01 :: Pacar

1.7K 248 15
                                    

Cung yang nunggu fanfic ini? Xoxo




"Jisoo, lo dicariin kating, tuh!"

Jisoo mendecak mendengar celetukan Salsa di depan kelas. Gadis berambut sepunggung itu merotasikan irisnya jengah. Sumpah, deh. Si Taeyong itu beneran semangat banget ikut kegiatan. Pagi-pagi buta Whatsapp Jisoo disampahi lelaki itu dengan peringatan, "Jangan kabur!" sampai Jisoo muak nyaris ngeblokir nomornya.

Rese.

Jisoo nggak tahu kalau divisi Eksternal justru yang paling aktif, nyaris ngimbangi divisi kajian yang ngegarap banyak proker. Nggak. Sebenarnya Eksternal cuma punya tiga proker, skalanya juga kecil, tapi nyaris tiap minggu dia dipaksa ke sana sini.

Alasan Jisoo masuk UKM kepenulisan gini biar nggak banyak gerak. Tahu gitu dia nggak usah masuk sekalian.

"JISOOOOO ORANGNYA NUNGGUIN!"

Teriakan heboh Salsa makin membuat Jisoo keki. Gadis cantik itu jadi melipat kedua tangan di atas meja, langsung menaruh kepala di atasnya bersiap untuk tidur. "Orang kayak dia tuh nggak penting!"

"Siapa yang lo bilang nggak penting, hah?"

Telinga Jisoo dijewer pelan oleh Taeyong, membuatnya mau tak mau kembali melotot dan terbangun. Jisoo merintih, menepis tangan sadis lelaki itu. "Maaf, deh! Iya ini mau rapat iya!"

Taeyong melepas jewerannya. Dia melipat kedua tangan di dada, pun dengan mata hitamnya itu menatap Jisoo dari atas sampai bawah, memindai dengan seksama. "Dah makan blom?"

"Kepo!"

"Kan, lo tuh kalau gue baik-baikin malah ngelunjak." Taeyong mendengus. "Makan dulu. Jangan sampai pas rapat lo malah kabur ke kantin."

"Ndak usah. Hmph!" Jisoo memalingkan wajah, agak jengkel karena waktu senggangnya diusik seperti ini. Dia langsung berdiri dan melangkah keluar, meninggalkan kakak tingkat yang baru dia kenal selama tiga hari itu tanpa beban.

"Minggu ini ke Rumah Dunia, ya. Ada anak jurusan sebelah adain acara di sana." Taeyong berjalan menyusul gadis ini, menyamakan langkah di sampingnya. "Dari jam tujuh malem. Lo harus ikut."

"Kakak pergi sendiri juga bisa, kan? Ndak mau, ah. Malu."

Taeyong mencubit pelan pipi gadis ini. "Biar lo belajar dan ngerti. Siapa tahu habis periode ini lo jadi ketua divisi Eksternal. Nggak perlu banyak banyak sdm. Yang penting pas bagi tugas orangnya mau dan tanggung jawab."

Jisoo mencebikkan bibir. Aneh emang. Taeyong tuh kakak tingkat tergadanta dan paling pemaksa yang pernah dia temui. Kenapa lelaki ini malah mau-mau aja masuk ini divisi? Jisoo cuma bisa menebak kalau lelaki ini hobi keluyuran dan nggak betah diam di rumah, apalagi melihat akun Instagramnya yang punya followers di atas tujuh ribu makin membuatnya yakin, Taeyong tipe orang social butterfly yang temannya ada dari Sabang sampai Merauke.

"Oit, Yong. Dari tadi gue tungguin!"

Mereka sampai di sekre. Ruang yang cukup besar ini sudah ramai penghuni. Jisoo melirik beberapa kelompok orang yang duduk terpisah. Divisi Kajian ada dua belas orang, divisi Media ada enam orang, divisi Alat ada sekitar sepuluh orang, sisanya ada dua dua orang.

Tangan Jisoo ditarik Taeyong, diseret masuk ke dalam ruangan ini dan duduk di dua kursi tersisa.

Miris banget divisi eksternal cuma dua orang.

Jisoo duduk sambil menipiskan bibir. Mau nangis aja rasanya. Dia ngerti kenapa orang-orang ogah masuk ke divisi ini. Selain bakal keseringan keluar, uang yang harus di-spending juga nggak sedikit. Mayoritas mahasiswa di ukm ini anak rantau, tentu aja uang bulanannya udah diatur dan dicukup-cukupin buat keperluan sehari-hari.

Eksternal | jisyongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang