16.End

404 15 21
                                    

Hallo semua nya, gimana bab kemarin? Mengecewakan ya? 🥺 aku kembali lagi dengan bawa bab baru, maaf atas ke khilafan ku di bab sebelum nya.  Selamat membaca & semoga suka
⚠️2299+ kata, Hati-hati bosan😑baca nya pelan-pelan aja ya
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Tut  tut tut

Riki terbangun dari tidur nya kala ia mendengar suara yang asing baginya, ia mengusak matanya dan melihat ke sekitar. Hal pertama yang ia lihat adalah sahabatnya yang tengah berbaring di hadapan nya, lalu ia baru tersadar akan sesuatu yang membuat nya langsung memeluk tubuh sahabat nya itu. Ia melihat nafas Nakula naik turun secara beraturan, ia yakini Nakula masih hidup.

"Nakula, kamu masih hidup? Hikss aku pikir kamu ninggalin aku hikss. " Riki menangis sambil memeluk erat Nakula

Nakula yang merasa ada beban berat di perut nya lantas ia terbangun dari tidur nya, yang ia lihat adalah sahabat nya yang tengah memeluk nya erat sambil menangis.

Pukk

"Hey, jangan memeluk ku seperti ini. Ada apa dengan mu?, " tanya Nakula setelah ia menyentuh pundak sang sahabat

"Nakula, kamu masih hidup? Aku pikir kamu udah__

" Kamu ngomong apa sih? Aku masih hidup, bukti nya aku di sini berbicara dengan mu, "potong Nakula, ia kesal mendengar omong kosong sahabat nya itu

Riki melepaskan pelukan nya, ia memandang ke arah Nakula dengan pandangan bertanya.

" Apa?, "tanya Nakula, ia harus ekstra sabar dengan kelakuan sahabat nya yang aneh sekali

" kamu masih hidup?, "tanya Riki dengan mata yang berkaca-kaca

" Tentu saja iya, ada apa dengan mu? Aneh sekali bertanya seperti itu. "

Ceklek

Seseorang masuk kedalam ruangan membuat atensi kedua nya teralihkan. Ternyata bunda dan ayah datang bersama dengan kedua orang tua Riki.

"Kamu kenapa Nakula? Kenapa berekspresi seperti itu? Apa ada yang aneh?, " tanya Ibu Riki pada Nakula, ia sedikit terkekeh melihat ekspresi Nakula yang terlihat aneh

"Tanyakan anak ibu, dia aneh? Masa tiba-tiba meluk Nakula terus nangis, bolak-balik tanya kenapa aku masih hidup. Memang nya aku sudah meninggal? Aneh sekali, " jawab Nakula

"Riki?, " panggil Ibu dan Riki hanya menunduk

"Maafin Riki, Riki bukan bermaksud__

" gak papa, tapi kamu kenapa bisa kaya gitu?, "sela bunda

Riki terdiam membuat mereka semua menunggu jawaban keluar dari mulut Riki.

" Ada apa?, "tanya ayah rey membuka keheningan

" Riki mimpi Nakula udah ninggalin kita, Nakula pergi ke atas sana, "jawab Riki dan detik itu juga mereka semua tertawa

Lucu sekali pemuda di hadapan mereka  ini, pantas saja aneh. Mimpi toh, kasihan jadi panik.

" Jangan takut, Nakula udah bangun. Lagian kamu tidur lama banget, lainkali tidur itu secukupnya. "sang ibu lantas mengusap pelan punggung sang anak

Riki mengangguk, namun diam-diam ia mencubit tangan nya.

" awww, "rintih Riki dan detik itu juga semua orang menatap nya jengah

Riki hanya bisa tersenyum sambil mengusap bekas cubitan nya, itu benar-benar sakit. Namun dalam hati Riki bersyukur, karena hal ini bukan mimpi namun nyata.

Saat ini Nakula dan Riki tengah duduk menikmati angin malam di taman rumah sakit, sekaligus menyegarkan pikiran mereka. Tenang saja, Nakula menggunakan kursi roda dengan Riki yang mendorong nya. Ia tidak akan di izinkan keluar ruangan jika tidak menggunakan kursi roda, lagipula mana bisa Nakula jalan kaki. Kaki nya saja tidak bisa berjalan karena patah tulang, sungguh bertubi-tubi rasa sakit Nakula. Namun ia masih bisa bersyukur pada yang kuasa, nyatanya ia masih dikelilingi orang-orang yang mencintai nya dan menyayanginya dengan tulus.

feel different || JUNGWON NI-KI ENHYPEN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang