09 :: Fell

1K 201 40
                                    

Hi! Long time no see ya! Kalian nda kangen cerita ini tah wkwkw






"Jadinya kita tambahannya cuma pegang program literasi aja? Ke panti-panti asuhan gitu?"

Rumah cukup besar yang siang ini cukup adem. Teras yang dikelilingi tanaman hias dan pohon mangga membuat suasana jadi kian segar. Jisoo ngemper duduk lesehan di teras rumah sambil tengkurap di atas ambal yang dia ambil dari kamar Ceye. Gadis itu mengangkat kepala, menatap lelaki tampan yang fokus menatap layar laptop itu dengan sorot penasaran. "Jangka pendek, kan?"

Taeyong mencomot mangga di atas piring lalu mencolekannya ke sambal rujak di mangkuk. "Iya."

"Berarti libatin anak aset, dong?"

"Iya."

"Butuh pinjaman buku ke perpusda nda?"

"Iya."

"Iya iya mulu yang bener napa, Kak." Jisoo mendecak jengkel. "Kakak ke sini niat diskusi atau ngerujak, sih?"

"Dua-duanya."

Alis Jisoo nukik lagi.

Dasar orang ini.

Jadi pas Taeyong datang ke rumahnya, lelaki itu minta izin mau ambil mangga di depan. Jisoo sih nggak keberatan, toh pohonnya tinggi dan kalau mau ambil buahnya susah banget, Taeyong pasti nyerah duluan karena galah yang biasa Mas Adit pakai lagi dipinjam tetangga, harusnya Taeyong nyerah.

Tapi Taeyong emang nekat.

Lelaki itu malah cosplay jadi bodat manjatin pohon mangga bergelantungan kayak simpanse.

Habis itu malah pergi ke warung beli gula merah sama cabai. Terus Jisoo disuruh ngulek.

Bodohnya, Jisoo malah nurut.

"Tau ah, males. Kakak nggak serius." Jisoo menaruh bolpoin dan binder ke sampingnya, sudah badmood duluan apalagi Taeyong malah 'huh hah huh hah' kepedesan terus ketawa lihatin layar laptopnya. Kan. Resenya balik lagi. Nggak sopan banget orang lagi ngomong nggak diperhatiin.

Bosan dianggurin, tangan Jisoo mengambil laptop miliknya, mending ngerjain tugas aja. Esai dia belum selesai, deadlinenya lusa. Ketika dia sibuk mencari referensi dan memahami materi, Jisoo nggak sadar kalau Taeyong kali ini ngelihatin dia intens.

Lelaki itu memiringkan kepala dengan netra fokus menatap Jisoo, sedangkan tangan kanannya menekan spasi di keyboard laptop sehingga animasi Bungou Stray Dogs jadi terhenti.

"Ini pake pendekatan apa jadinya ...."

"Lebih gampang pakai semiotika."

"Hah?"

Taeyong mendekat ke arah si perempuan mendengar sahutan bingung itu. Dia mendekatkan kepala ke sisi wajah gadis ini, agak membungkukkan tubuh dengan telunjuk kanannya menekan page down pada keyboard si perempuan. "Kalau lo pakai strukturalisme bakal kerjaan dua kali. Mending pakai semiotika, bahan kajian novel lo kan jadul, masih konservatif jadi cocok pakai ini."

Jisoo sendiri mengerjap melihat Taeyong yang jaraknya hanya beberapa senti dengan wajah dia. "A-ah, gitu, ya."

Wajah lelaki ini Jisoo amati lamat-lamat. Kulitnya putih bersih, seolah sering perawatan ke dokter. Apalagi hidungnya kelewat bangir dengan rahang tajam. Tanpa sadar Jisoo malah kagum sendiri. Ada, ya, orang seganteng ini?

Dan anehnya nih orang masih jomblo.

Kok bisa?

"Narasi esai lo udah oke kalau gue liat. Sering baca punya siapa?"

Eksternal | jisyongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang