Ponsel Devnayra rusak total, terdampar dengan layar remuk di lantai. Tidak ada yang tahu siapa yang tega merusak benda tersebut sampai hancur. Tangis Devnayra terdengar pilu dan sangat menyayat hati. Dia menggenggam benda yang bisa dijadikan sebagai bukti penguat kasus kematian Heira, kini benda itu benar-benar tidak bisa diperbaiki.
Rengga berusaha melepaskan genggaman tangan Devnayra pada ponsel yang telah melukai telapak tangan adiknya, karena serpihan layar yang pecah.Shazu ikut menangis dan memeluk Devnayra dengan erat. Wanda menatap kegetiran di hadapannya dengan sendu. Jinora berjongkok di samping Rengga, mengusap bahu pemuda itu untuk menguatkan.
"Ada apa ini? Dena!" Adimas terkejut melihat putrinya menangis histeris. Dia berlari untuk memeluk Devnayra yang terduduk lemas.
Wanda menatap nyalang pada ujung pintu. Tidak senang dengan kedatangan Nareshta yang dibawa oleh Adimas.
"Ngapain lo ke sini? Belum puas hancurin kebahagiaan Dena?!" tuding Wanda seraya menerjang laki-laki yang berdiri di depan pintu. Nareshta terjatuh dengan bogem mentah yang mendarat di sudut matanya.
Nareshta diam di tempat menikmati rasa nyeri yang menjalar, untuk beberapa detik hanya kegelapan yang dia lihat. Wanda selalu berlaku kasar pada orang yang tidak dia sukai. Ketika laki-laki itu menarik kerah baju Nareshta hendak memberikan pukulan lagi, Devnayra berteriak, "Udah, cukup, Kak! Jangan! Jangan pukulin kak Naresh!"
Nareshta dan Wanda menatap Devnayra. Sebelum akhirnya, Wanda melepas Nareshta dan melangkah menjauhinya. Devnayra masih menaruh kecewa pada Nareshta, tapi hatinya justru semakin sakit ketika melihat Nareshta diam tanpa memberi perlawanan saat diserang oleh Wanda.
"Tindakanmu keterlaluan, Wanda!" sergah Adimas.
"Gak papa, Om. Naresh baik-baik aja kok," kata Nareshta. Tidak ingin memperumit masalah. Toh, kedatangannya ke sini bukan untuk mencari masalah.
"Ga, kok Naresh bisa ada di sini?" bisik Shazu pada Rengga.
"Gak tahu, Zu."
Adimas menyuruh Nareshta berdiri mendekat. Laki-laki tinggi itu mulai melangkah. Seluruh pasang mata memperhatikannya. Nareshta melewati Wanda dan Shazu tanpa ekspresi. Dia berhenti di hadapan Jinora, menoleh untuk menatap tepat pada manik mata hitam Jinora selama beberapa detik. Kemudian tersenyum miring dan membuang muka, seperti meremehkan. Tanpa mengatakan apapun, Nareshta kembali melangkah.
Hal singkat yang dilakukan oleh Nareshta barusan, berhasil membuat Jinora gugup. Sedangkan Shazu merinding dengan aura dingin yang terpancar dari tubuh Nareshta.
Di depan Rengga dan Devnayra, pandangan Nareshta melunak. Bahkan dia menunduk tidak berani menatap kakak-beradik itu. Adimas menepuk pundak Nareshta dan menatapnya hangat.Tidak lama, datang dua anggota kepolisian yang sengaja dipanggil oleh Adimas. Devnayra dan Rengga menoleh pada ayahnya meminta penjelasan. Namun Adimas justru tersenyum dan berujar, "Nareshta yang akan menjelaskannya."
"Kedatangan saya ke sini bertujuan untuk mengungkap kasus kematian Ibu Heira, kecelakaan berencana pada Dena, serta memperbaiki kesalahpahaman yang sempat terjadi." Bahasa yang digunakan oleh Nareshta berubah menjadi semi-formal.
"Pertama, mari kita luruskan tentang barang bukti yang sudah saya retas melalui ponsel Dena. Saya sudah mengcopy audio rekaman yang berisi bukti penguat tersebut, serta menggandakannya guna mengantisipasi kehilangan yang bisa terjadi sewaktu-waktu. Saya melakukan itu karena mendengar kabar dari Rengga yang mengatakan bahwa ponsel Dena hilang di sekolah. Padahal, ponsel itu diamankan lebih dulu oleh Jinora ... yang katanya ada kepentingan keluarga pada saat itu. Menurut saya ini agak janggal, ya. Ketika Jinora mengatakan sedang ada keperluan mendesak, tapi dia bisa mengambil ponsel Dena yang bahkan jarak antara rumahnya dengan sekolah itu saling berlawanan. Kurang masuk akal."

KAMU SEDANG MEMBACA
Enigma [ END ]
Mister / ThrillerKeluarga Deswandaru begitu terpukul dengan takdir buruk yang menimpa mereka. Kasus kematian Heira berhasil meninggalkan goresan luka tak kasat mata di palung hati untuk orang-orang yang ditinggalkan. Devnayra, Rengga, Nareshta dan segenap teman-tema...