08 :: Berantem

1K 195 24
                                    


"Lo tau nggak Bang Taeyong anak manajemen? Akhir-akhir ini sering ke sini, ya, mampir terus."

"Pdkt sama si Jisoo kali."

"Taeyong ada cewek anjir. Lagian Jisoo kan bentar lagi juga jadi sama Gian, noh, mantan kadep lu kemaren."

"Lah terus itu gimana? Taeyong sama Jisoo temenan doang kali."

"Masa sesering itu nyamper ke kelas? Taeyong selingkuh kali sama Jisoo."

Plis, deh.

"LU PADA KALAU MAU NGEGUNJING SINI DEPAN GUAAAA!!" amuk Jisoo tiba-tiba, membuat lima orang yang duduk tak jauh di belakangnya langsung terperanjat latah kaget sendiri. Jisoo dengan rambut panjang yang dicepol itu berdiri, berbalik menatap teman-teman kelasnya kesal. "APAAAA?!"

"Kalem napa anjiiirr bukan gunjing, ini lagi transfer informasi. Baperan lo ah." Lili menyahut sambil tertawa. Dia menatap Jisoo dari ujung kepala sampai ujung kaki. "Lagian lo cakep kok kalau mau jadi pelakor."

"Lah emang muka gue cakep, emang elo kaleng sarden? Butek!" balas Jisoo jadi emosi mendengar ucapan itu. Tadi dia lagi tidur, soalnya dosen matakuliah semantik hari ini nggak masuk karena anaknya kecelakaan. Bukannya adem tidur, kuping dia panas mendengar omongan teman kelasnya ini.

"Lo cantik dah kenapa malah mau jadi pelakor?"

"SIAPA YANG MAU JADI PELAKOR SIIIIH?!" Jisoo menggebrak meja, nyaris menjungkalkannya tetapi urung ketika Naya datang dan memeteng lehernya menggunakan ketiak. Jisoo menukikkan alis kesal. "Dia kadiv gue anjir gak usah mikir macem-macem!"

"Iya dah percaya."

"Asli jahat dah mulut kalian." Naya menggeleng tak habis pikir.

"Si Lili noh anjir asal ceplos aja." Salsa mencoba melimpahkan kesalahannya pada satu orang. "Mulut dia dari SMA emang selalu mancing keributan."

"Santai aja, sih." Lili melipat kedua kakinya. Dia duduk santai sambil menatap Jisoo kalem. "Toh gue pernah rebut cowok orang. Nggak ada yang salah."

"Sarap otak lo anjir." Jisoo menepis Naya lalu menghampiri Lili, menjitak kepalanya sedangkan si empunya kepala hanya meringis lalu merengut. "Insaf deh. Nanti lo diselingkuhin malah nangis."

"Si Jisoo nggak pernah gaul sama kita, sih, jadi ketinggalan info." Salsa menyahut lagi membuat alis Jisoo terangkat.

"Maksud lo?"

"Lahh, udah mau dua tahun kuliah bareng lu ngga tau. Itu si Putra temen kelas lo sendiri selingkuhin Lili, nyet. Kemaren si Lili kena tipu si Jeka, Jeka nya dapat cewek baru. Terus baru dua bulan kemaren cowok dia selingkuh juga. Tiga kali diselingkuhin, terus jadi gini deh bentukannya." Salsa merapikan shoulder blouse biru Lili sambil menarik ikatan di belahan dada gadis itu. "Sekarang jadi lonte. Lima puluh lima puluh."

"WKWKWKK HAHAHA ANJING YA LO!" Lili ngakak sampai nyaris ngejengkang membuat Jisoo menipiskan bibir. Aneh. Dikatain yang nggak bener malah bahagia.

Lili melanjutkan, "Tapi kocak banget anjinggg gue selingkuhin balik malah ngamuk. Ga jelas. Doyan poligami giliran gue poliandri mencak-mencak. Sarap tuh cowok."

"Ceweknya lo apain itu?"

"Nggak gue apa-apain, Sa. Orang yang bolotnya si cowok." Lili mengibaskan rambutnya centil. "Gue tipe orang yang girl suprot girl. Tapi kalau ceweknya cari perkara ya bogem aja. Keadilan deketnya sama kekerasan."

"Tau ah."

Jisoo kembali mundur. Bahasannya nggak penting. Kelas C ini isinya memang monyet lepas semua. Ada yang jadi simpenan dosen, ada yang tukang mabok. Jisoo makanya malas terlalu banyak gaul atau main. Selain karena mager, kadang obrolannya juga nggak nyambung.

Eksternal | jisyongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang