11

178 16 6
                                    

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Seperti yang sudah di janjikan, Riki datang kerumah Nakula dengan sepeda nya.

"Cepat juga dateng nya. " ucap Nakula sambil mengeluarkan sepeda nya dari garasi

"Mau aja sih, lagipula bosan di rumah." jawab Riki

Nakula menatap Riki dengan pandangan sulit di artikan membuat Riki bingung dan berusaha mencari kesalahan dalam diri nya.

"Apa aku terlihat buruk saat ini?. " tanya Riki dan berhasil membuat Nakula terkekeh

"Hahaha t-ttidak, kenapa bertanya seperti itu?. "

"Kamu menatap ku begitu intens sehingga aku pikir aku terlihat buruk saat ini. "

"Tidak, hanya saja kenapa kamu menggunakan jelana jeans sobek-sobek seperti itu?. " ucap Nakula sambil menujuk celana jeans Riki

"Aah ini model, keren menurut ku. Kenapa? Kamu gak nyaman aku pakai celana jeans kaya gini. "

"Biasa aja sih, ya udah yuk berangkat."

Mereka menggayuh sepeda mereka dengan pelan, sambil menikmati sore yang tumben sekali cerah.

"SIAPA YANG LEBIH DULU SAMPAI TAMAN DIA MENANG DAN YANG KALAH TRAKTIR BELI ICE CREAM. SETUJU!!. " teriak Nakula

"Setuju." jawab Riki

Dengan kecepatan penuh Nakula menggayuh sepeda nya, lelah sebenarnya namun ia yang membuat tantangan ini masa ia langsung mengalah. Riki sudah jauh di depan Nakula, dengan pasrah Nakula mengakui ia kalah karena ia sangat lelah. Nafas nya mulai pendek, lantas ia menggayuh sepeda nya pelan sambil mengatur nafas nya namun tetap saja ia tidak bisa.

Nakula mengerem sepeda nya, ia terduduk lemas di atas aspal sambil berusaha menetralkan deru nafas nya yang pendek.

"A-aaku b-bbodoh ssekali. " gumam Nakula

Riki menengok kebelakang, ia pikir Nakula masih berusaha mengejar nya namun pada kenyataannya ia malah melihat pemandangan yang sangat ia benci. Dengan cepat ia putar balik dan menghampiri sahabat nya yang tengah kesakitan, ia mana tega melihat nya kesakitan seperti itu.

"Kamu jangan paksa raup oksigen, pelan-pelan. " bimbing Riki sambil mengelus punggung sang sahabat

Dengan perlahan Nakula menarik nafas dan membuang nafas, perlahan meraup oksigen dengan di bantu bimbingan Riki. Sekitar beberapa saat akhirnya nafas Nakula kembali normal, ini akibat nya jika Nakula kelelahan. Ia memiliki imut tubuh yang lemah, gampang lelah dan sakit.

"Diminum dulu, duduk yang benar. " ucap Riki lalu memberikan air mineral pada Nakula, Riki sengaja membawa air minum agar bisa mengantisipasi kejadian yang tidak di inginkan.

"Makasih." ucap Nakula setelah meminum air mineral itu

"Masih sakit hmm?. "

"Sedikit, maaf ya udah buat kamu khawatir. Aku gak sengaja, aku lupa. " ucap Nakula dan Riki hanya diam

"lupakan saja, kamu duduk sana. Berteduh, sepeda nya biar aku yang bawa."

"Kamu bisa bawa dua sepeda?. "

"Gak, ganti-gantian lah. Sana istirahat, jangan bantah. "

Nakula mengangguk lantas ia berjalan mendahului Riki yang tengah memarkirkan sepeda nya jauh dari tengah jalan.

"Kamu marah sama aku ya." tanya Nakula saat Riki sudah duduk di samping nya

"Gak."

Jawaban singkat, padat , dan jelas itu membuat Nakula merengut sebal.

feel different || JUNGWON NI-KI ENHYPEN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang