Bab 08 - Wedding Dress

106 27 0
                                    


بِسْمِ ٱللَّٰهِ ٱلرَّحْمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ

Happy Reading 🌷

"Belum sepenuhnya dia menjadi milik saya, kenapa rasa sakit singgah di hati saya, meskipun itu hanya sesaat."

-Muhammad Abdul Izyan Al-Maliki

🌷🌷🌷

Tak terasa tinggal satu minggu lagi hari pernikahan Azzaya dan Izyan di gelar. Setelah lamaran, tidak ada komunikasi antara mereka entah itu melalui whatsapp, panggilan telepon atau bahkan bertemu secara langsung.

Namun tadi pagi Izyan akhirnya menghubungi Azzaya untuk mengajaknya fitting baju pengantin. Sekarang Azza tengah melihat-lihat baju pengantin yang cocok untuk dirinya dengan ditemani Indah. Sedangkan Izyan hanya duduk di kursi panjang sesekali memperhatikan sang Umi dan calon istrinya.

"Pilihannya banyak juga ternyata." ucap Indah ketika melihat berbagai macam model gaun pengantin di hadapannya.

Indah mulai membantu Azzaya melihat-lihat gaun pengantin yang cocok untuk gadis itu gunakan di hari pernikahan.

"Lihat Za, ini bagus menurut Tante, kelihatan simpel, nggak polos, cocok buat akad nikah." tunjuknya pada gaun yang memiliki sedikit manik-manik di beberapa bagian.

"Nah, kalau ini buat resepsi. Sedikit mewah, tapi gak terlalu mewah, sedang lah. Kamu suka gak? Atau kamu pengen pilih sendiri aja?" Indah menawarkan agar Azzaya saja yang memilih gaunnya sendiri. Jika dirinya memaksa Azza mengikuti keinginannya, gadis itu pasti akan tertekan.

"Nggak apa-apa, Tan, dua-duanya bagus, Azza setuju." ucapnya seraya tersenyum.

"Benar mau yang ini? Terserah kamu mau yang mana aja, kan kamu yang mau menikah, bukan Tante. Jadi kamu boleh pilih sesuai keinginan kamu,"

Azzaya menggeleng, padahal yang ditunjuk Indah juga sudah bagus menurutnya. Jujur dirinya tidak pandai dalam memilih, lebih baik Azzaya mengikuti apa kata Indah saja.

"Mbak, calon menantu saya ingin mencoba dua gaun ini. Boleh antar dia ke ruang ganti?" tanya Indah pada pegawai butik.

Pegawai butik mengangguk, dan mengantar Azzaya masuk ke dalam ruang ganti untuk mencoba gaun pengantin tersebut.

Beberapa saat kemudian Azzaya keluar bersama pegawai butik. Azzaya dan Indah sepakat untuk membeli kedua gaun tersebut, lalu mereka segera membayarnya di kasir. Sedangkan Izyan sudah duluan menunggu di mobil. Laki-laki itu merasa gerah berada lama-lama di dalam, jadi dirinya memutuskan untuk menunggu di mobil.

Tidak lama, Indah dan Azzaya kembali lagi, masuk ke dalam mobil Izyan.

"Sudah selesai?" tanya Izyan sambil melirik kaca yang menampilkan wajah Azzaya di sana.

Azzaya tentu menyadari tatapan itu, ia segera menunduk menghindari bertatapan dengan Izyan.

"Sudah. Kita mampir makan dulu ya Iz? Kasihan calon istri kamu." ucapnya. "Kamu mau makan dulu, kan Za?"

"Eh? Nggak usah Tante, Azza langsung pulang aja, biar makannya di rumah."

"Loh, gak apa-apa Za. Mau ya?" tanya Indah memohon.

Takdir Azzaya (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang