Bab. 19

332 52 28
                                    

*****

"Pelukan hangat untuk pertama kalinya setelah ia lahir ke dunia."

*****

Guys, jujur terharuuu banget sama chapter sebelum ini🥺 banyak diantara kalian yang komen dan antusias banget, aku benar-benar Terimakasih dan terharuuu. Bahagia orang emang beda-beda, tapi menjadi author dan mendapatkan banyak respon baik itu benar-benar bisa jadi semangat dan hadiah yang luar biasa 🥺 love u all~♡

Chapter ini mungkin bercerita lebih banyak ke Grace dan Nanda. Tolong nantikan juga yaa..
Mungkin gigi dan Theo juga tetap masuk tapi plot nya lebih ke Nanda, Grace, dan Namira..
~♡

Hujan deras yang masih mengguyur kota Yogjakarta pagi itu belum juga reda

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Hujan deras yang masih mengguyur kota Yogjakarta pagi itu belum juga reda. Angin terasa lebih kencang ditambah lagi dengan Guntur yang bersahutan. Memang benar BMKG mengabarkan bahwa cuaca sedang buruk dan diberitahukan kepada seluruh masyarakat untuk berdiam di rumah masing-masing, demi keselamatan bersama.

"Twinkle twinkle little star..
How i wonder what you are..
Up above the world so high..
Like a diamond in the sky..."

Grace terduduk diatas kursi didalam kelas milik Nana sembari memangku putri kecilnya untuk pertama kali dalam hidupnya. Nana terlihat nyaman dan tertidur lelap kala Grace menyanyikan lagu pengantar tidur untuk nya. Hujan deras diluar membuat suasana semakin enak untuk tidur.

"Namira cantik sekali, semakin besar Namira semakin mirip papa.." ucapnya lembut dengan ibu jari membelai lembut pipi chubby Nana. Hati Grace menghangat saat ini, buah hati yang sempat ia tinggal karena ketidakdewasaannya kini ada dalam dekapannya tanpa penghalang apapun.

"Emmuah.." Grace mencium punggung tangan Nana cukup lama, meletakkannya diatas Pipinya lalu mengusapnya pelan, ia benar-benar rindu dengan putri nya itu.

Grace mengecek ponselnya, tidak ada notifikasi dari siapapun. Terakhir kali ia telpon dengan ren dan memberitahu kepada ren jika Namira sudah sekolah playgroup. REN ikut senang mendengarnya Grace juga bilang jika dirinya akan diam-diam mengawasi Nana saat disekolah tanpa ada yang tau. Dia tetap akan menjadi ibu dari jauh untuk Namira.

Hari ini juga sama, ia tidak berniat untuk menjemput Nana. Ia hanya mengawasi dan melihat jika putrinya sedari tadi hampir menangis dan dengan mata penuh harap agar gigi menjemput, namun gigi tidak juga datang. Mungkin karena hujan deras juga jadi sulit mencari tranportasi ke sekolah Nana. Karena itu akhirnya Grace memberanikan diri untuk mendekati Nana, barangkali dengan kedatangannya gadis itu menjadi lebih tenang. Dan benar, Nana kini terlelap didekapan ibu kandungnya sendiri.

"Tidur yang nyenyak dulu ya sayang, nanti kita pulang kalau udah agak reda." Bisik Grace pelan. Senyum diwajahnya tidak bisa ditutupi lagi, ia sangat bahagia Nana dekat dan bisa bersentuhan dengannya.

SATU GARIS TIGA TITIKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang