Bab. 20

295 38 19
                                    


*****

Kembali dengan mimpi yang sama. Apa itu mimpi buruk untukmu? Atau kenangan lama yang kau rindukan?

*****

Mungkin sekarang lebih kompleks lagi..
Jadi, tolong ikuti terus yaa:-)

Sekali lagi, pokoknya mah makasih buuanyak buat suport kalian.. jujur aku belum tau endingnya karena aku agak bimbang:'( semoga couple yang kalian sukai bisa bersatu ~♡

*****

"Gi,..."

Theo memeluk erat tubuh basah itu, gigi lebih dahulu sampai disekolah Nana namun sekolah itu suka kosong. Hanya ada satpam dan beberapa cleaning servis yang masih disana. Hujan yang tak kunjung reda membuat gigi kesulitan mencari keberadaan Nana.

"Bukannya Namira tadi sudah dijemput oleh ibu?"

Semua orang yang ada disana selalu menjawab begitu setiap gigi bertanya, bahkan sebelum Theo datang. Semua guru sudah pulang dan tidak ada murid lagi. Sekali lagi hanya tinggal beberapa staf sekolah yang ada disana.

"Anak aku kemana? Hiks.." gigi terus menangis dalam pelukan Theo. Seumur hidup baru kali ini dirinya kehilangan Nana. Hatinya hancur dan khawatir yang tidak bisa dijelaskan.

"Coba kita telpon Miss Arin, gi. Kamu tenang dulu."

Gigi menggeleng, "Miss Arin bilang Nana udah pulang, hiks. Nana gak mungkin pulang kalo bukan kita yang jemput." Jelas gigi dengan menekankan kata 'kita' ditengah Isak tangisnya.

"Gimana dia bisa pulang? Pak Theo tolong cari cara, tolong.. Nana pasti cari saya pak.. hiks" Theo ikut tak tega dengan tangisan gigi ditambah dirinya juga khawatir dengan Nana. Namun sekali lagi, Theo adalah orang yang tenang.

"Oke, kita pulang dulu. Habis itu kita cari cara atau hubungi polisi GI."

"Nana gimana? Nana gimana?????" Gigi menggoyangkan lengan Theo dengan genggaman erat

"Gi, lihat diri kamu sendiri. Kalau kamu belum tenang dan dengan keadaan kek gini kita makin sulit cari cara buat nemuin nana. " Tegas Theo. Theo mengelap air mata diwajah gigi dan kembali memeluknya.

"Kamu tenang, kita pulang dulu."

Dengan lemah gigi mengangguk, pikirannya blank. Kehilangan Nana adalah musibah terbesar dalam hidupnya.

 Kehilangan Nana adalah musibah terbesar dalam hidupnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
SATU GARIS TIGA TITIKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang