𝟷 𝄪 𝟷𝟻

2.3K 327 6
                                    

𝁫𝁵𝁫

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

𝁫𝁵𝁫

"Apa hari ini jadwalnya begitu padat hingga wajahmu terlihat kacau," Godamu pada suami.

Memasuki usia 27 tahun adalah pematangan pikiran antara pria dan wanita.

Dirimu resmi menikah pada usia 24 tahun, itu artinya 3 tahun telah berlalu tanpa terasa.

Sedangkan, suamimu, Itoshi Rin. Badan tegap serta membentuk keindahan tanpa celah itu mengendikkan bahu. "Yah, seperti biasa."

Pria itu mendudukkan pantatnya tepat di depanmu, mengambil beberapa lauk serta nasi yang telah disiapkan.

Kau memberikan senyuman terbaik untuk hari ini.

Sepertinya hari ini Rin terlalu lelah untuk sekedar mengobrol biasa. Maka dari itu dirimu memilih untuk bungkam selama makan malam.

Di atas meja makan hanya terdengar suara sendok serta piring saling beradu.

Belum sempat 5 menit berlalu, Rin sudah berdiri dan belum menghabiskan makanannya.

"Eh, Rin? Tidak menghabiskan makanan?" Tanyamu keheranan.

Rin menoleh lalu menggelengkan kepala. "Mereka mengajakku makan malam."

Kau langsung menghembuskan napas kasar. Seharusnya Rin bilang jika dia sudah makan malam, agar dirimu tidak bersusah payah memasak.

"Oh ... oke, lain kali tolong beritahu jika kau sudah makan malam. Karena jadwal kerjaku akhir-akhir ini juga padat," Ucapmu memasukkan sesuap nasi ke mulut.

"Tidak ada yang memintamu memasak."

Sontak aktivitas tanganmu berhenti. Sebenarnya kenapa?

Karena tidak ingin memperpanjang masalah, kau memilih jalur damai. "Bukan begitu, hanya saja sayang jika dibuang."

Rin mendecakkan lidah, pemikiran istrinya sangatlah tidak praktis.

"Kau bisa menyimpan untuk sarapan." Cetus Rin meninggalkanmu seorang diri.

Kau menghela napas lalu menggelengkan kepala. Sepertinya Rin memang benar-benar lelah.

Namun perkataannya tadi sedikit membuat luka di hati.

"Tsk! Berhentilah berpikir buruk tentang Rin, dia hanya lelah." Bisikmu memaklumi perilaku Rin.

Bukankah tugas seorang istri memaklumi tingkah laku suami?

Kalian berdua sudah bersumpah untuk cinta sehidup semati, tidak peduli sebanyak apa badai yang menerjang, janji yang dibuat untuk bersama tidak akan kandas begitu saja.

Harusnya seperti itu.

𝁫𝁵𝁫

Memahami sifat Rin sama saja dengan sedang bermain puzzle tanpa contoh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Memahami sifat Rin sama saja dengan sedang bermain puzzle tanpa contoh.

Sangat sulit sehingga membuatmu pusing tujuh keliling. Untungnya dirimu tidak jadi keliling tujuh kali.

"Mmm? Tiba-tiba ingin membawa bekal?"

Pria itu mengangguk sembari memasukkan makanan yang kau masak malam tadi.

Itu sedikit menghangatkan sisi relung hati paling dalam. "Baiklah, ambil saja yang banyak agar kau cepat tumbuh." Kekehmu menatap lembut Rin.

Ia mendecakkan bibirnya, "Berhentilah memperlakukanku seperti anak kecil!"

"Itu kenyataan Rin, kau mungkin masih bisa tumbuh." Ujarmu serius ke arah Rin.

Pria berambut lurus dengan warna hijau tua tersebut kembali menatap. "Tidak ada hubungannya, oke? Sekarang pasangkan dasi ini," Pintanya memberikan dasi.

Kau beranjak dari sofa, "Tidak sampai." Rengekmu karena tubuh tinggi Rin.

Pria tersebut mengerjapkan mata, lalu sedikit menundukkan tubuhnya.

"Kau yang seharusnya perlu tumbuh, bukan aku." Ejeknya menjulurkan lidah.

Kata-kata Rin membuatmu mencebikkan bibir kesal. Terkadang Rin suka mengejek tanpa dikira-kira.

"Ya, ya. Besok aku akan membeli penumbuh kaki sepanjang 5 cm." Balasmu asal-asalan.

Kedua alis Rin menyatu dengan sempurna. "Memangnya ada?"

Kau menarik bibir ke atas dan tidak menyahuti pertanyaan aneh dari Rin. Tangan lentikmu secara lembut memasangkan dasi terhadap sang suami.

Menikmati momen kebersamaan kalian.

Sedikit berjinjit, untuk memberikan pelukan manis terhadap Rin. Lalu membisikkan kata-kata.

Sehingga mampu membuat Rin tersenyum tipis.

"Aku akan pulang terlambat, jangan perdulikan dan tidurlah lebih awal." Ingatnya kepadamu.

Dirimu tidak ada pilihan lain selain mengangguk dan melambaikan tangan.

Oh, sangat menyenangkan.

Kehidupan pasangan suami-istri antara Rin dan dirimu sungguh mendebar-debarkan setiap waktu.

Kedua matamu terpejam, "Tuhan aku ingin agar kebersamaan ini berlangsung selamanya,"

"Dan aku harap Rin juga berdoa seperti tadi."

𝁫𝁵𝁫

   ๋࣭  Reckless ᵎᵎ  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang