Part 43

7.4K 553 35
                                    

Holaaaa guys 🫡🫡

Makasih ya udah sabar nungguin🫰🫰
Maaf kelamaan updatenya🙇‍♀️🙇‍♀️

Bantu tandain typo nya ya, soalnya baru ngetik hari ini terus langsung up tanpa edit-edit🤌🤌

***

Selesai makan siang, kami kembali ke kantor karena pekerjaanku yang belum selesai dan Ditya yang ada janji temu dengan Mbak Ambar untuk menyampaikan laporan hasil meeting hari ini.

"Tadi ngobrol apa aja sama Mamaku?" Tanya Ditya disela ia menyetir mobil menuju ke kantor. Saat ini mobil sedang berhenti karena lampu lalu lintas berwarna merah.

"Hmm...," aku menjeda ucapanku karena masih berbalas pesan dengan Helvi, lalu aku meletakkan ponsel diatas pangkuanku, "Cuman saling tukar cerita selama kami 7 tahun terakhir ini. Gak nyangka ternyata sikap Tante Eva masih ramah sama saya." Lanjutku.

"Sikap Mama gak pernah berubah sama kamu, bahkan berkali-kali Mama sempat minta aku buat nyari kamu." Ujarnya sambil menoleh ke arahku sesaat sebelum kembali menghadap mulai melajukan mobilnya ketika lampu lalu lintas menunjukkan warna hijau.

"Bahkan saat Papa meminta aku untuk bertunangan dengan...,"Ditya mengetukkan jarinya di atas kemudi, dan terdengar helaan nafas kasar darinya. "Dengan Anet, Mama yang pertama gak setuju dengan ide itu."

Aku memalingkah wajahku ke sisi lain, berusaha menghindar saat membahas tentang Anet. Aku pikir, Ditya tak akan mengajakku bicara lagi. Tapi, dia kembali berkata, "Mama bahkan lebih sayang sama kamu daripada dengan Anet."

Tanpa Ditya jelaskan aku sudah tahu, rasa sayang Tante Eva tak pernah berubah sedikitpun meski kami sudah tidak bertemu selama 7 tahun lamanya, terbukti dari acara makan siang kami hari ini.

Aku diam, tanpa ingin menanggapi ucapan Ditya tadi. Dan selama sisa perjalanan tidak ada lagi pembicaraan diantara kami.

***

Bulan ini adalah bulan ketiga aku menjadi sekretaris Ditya. Yang awalnya aku hanya mem-back up mbak Erna selama cuti melahirkan dan nantinya setelah dia masuk kerja lagi, aku hanya akan menjadi anak buah mbak Erna, yang artinya interaksi langsung dengan Ditya akan berkurang. Tapi kenyataannya sekarang, aku tetap menjadi sekretaris tunggal Ditya dikarenakan mbak Erna resign. Ya betul, resign!

Alasannya karena tidak tega meninggalkan bayinya dengan pengasuh dan atas permintaan suaminya, mbak Erna memutuskan resign. Padahal aku sudah senang, akhirnya aku bisa sedikit terbebas dengan Ditya saat mbk Erna kembali, tapi lagi-lagi aku harus terjebak dengan Ditya.

Saat aku meminta tambahan personil untuk membantuku, Ditya menolaknya mentah-mentah.

Mengenai interaksiku dengan Ditya, sedikit demi sedikit sikapku mulai berubah, tidak sekaku di awal. Aku hanya ingin berdamai dengan masa laluku, dengan Ditya. Meskipun setiap Ditya mulai membahas tentang perasaannya atau tentang hubungan kami, aku berusaha menghindarinya.

Dan mengenai Anet, tidak banyak yang aku tahu. Meskipun dulu Ditya pernah bilang akan segera mengakhiri pertunangannya, tapi sampai sekarang mereka masih bersama. Bagaimana aku tahu?karena beberapa kali Tante Eva sempat membahas tentang Ditya dan Anet, jadi sedikit banyak aku tahu mereka masih bertunangan, hanya sebatas itu saja yang aku tahu.

Dan selama aku menjadi sekretaris Ditya, aku sama sekalo tidak pernah melihat Anet mengunjungi Ditya di kantor untuk sekedar mengajaknya makan siang. Mungkin juga karena dilarang Ditya karena aku pernah tidak sengaja mendengar Ditya sedang berbicara dengan Anet di telepon mengatakan bahkan mengancam Anet untuk tidak datang ke kantor.

I'm yours, SeniorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang