07

22.7K 1.8K 277
                                    

Bandara Incheon, Seoul Korea . . .

Donghyuck menghela napas sedalam mungkin ketika dia sudah berada di Korea. Pesawat yang di tumpangi nya sudah landing beberapa menit yang lalu, dan di sinilah Donghyuck sekarang, dia benar-benar memijakkan kaki di tanah kelahirannya, Korea.

Perasaan berat tentu saja masih ada dan bahkan kini lebih mendominasi ketika dia mengingat bahwa bandara ini adalah tempat terakhir dia melihat orang-orang yang di sayanginya, tempat terakhir yang Donghyuck pijak sebelum dia benar-benar pergi menenangkan diri selama 4 tahun di negeri orang.

Beberapa kali Donghyuck menghela napas berat, dan itu tidak luput dari perhatian Kun. Pemuda tampan itu sedari tadi melihat bagaimana gelisahnya Donghyuck semenjak keluar dari pesawat. Bahkan langkah pemuda manis itu terlihat berat ketika memasuki ruangan utama bandara, Kun melihat dan memperhatikan semua itu. Seperti ada beban berat yang sedang di pikul oleh atasannya tersebut, mungkin saja Donghyuck gugup untuk bertemu pengusaha sukses yang namanya sudah melangit. Mungkin saja kan, pikir Kun.

Yang tanpa Kun tau, bahwa pemuda manis yang sekarang berdiri di sampingnya sedang memendam rasa gelisah dan juga rasa takut yang teramat besar. Ada begitu banyak luka yang tercipta di negri ini, ada banyak rasa sedih yang selama ini berusaha di hapus oleh Donghyuck. Namun hari ini, dia mengalah dan memilih kembali ke tempat asal luka nya diciptakan.

“A-aku titip Chenle sebentar” Kata Donghyuck sambil menyerahkan sang anak di gendong Kun.

“Kamu mau kemana Hyuck?” Tanya Kun setelah menyambut Chenle ke dalam gendongannya.

“Ke toilet” jawab Donghyuck singkat kemudian segera berlalu meninggalkan Kun dan juga Chenle yang turut memandang heran ke arah sang Ibu.

“Mommy kenapa uncle?” Tanya Chenle setelah kepergian ibunya.

“Entahlah, Mommy mu itu aneh” jawab Kun seadanya kemudian membawa Chenle untuk duduk di kursi tunggu.

“Chenle apa kamu haus?” Tanya Kun setelah mendudukkan Chenle di sampingnya bersama dengan beberapa koper milik mereka

Anak kecil itu mengangguk.

“Tunggu di sini sebentar dan jangan kemana-mana, uncle belikan minuman dulu” kata Kun kemudian menyerahkan Ipad ke pangkuan Chenle agar anak itu anteng duduk di sana selama dia membelikan minuman.

“Iya uncle” kata Chenle seraya menyambut Ipad nya dan mulai memainkan beberapa permainan di sana.

“Jangan kemana-mana ya . .” peringat Kun lagi sebelum benar-benar pergi.

“iyaaa uncle . .”jawab Chenle tanpa memalingkan wajah dari Ipad kesayangannya.

Kun mulai berjalan menjauhi Chenle, namun baru beberapa langkah, Kun berbalik dan kembali memanggil Chenle.

“Zhong Chenlee ingat . . jangan kemana-mana . . stay there . .” kata Kun sedikit berteriak karena jarak mereka lumayan jauh.

Chenle akhirnya mendongakkan wajahnya dan menatap Kun dengan kesal.

“Iyaaaaaaaaaa uncle . . .” jawab Chenle dengan nada kesal, pasalnya Kun seperti tidak percaya kalau dirinya akan tetap berada di sana.

Setelah yakin kalau anak atasannya itu tidak akan kemana-mana, Kun segera berlari menuju mesin minuman yang terletak agak jauh dari tempat Chenle berada.

“Uncle Kun itu menyebalkan sekali . .” gerutu Chenle setelah menyadari kalau Kun tidak lagi terlihat di dekatnya.

Setelahnya anak itu kembali fokus ke Ipad nya dan  memainkan permainan di sana sampai atensi seseorang yang duduk di sampingnya mengalihkan perhatian Chenle. Bukan karena orang itu berpakaian serba hitam seperti penculik, tapi karena susu kotak yang sedang di minum oleh lelaki itu yang menarik perhatian Chenle. Asal kalian tahu saja kalau Chenle benar-benar haus, dan Kun lama sekali membelikan minuman untuknya.

 ✓ Where's Daddy? (Sekuel of KRK 🔞)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang