Bab. 1

1.4K 116 2
                                    


*****

"Kamu tahu kamu benar-benar mencintai seseorang ketika mereka sangat menyakitimu, tetapi yang dapat kamu pikirkan hanyalah saat-saat ketika mereka membuatmu tersenyum."

*****

"Gigi, sudah pulang?" Pertanyaan yang selalu menemani hari-hari Gisella setiap kali dirinya pulang dari manggung

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Gigi, sudah pulang?" Pertanyaan yang selalu menemani hari-hari Gisella setiap kali dirinya pulang dari manggung. Wanita itu tersenyum lebar dan mengangguk seperti tidak ada beban keletihan, "sudah mbak ugi, tadi kebetulan dapat job nya sore jadi gak Sampek larut malam udah pulang..hehe" balasnya dengan nada lembut.

"Syukur deh kalau begitu, kamu udah makan belum?" Tanya mbak ugi dengan membantu gigi membawakan tas berisi beberapa make up dan alat musik.

Gigi menggeleng pelan, "tadi aku milih pulang dulu daripada makan disana. Aku kangen sama Nana." Katanya sambil mata berbinar. Ia rindu gadis kecil 2 tahun itu.

Mbak ugi mengelus pundak gigi dengan penuh perhatian, "Nana juga kangen sama kamu.."

Kedua wanita itu berjalan beriringan memasuki gang sempit komplek sederhana yang selama hampir 3 tahun ini menjadi tempat tinggal gigi. Mbak ugi adalah pemilik rumah yang sekarang gigi tinggali, gigi mengontrak karena belum bisa membeli rumah sendiri. Beruntung mbak ugi dan mas Sena (suami mbak ugi) baik bahkan menganggap gigi saudara sendiri, gigi nyaman akan itu.

"Nana udah tidur, mbak?"

"Belum.. tadi masih diajak main sama Laura. Gemes banget Laura kalau sama adiknya itu." Ungkap mbak ugi dengan kekehan tawa. Mendengar itu Gisella ikut tersenyum tenang, ia lega.

Benar saja kala mereka membuka pintu rumah mbak ugi Nana masih asik tertawa dengan Nana. Nana yang belum bisa berbicara hanya tertawa tawa dengan girang saat Laura menggelitik perutnya dengan hidung.

"Namiraa...." Gigi berjalan pelan mendekati Nana yang terduduk manis diatas karpet hijau rumah itu. Laura langsung berlari dan memeluk gigi sembari berteriak, "Tante gigiii.." gigi membalas pelukannya dan mencium pipi tirus Laura.

" A.. a.. a.." merasa tidak segera dihiraukan oleh gigi, nampaknya Nana kesal dan memanggil-manggil dengan nada jengkel.

"Sayanggg.." gigi membawa tubuh kecil Namira kedalam pelukannya dan menciumnya dengan penuh kasih sayang. Mbak ugi melihat itu tersenyum lebar dan terharu.

"Nana kangen sama Tante gigi!" Ucap Laura dengan lantang. Gigi tertawa mendengarnya, "iya nih.. Tante juga udah kangen banget sama Nana." Jawab gigi.

"Gi, mbak bawa Laura ke kamar dulu yaa?" Pamit mbak ugi sembari menggendong gadis 4 tahun itu kedalam kamar.

"Iya mbak, aku juga mau pamit pulang sekalian."

SATU GARIS TIGA TITIKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang