𝁫𝁵𝁫Hari libur adalah kesempatan agar kau bisa berduaan dengan Rin tanpa ada gangguan apapun.
Kau sudah menunggu-nunggu datangnya hari Minggu, dan sebelumnya Rin bilang jika kalian akan ke luar.
Benar saja, ia menepati janjinya.
"Rin aku ingin es krim!" Pekikmu kesenangan melihat macam-macam es krim yang tersaji di depan mata.
Rin mendengus, "Memangnya kau anak kecil?"
Kau mencebikkan bibir, berjalan ke tepi dengan menghentak-hentakkan kaki. Perkataan Rin menyentil hati mungilmu.
Tak lama kemudian Rin menyusulmu dengan membawakan beberapa macam es krim di tangannya.
Wow, perilakunya sangatlah terpuji.
Namun, ingatlah!
"Tidak mau. Makan saja sendiri," Ketusmu membuang wajah ke sembarang arah.
Rin terkekeh pelan, aksi merajukmu mengundang hiburan tersendiri bagi Rin. "Heh ... siapa yang memberikan padamu? Toh aku sanggup memakan semua sendirian."
Sontak kedua matamu terbelalak. Kenapa Rin berujar begitu saat kau sudah berharap lebih?
Kau sebenarnya tergiur akan es krim, tetapi harga dirimu lebih tinggi dari sebuah es krim.
Lalu, sebuah balok dingin mendinginkan pipi tirusmu. "Yakin tidak mau?"
Gelengan darimu tetap kukuh, membuktikan jika dirimu seorang yang teguh pada pendirian.
"Tetapi ini tadi sudah aku cicipi, sayang sekali jika dibuang." Ucap Rin yang pura-pura menunjukkan rasa kecewa.
Oh, sial.
Sedikit demi sedikit kau menoleh ke arah Rin, mendapati raut wajah teduh darinya.
Ya Tuhan bagaimana bisa manusia sempurna ini diciptakan untuk bersandingan denganmu?
Wajah Rin yang terpahat bak dewa Yunani serta semua aspek mendukungnya. "Kau sangat indah Rin,"
Pria tersebut menaikkan salah satu alisnya, kemudian tertawa kecil. "Baru sadar? Ini, terimalah es krimnya!"
Dirimu mengerucutkan bibir sebal, menerima secara 'paksa' es krim yang sekantung penuh itu.
"Ingat, Rin aku menerima ini karena terpaksa." Ujarmu mencari pembelaan dengan menekan kata 'terpaksa'.
KAMU SEDANG MEMBACA
๋࣭ Reckless ᵎᵎ
Fanfiction┈┈ ،، matahari kian lama kian tenggelam begitu pula perasaan Rin terhadapmu. mungkin Rin mencintai dia sekarang, tetapi kau lah yang lebih dulu Rin cintai. "bagaimana kau bisa begitu ceroboh dalam mem...