┈┈ ،، matahari kian lama kian tenggelam
begitu pula perasaan Rin terhadapmu.
mungkin Rin mencintai dia sekarang,
tetapi kau lah yang lebih dulu Rin cintai.
"bagaimana kau bisa begitu ceroboh
dalam mem...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
𝁫𝁵𝁫
Perayaan pesta penyambutan Liga baru akan segera di mulai dalam dua jam terakhir ini.
Beberapa pemain sepak bola internasional telah berkumpul satu sama lain.
Dan para sponsor ternama pun juga mendapatkan tempat tersendiri bagi pesta tersebut.
"Dresscode anda sangatlah mencolok, nona." Ejek pria berkulit tan dengan tubuh bongsor di belakang.
Jujur kau sedikit terkejut, "Di mana Mia?" Tanyamu celingak-celinguk.
Shidou memutar bola mata malas.
"Dia hanya akan mengacaukan pesta saja, lagipula ayahnya ada di rumah." Balas Shidou enteng, sembari menenteng segelas minuman penyegar.
Perkataan Shidou barusan memicu adanya seribu pertanyaan. "Tu-tunggu, bukankah kau ayahnya?!"
"Bicara apa kau idiot? Mana mungkin aku memiliki anak nakal sepertinya," Ujar Shidou merinding ngeri.
"HAH?! Aku selama ini mengira kau adalah ayahnya!" Teriakmu tidak dapat menahan histeris.
Refleks Shidou menutup telinganya yang berdenging kencang, lalu jitakan pada dahi di arahkan padamu. "Bodoh! Apa aku harus mematahkan pita suaramu agar kau berhenti mengoceh, hah?!"
Pertanyaan galak itu mampu membungkam mulutmu.
Yah, kesan pertama yang dirimu dapatkan dari Shidou adalah ia pria berkulit tan yang menyeramkan.
"Kau benar-benar diam?" Pertanyaan yang diajukan Shidou tepat di depan wajahmu.
Sontak kau mundur beberapa langkah ke belakang. "Astaga! Berilah jarak untuk aku bernapas."
Shidou terkekeh pelan, kembali menyesap minuman dengan tingkah alkohol rendah.
Tatapanmu tiada hentinya menatap pintu masuk, berharap seseorang datang dan memberikan tangan secara percuma.
"Menunggu kedatangan suami tercinta?"
Sial, kenapa Shidou selalu saja tau apa yang kau pikirkan.
Untuk menetralisir kegugupan, kau berdehem. "Ekhem! Tidak, asistenku sedari tadi belum menampakkan batang hidungnya," Ucapmu mengelak.
Shidou hendak membuka suara, namun pandangannya terpaku pada tubuh tegangmu.
Saat mengikuti arah pandangan- "PFFTT! Si bangsat itu sangat tahu bagaimana cara mengambil peran,"
