4

322 26 0
                                    

Bijak dalam membaca, ada beberapa kata kasar dan kegiatan kekerasan yang di larang di tiru. Jika mau meniru jangan bawa-bawa saya maupun book ini, kami tidak menanggung semua nya.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Betapa terkejut nya riki melihat sahabat nya tengah mati-matian meraup oksigen agar bisa bernafas, terlihat gachandra dan beberapa anak PMR tengah menolong Nakula. Riki segera menghampiri Nakula, ia tidak tega melihat sahabat nya kesakitan seperti ini.

"Tolong panggil ambulans, Nakula gak bisa nafas. Gue mohon, dra. Telpon pihak rumah sakit buat ngirim ambulans ke sini, gue mohon. " ucap riki, air mata nya sudah jatuh sejak tadi

Gachandra langsung mengiyakan ucapan teman nya itu, beberapa anak PMR memberikan pertolongan pertama untuk Nakula. Riki mengelus punggung sahabat nya, ia sangat tidak bisa melihat sahabat nya seperti ini.

"Ambulans akan segera datang, lo yang sabar. " ucap gachandra dan riki hanya diam

Beberapa saat kemudian akhirnya ambulans datang, riki ikut menemani Nakula ke rumah sakit. Ia menitipkan izin pada anak PMR untuk memberitahu pada guru ,lagipula beberapa guru tahu jika Nakula di bawa kerumah sakit.

Saat ini Nakula sedang di tangani oleh dokter di ruang UGD, riki terduduk lemas di bangku tunggu bersama gachandra. Kedua orang tua Nakula dan kakak nya dalam perjalanan menuju rumah sakit, riki tidak tahu apa yang akan ia katakan pada kedua orang tua sahabat nya itu.

"Udah ki, jangan nangis terus. " ucap gachandra sambil mengelus punggung riki

Riki masih terus menangis, ia tidak memperdulikan siapapun maupun apapun yang ada di sekitar nya.

"Riki?. " panggil seseorang membuat riki menengok ke samping

Ternyata kedua orang tua Nakula dan kakak Nakula sudah datang, terlihat jelas rasa khawatir dan bingung secara bersamaan. Riki segera berdiri lalu memeluk ayah sahabat nya itu, ia tumpah kan segala kesedihan nya pada pria paruh baya itu.

"Riki? Ada apa nak?Nakula kenapa bisa seperti ini?. " tanya ibu

"Nakula di bully, maafin riki karena gak bisa jaga Nakula dengan baik. Riki gagal lindungi Nakula, riki gagal. "

"Gak, riki udah jaga Nakula dengan baik kok. Ini bukan kesalahan riki, jangan salahin diri sendiri. "

Kedua orang tua Nakula sudah mengangap riki seperti anak mereka, mereka menyayangi riki sama seperti menyayangi Nakula. Melihat nya seperti ini membuat mereka tidak tega, riki itu sudah sangat dekat dengan Nakula sebelum mereka mengenal sebuah pertemanan.

"Permisi." ucap seorang dokter membuat atensi mereka teralihkan

"Bagaimana keadaan putra kami, dok?." tanya ayah

"Beruntung pasien sempat mendapatkan pertolongan pertama sebelum di bawa kerumah sakit jadi dia bisa bertahan, walaupun bisa di katakan kondisi nya sangat memprihatinkan." ucap dokter

"Maksudnya apa dok? Saya tidak mengerti. " ucap riki

"Nafas nya sempat berhenti berhembus beberapa detik, jantung nya juga sempat berhenti berdetak sebelum akhirnya ia kembali berdetak setelah kami tindaklanjuti. "

Hati riki mencelos, amarah nya memuncak bersama dengan rasa sedih yang begitu besar. Riki tidak akan pernah bisa memaafkan dirinya sendiri jika sampai nyawa Nakula tidak tertolong, riki hanya bisa menangis dalam diam nya. Hancur hati nya mendengar jika sahabat nya hampir tiada, riki tidak bisa memikirkan itu.

"BRENGSEK LO!! LO UDAH BUAT SAHABAT GUE HAMPIR TIADA DAN LO DI SINI ENAK-ENAKAN NONGKRONG. EMANG BAJIANGAN LO, BIADAP LO!!. " teriak riki penuh amarah

Bugh

feel different || JUNGWON NI-KI ENHYPEN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang