Bab. 12

368 68 19
                                    


*****

"Menahan perih yang sama setiap hari."

*****

(Kediaman Gigi)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Kediaman Gigi)

Hening mencekam.

Siang itu ruang tamu rumah gigi terasa sangat dingin walaupun tidak ada AC disana. Bukan karena angin yang masuk namun karena keberadaan Theo, Nanda, dan gigi yang sama-sama diam satu sama lain. Ketiga orang itu tak ada yang membuka suara, mereka menunduk saja dan sesekali menarik nafas berat.

"Kenapa cemua diam?" Nana yang ada diantara mereka bertanya lucu dengan meyuap satu sendok dari  cup ice cream rasa strawberry yang tadi dibelikan oleh om tampan.

Mbak ugi yang peka dengan itu langsung tersenyum dan mendekati Nana, "Namira, ayo ikut ante ugi main sama kakak Laura?" Bujuknya lembut.

Nana menolak, "no no.. Nana mau cama mami." Jawabnya sambil melendot ke tubuh gigi.

"Gi.." panggil mbak ugi pelan.

Gigi tersenyum ke arah Nana dan mengangkat tubuh kecil yang sudah sedikit gendut itu keatas pangkuannya. "Mbak, Nana gak papa sama aku disini." Terangnya.

Mbak ugi sebenarnya tidak tega, ia tau bagaimana dengan gigi. Namun karen gigi meyakinkannya akhirnya mbak ugi mengalah dan berpamitan saja untuk pulang. Ia juga tidak mau menganggu tamu yang sedang ada dirumah gigi.

Setelah kepergian mbak ugi, Theo langsung mengangkat kepalanya dan melirik kearah Nanda. Dikira Nanda tidak sadar akan itu ternyata Nanda justru lebih dulu menatap Theo.

"Gi!" Ucap Nanda dan Theo bersamaan. Gigi terperanjat kaget bahkan Nana pun ikut kaget.

"Aww.. Nana aget tau om!" Omel Nana dengan tatapan sebal.

Gigi sebenarnya bingung dan Canggung bukan main dengan meteka berdua. Buru-buru gigi menutup mulut Nana, "Namira gak boleh ya ngomel-ngomel begitu." Tegur gigi lembut. Theo dan Nanda melihat bagaimana cara gigi mendidik Nana dan hanya diam.

"Iya?" Jawab gigi kepada kedua laki-laki itu.

"Kalian saling kenal?" Theo bertanya kepada kedua orang dewasa itu secara bergantian.

"Kalian saling kenal?" Bukannya menjawab, gigi justru langsung membalik pertanyaan Theo.

"Tidak." Jawab keduanya bersamaan dan saling membuang muka.

SATU GARIS TIGA TITIKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang