.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Nakula menghampiri sang kakak yang kebetulan sedang di rumah, kakaknya itu jarang di rumah . Ia kuliah di daerah yang lumayan jauh dari rumah sehingga dirinya itu memilih untuk nge kost.
"Mba Betari ada apa nyari aku?" tanya Nakula kala ia sudah berdiri di hadapan kakaknya
"Mba boleh minta tolong gak sama kamu?" tanya sang kakak
"Minta tolong apa?"
"Mba pinjam laptop mu, kalau kamu ngizinin berarti kamu nolongin mba."
"Astafirullah mba, Nakula kira apa? Ambil aja, ada di atas meja. "
"Oke, makasih adik tampan. "
"Ini nih kalo ada maunya, kumat penyakit nya. " ledek Nakula membuat sang kakak langsung merengut sebal
"Memang kenyataan kok. "
"Oke-oke, Nakula ke kamar dulu ya. " Nakula lantas pergi begitu saja
Nakula merebahkan dirinya di ranjang nya, ia mengantuk hingga akhir nya ia tertidur. Gampang lelah jika terlalu sering melakukan aktifitas, apa lagi sampai naik sepeda seperti itu jadi semakin cepat pula energinya terkuras.
Nakula terbangun dari tidur nya, ia melihat ke sekitar dan menemukan bahwa sekarang sudah malam. Lantas Nakula mendudukkan dirinya bersandar pada headboard, memijat pelipis nya karena rasa pusing menyerang.
"Udah jam setengah delapan, sholat isya dulu aja lah. " Nakula beranjak untuk ke kamar mandi, ia akan melaksanakan sholat isya dulu.
Nakula itu anak soleh, ia rajin beribadah walaupun terkadang ia bolong juga. Tp ia begitu rajin beribadah dan selalu mengaji jika memang ada waktu senggang, kebiasaan baik ini sudah dilakukan Nakula sejak kecil. Ia terbiasa hidup di lingkungan yang baik sehingga akhlak nya pun juga baik, didikan kedua orang tua Nakula juga begitu baik terhadap Nakula.
"Aamiin." setelah berdoa, Nakula membereskan kembali alat sholat nya
"Bosan, ke cafe aja kali ya. Udah lama gak ke cafe, kalau ada Riki mana dibolehin. "
Nakula mengambil jaket nya lalu pergi ke cafe dengan berjalan kaki, lagipula tak sejauh itu. Masih bisa jalan kaki dan tak perlu menempuh banyak waktu, Nakula tipe yang suka berhemat. Bukti nya ia suka traktiran, Riki adalah korban nya walaupun Riki ikhlas-ikhlas saja.
"Cuaca hari ini cerah sehingga malam hari ini bagus, ada beberapa bintang juga yang bersinar. "
Nakula berjalan perlahan sambil mengeratkan jaket nya, lumayan dingin untuk cuaca yang cerah.
"Gila sihhh, udara nya dingin banget padahal cuaca cerah, " gumam Nakula
Jalanan tak begitu ramai, sehingga Nakula bisa berjalan dengan tenang. Beberapa toko masih buka dan masih di penuhi pengunjung, Nakula tersenyum melihat itu semua. Ia selalu bersyukur ketika orang lain bahagia, ia selalu bersyukur ketika orang lain memiliki rezeki yang berlimpah.
"Keren banget tadi, lo bisa ya ngalahin si sok keren itu. "
"Bisa lah, apa yang gak bisa seorang rakha lakuin? Gak ada yang gak bisa?." dengan pedenya rakha berbangga diri
Sedangkan Hardana dan keyzio tersenyum mendengar ucapan si ketua gang itu, sudah biasa dengan itu sehingga mereka biasa saja.
"Malam ini kayaknya sepi, ngebut aja kali ya?" tanya rakha
"Boleh, seru tuh, " ucap keyzio, dengan pede nya rakha menambah kecepatan mobil nya. Ia melajukan mobil nya dengan kecepatan penuh, mereka bertiga pun tertawa bahagia.
KAMU SEDANG MEMBACA
feel different || JUNGWON NI-KI ENHYPEN
Short StoryNakula berjalan sendiri dengan payung yang melindungi nya dari guyuran gerimis yang lumayan lebat, ia berjalan kaki untuk ke sekolah. Menikmati dingin nya pagi yang membuat nya menggigil, sangat dingin sehingga ia tidak bisa berjalan cepat karena su...