14

188 13 5
                                    

Happy Reading guys 😁




































































"GAK, TANTE BOHONG KAN? JAWAB TANTE JANGAN DIAM SAJA!!. " teriak Riki , dada nya sesak ia terduduk lemas mendengar berita ini. Hati nya hancur, ia tidak bisa lagi berkata-kata

"Tante gak bohong, Riki. Nakula sudah pergi, dia sudah pulang hikss! Hikss! Hikss, " ucap sang ibu pada sahabat anak nya itu

Sang suami langsung memeluk tubuh istrinya, ia hancur dan kehilangan juga tp pasti istri nya lebih hancur lagi karena ia lah yang menangani Nakula namun ia gagal dalam berperang.

Riki langsung berlari masuk dan memeluk raga sang sahabat, ia menangis sejadi-jadinya.

"NAKULA JANGAN TINGGALIN AKU HIKSS!! HIKSS!! NAKULA KU MOHON BANGUN HIKSS! HIKSS!

Hati Riki sangat hancur, ia sangat kehilangan. Dunia nya sudah pergi meninggalkan nya, sahabat nya sudah berpulang tanpa berpamitan. Kecewa, sangat kecewa karena tidak bisa menjaga Nakula hingga ia pergi seperti ini.

" NAKULA BANGUN! AKU DISINI BERSAMA MU BUKAN KAH KAMU PERNAH BILANG BAHWA KAMU INGIN MENGAJAK KU BELAJAR BERSAMA. BELAJAR APA? BAHKAN KAMU PERGI TERLEBIH DAHULU MENINGGALKAN KU HIKSS!!HIKSS!! KU MOHON JANGAN SEPERTI INI! HIKSS. "

"Riki jangan seperti ini, Nakula sudah pergi. Jangan halangi dia, jangan seperti ini, " ucap sang ibu lalu mendekap sang anak yang terus menangis

"Hikss! Hikss! Hikss kenapa Nakula pergi secepat ini? Ibu katakan bahwa ini semua hanya mimpi hikss hikss. "

Sang ibu diam, ia tidak bisa mengatakan apapun lagi. Semua ini bukan lah mimpi, ini semua nyata. Lantas ia semakin erat mendekap Riki, memberikan segala atensinya pada Sang anak semata wayang.

"Hikss! Hikss! Hikss Nakula jangan tinggalin aku hikss hikss. "

Semua kehilangan termasuk semesta, malam ini adalah mimpi buruk bagi yang menyayangi Nakula. Nakula Gema Adijaya sudah kembali ke pangkuan Tuhan, meninggalkan rasa sakit yang luar biasa terasa.

"Gue bunuh orang, tp gue gak sengaja, " gumam rakha sambil menatap pantulan dirinya di cermin

Jenazah Nakula sedang di semayamkan di rumah duka, banyak orang yang datang untuk berbela sungkawa. Saat ini jenazah Nakula baru saja di kafani dan akan segera di sholat kan, Riki memang kehilangan namun ia ingin memberikan penghormatan terakhir untuk sahabat nya dengan cara mengurus prosesi pemakaman Sang sahabat.

Setelah selesai di sholat kan, jenazah Nakula siap untuk di bawa ke pemakaman. Karena pemakaman jauh, jadi di bawa dengan ambulans.

Riki memasuki liang lahat itu, dimana itu adalah rumah terakhir sang sahabat. Beberapa orang mengangkat jenazah Nakula dan di terima Riki dan beberapa orang lain nya yang di dalam.

Riki meneteskan air mata nya, ia sangat hancur melihat sahabat nya sudah berpulang dan meninggalkan nya sendiri di dunia ini.

"Allahu akbar Allahu akbar, "

Riki mengadzani Nakula untuk yang ke terakhir kalinya, sebenarnya seharusnya adalah ayah nya Nakula. Namun beliau tidak mampu melihat nya, ia tidak kuat melihat putra nya sudah pergi.

Papan-papan itu mulai di letakan untuk menutupi jenazah Nakula, tumpukan tanah mulai di jatuhkan kedalam nya. Riki berdiri menatap tubuh Nakula yang perlahan tertimpa tanah, air mata itu sudah mengalir sejak tadi. Nafas nya naik turun dengan cepat, ia mati-matian untuk ikhlas namun tetap saja ia kehilangan.

"Selamat jalan Nakula Gema Adijaya, aku sahabat mu akan selalu menjadi sahabat mu, " benak Riki

Setelah prosesi pemakaman selesai, Riki dan kedua orang tua Nakula berpamitan pergi meninggal area pemakaman di ikuti oleh kedua orang tua nya dan teman-temannya.

Seakan tahu, hujan sudah mengguyur sejak Riki dan keluarga nya pulang dari makam. Kehilangan nya masih terasa, ia tidak bisa berbuat apa-apa selain perlahan ikhlas.

"Riki, kamu mau kemana?" tanya sang ibu saat melihat Riki berjalan cepat ke lantai atas

"Mau istirahat, " jawab Riki

Brakk

Pintu itu di banting keras oleh Riki, ia langsung mendudukkan diri nya di atas ranjang. Memeluk lututnya seraya menangis, dada nya sesak dan hati nya sakit.

"Hikss! Hikss! Hikss! Hikss!"

Tangisan itu kembali pecah bersamaan dengan isak tangis yang begitu memilukan, ia sangat kehilangan dan kehilangan.

"Kenapa kamu ninggalin aku secepat ini? Hikss! Hikss baru saja kemarin sore aku begitu khawatir takut akan kehilangan mu hikss! Hikss! Sekarang aku benar-benar kehilangan mu hikss! Aku tidak bisa menyalahkan siapapun untuk saat ini. "

Sebenarnya Riki berharap bahwa ini semua hanya mimpi, namun saat melihat wajah pucat Nakula saat di dalam liang lahat ia tidak bisa mengangap itu mimpi lagi. Ini semua terasa nyata dan tidak bisa di ganggu gugat, semua nya terjadi dalam kehidupan nya dan itu nyata.

Sore ini, Riki berjalan-jalan sendiri sambil menikmati sore. Hujan sudah berhenti sejak tadi siang, aroma petrichor masih terasa membawa sensasi ketenangan bagi Riki.

"Riki, " panggil seseorang dan detik itu juga Riki langsung berbalik

"Ngapain lo manggil gue?" tanya Riki

"Gue minta maaf, gue gak sengaja nabrak Nakula. Gue gak balas dendam, sumpah gue gak sengaja. Ini murni karena gue ceroboh, gue minta maaf, " ucap rakha sambil memohon maaf pada Riki, memang karena kejadian itu. Riki membenci rakha dan kedua teman nya, ia sangat membenci mereka

"Gak ada gunanya lo minta maaf karena gak akan pernah bisa ngembaliin hati gue maupun orang tua Nakula yang udah hancur berkeping-keping karena kecerobohan lo itu, rakha. "

"Tapi gue mohon setidaknya maafin gue, gue ngerasa bersalah banget. "

"Itu urusan lo, gue gak ikut campur. Lo udah buat sahabat gue tiada, lo yang udah buat Tuhan bawa Nakula pergi jauh. Semua nya itu gara-gara lo, seharusnya lo bersyukur karena keluarga Nakula gak bawa ini ke polisi dan memilih jalur damai. "

"Gue tahu gue harusnya bersyukur, gue berani sumpah gue gak sengaja nabrak Nakula. "

"Gak usah banyak omong lo sama gue, gue gak peduli mau ini di sengaja maupun gak. Intinya lo udah buat Nakula meninggal, gue benci sama lo termasuk dua temen lo itu. "

Riki pergi meninggalkan rakha yang hanya bisa menunduk, ia tahu dirinya salah namun ia tetap memiliki keberanian untuk meminta maaf. Walaupun maaf itu pasti sulit untuk ia dapat kan, namun ia akan terus berusaha sampai ia mendapat kan maaf.

"Maafin gue Nakula, gue udah buat lo jauh dari orang-orang yang lo sayang. Gue juga minta maaf atas perbuatan gue waktu itu, gue sadar kalo gue itu memang buruk. Sekarang pun gue udah tambah buruk dengan gelar baru gue " seorang pembunuh " bagus kan gelar nya. Demi Tuhan, aku minta maaf sama lo Nakula. Riki, gue juga minta maaf sama lo karena udah renggut sahabat lo. Gue menyesal, andai waktu bisa di ulang. Gue pengen kejadian itu tak terjadi dan Nakula masih hidup. "benak rakha
.
.
.
.
.
.
.
.
.

" 𝐀𝐤𝐮 𝐭𝐢𝐝𝐚𝐤 𝐛𝐢𝐬𝐚 𝐡𝐢𝐝𝐮𝐩 𝐭𝐚𝐧𝐩𝐚 𝐦𝐮, 𝐭𝐩 𝐚𝐤𝐚𝐧 𝐤𝐮 𝐮𝐬𝐚𝐡𝐚 𝐤𝐚𝐧 𝐛𝐚𝐡𝐰𝐚 𝐚𝐤𝐮 𝐛𝐢𝐬𝐚 𝐭𝐚𝐧𝐩𝐚 𝐦𝐮"

Kehilangan sahabat untuk selama nya itu menyakitkan, semoga Riki bisa kuat jalani hari tanpa Nakula lagi.

Jika waktu di ulang pun, apakah semua nya akan baik-baik saja? Semua ada di tangan Tuhan, kita tidak bisa berbuat  apapun untuk merubah nya tanpa kecuali dengan berusaha. Kasihan rakha, pasti sedih banget 😁

See u next chap

feel different || JUNGWON NI-KI ENHYPEN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang