghindari laki-laki itu sebelum amarahnya keluar.
Azzaya duduk di tepi taman, tempat yang cocok untuk berteduh dikala cuaca panas. Gadis berpakaian putih abu-abu dengan dilengkapi hijab persegi empat menutup dada itupun mengeluarkan ponsel dari tasnya. Jarinya hendak mengetik pesan WhatsApp di salah satu kontak dengan nama Dela, namun orang yang dituju sudah lebih dulu menampakkan diri diantara sekumpulan murid lain yang baru saja menyelesaikan ujian.
"Azzaaa!" teriak gadis yang bernama Dela, berlari menuju Azza.
Azzaya menyimpan ponselnya kembali ke dalam tas sebelum beranjak dari duduknya. "Baru aja Azza mau chat Dela di whatsapp, eh gak jadi gara-gara Dela udah nongol," ucap Azzaya yang kini sudah berdiri, bersiap untuk pulang.
"Percuma si, kamu chat pun gak bakalan aku balas," ucap Dela.
"Loh? Kok gitu? Dela marah sama Azza?" tanya Azzaya sedikit gelisah.
"Nggak lah Za. Kamu lupa, kalau selama ujian tadi handphone kita diambil sama pengawas?" jawab Dela meluruskan kesalahpahaman.
Azzaya tampak berpikir sebentar, lalu tersenyum menampilkan gigi gingsulnya. "Azza lupa."
"Oh iya, Za, ini ada titipan dari Aris," Dela menyerahkan bingkisan kecil kepada Azzaya.
"Ngapain dia kasih Azza kado? Kan Azza gak ulang tahun," tanya Azzaya.
"Gak tau, cepat buka! Aku mau lihat isinya!"
Tanpa menunggu lama, Azzaya membuka bingkisan pemberian Aris. Di sana memperlihatkan sebuah tasbih kecil berwarna coklat dengan secarik kertas yang menempel di tasbih tersebut.
Kertasnya Azzaya simpan ke dalam tas, dan tasbihnya ia lihat secara menyeluruh. Sangat cantik!
"Eh, kertasnya kenapa di masukin ke tas? Aku pengen baca dong, Za!" pinta Dela.
"Nanti aja pas di rumah Azza kasih tau. Kalau sekarang, takutnya Aris lagi awasin kita,"
"Suka banget Aris sama kamu Za kayaknya,"
Ting!
Satu pesan masuk terdengar di telinga Azza, dengan begitu ia langsung mengambil ponsel yang ada di dalam tasnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Takdir Azzaya (On Going)
Romance[FOLLOW SEBELUM MEMBACA!] Bagaimana rasanya jika dilamar oleh sepupu sendiri? Menerima atau menolaknya? Itulah kisah Azzaya Maryam Shofwatunnisa, gadis lucu nan menggemaskan yang baru saja lulus SMA tidak tau harus menerima atau menolak lamaran dari...