بِسْمِ ٱللَّٰهِ ٱلرَّحْمَٰنِ ٱلرَّحِيمِHappy Reading 🌷
"Hapus kontak orang yang memberimu tasbih, Zaya. Saya tidak ingin calon istri saya sering menghubungi laki-laki lain. Walaupun saya belum resmi menjadi suamimu, rasa kasih sayang dan perhatian yang saya berikan sudah saya beri padamu dari jauh-jauh hari. Kasih sayang dan perhatian yang saya berikan bukan kasih sayang dan perhatian sebagai kakak ke adiknya, tapi karena kamu yang akan menjadi istriku nantinya."
-Muhammad Abdul Izyan Al-Maliki
🌷🌷🌷
"Azza gak minta tasbihnya dianterin sekarang loh, Bang." ucap Azzaya ketika tau Izyan sudah ada di depan rumahnya mengantar tasbih dirinya yang sempat hilang.
Ia menerima tasbih yang semula berada di tangan Izyan dengan hati-hati. Seharusnya, laki-laki itu tak harus ke sini, Azzaya bisa mengambilnya ke sana bersama Ilham, namun Izyan bersikeras ingin mengembalikannya pada Azzaya, walau gadis itu sempat menolaknya.
"Saya sengaja ke sini sekalian mau mencari kue untuk seseorang yang sangat spesial di hidup saya." ucap Izyan.
Azzaya mengangkat kedua alisnya bingung, "Oh. Siapa itu kalau boleh tau?" tanyanya penasaran.
"Ada deh, yang pasti untuk orang yang saya cintai dan sayangi."
"Siapa?" tanyanya lagi.
"Mau tau?"
Azzaya mengangguk dengan polos membuat Izyan terkekeh melihatnya, "Untuk Umi saya Zay,"
Azzaya membuka mulutnya lebar, "Hari ini Tante Indah ulang tahun?" tanya Azza.
"Bukan hari ini, tapi besok."
"Boleh Azza ikut beli kue? Azza juga pengen belikan hadiah buat Tante Indah. Boleh, ya, Bang? Please!!"
Izyan menghela nafas pendek dan mengangguk, "Iya. Tapi izin dulu sama Ayah dan Bunda kamu. Kita carinya tidak berdua, ya."
"Lah? Terus sama siapa satu lagi?" tanya Azzaya bingung.
Jika dirinya mengajak Azzam untuk pergi bersamanya, ia sangat tidak setuju, yang ada nanti anak itu ingin membeli mainan yang harganya mahal, bisa-bisa Izyan yang akan membelikannya untuk Azzam. Dirinya pasti merasa tidak enak pada laki-laki itu.
"Saya ajak Raline."
"Ooh, Raline. Oke kalau gitu, Azza izin dulu."
Azzaya masuk ke dalam mencari Ilham dan Aisyah yang entah berada dimana. Sedangkan Izyan hanya berdiri di depan pintu rumahnya yang terbuka tanpa dipersilakan masuk ke dalam oleh tuan rumah.
Hingga seseorang datang mengejutkan laki-laki itu yang tidak sengaja melamun.
"Izyan? Lagi apa kamu di sini? Kenapa nggak masuk ke dalam?" tanya Aisyah yang di sampingnya terdapat Ilham dengan membawa kantong kresek.
"Om, Tante?"
Izyan segera menyalami tangan Ilham dan Indah seraya tersenyum.
"Saya baru saja mengembalikan tasbih Azza yang tertinggal di mobil."
"Ahh, kenapa dia gak ajak Izyan masuk? Masya Allah Azza." gumam Aisyah yang mungkin terdengar di telinga Izyan.
Izyan hanya tersenyum kikuk.
"Kamu sendiri ke sini?"
"Nggak Om, ada Raline, dia nunggu di mobil."
"Ya sudah. Azzanya kemana? Kenapa juga dia tinggalin calon suaminya sendiri di sini, mana nggak di suruh masuk lagi. Ya Allah..."
KAMU SEDANG MEMBACA
Takdir Azzaya (On Going)
Storie d'amore[FOLLOW SEBELUM MEMBACA!] Bagaimana rasanya jika dilamar oleh sepupu sendiri? Menerima atau menolaknya? Itulah kisah Azzaya Maryam Shofwatunnisa, gadis lucu nan menggemaskan yang baru saja lulus SMA tidak tau harus menerima atau menolak lamaran dari...