06 : see you again, Hanabi

62 4 0
                                    

♪ i like u - jereena montemayor ♪

✿happy reading✿

Hari ini adalah hari yang Hanabi tunggu-tunggu. Hanabi akan bertemu dengan Alby, sesuai dengan waktu yang laki-laki itu janjikan ; hari rabu, di jam yang sama -berarti pukul empat sore. Jika diingat-ingat, Alby memang selalu datang ke tempat ini di hari rabu. Tiga kali bertemu dengan waktu yang seolah telah tertetapkan.

Hanabi kini berdiri di depan gedung Fairytale Library. Ada sebuah payung di tangannya, payung baru yang semalam dibelikan oleh Nata. Hanabi sangat amat merasa tidak enak hati mengingat bagaimana hancurnya payung Alby. Bagaimana jika laki-laki itu menganggapnya sebagai orang yang tidak amanah terhadap barang pinjaman?

Semoga saja Alby bisa mengerti dengan situasinya. Itu harapan Hanabi saat ini.

Mata kedip-kedip bertempo, bibir dimainkan, pipi digembung-gembungkan, kaki digerak-gerakkan. Semua itu telah khatam Hanabi lakukan untuk mengusir rasa bosannya. Sebab, Alby tak kunjung terlihat.

Hanabi mengembuskan nafas setelah melihat jam digital di tangannya. Lalu, matanya beralih pada langit yang menjanjikan hujan lewat awan gelapnya. "Udah mendung aja," gumamnya.

Ponsel pintarnya tiba-tiba bergetar. Ada pesan dari Nata. Entah sejak kapan mereka mengakhiri perang dinginnya, yang pasti Hanabi sudah tidak kesal lagi pada abangnya itu. Kali ini Hanabi melupakan segala kekesalannya karena akan bertemu dengan Alby. Pula, entah sejak kapan hatinya menjadi senang ketika ingat Alby. Apakah Hanabi boleh seperti ini pada orang asing?

Hanabi kembali mengantongi ponselnya usai membalas pesan dari Nata

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hanabi kembali mengantongi ponselnya usai membalas pesan dari Nata. Bertepatan dengan itu, Hanabi menemukan sosok yang ditunggu dalam rentang penglihatannya. Sontak saja retinanya mengembang ketika sosok itu telah berdiri di depannya dengan senyum simpul seperti biasanya -hangat.

"Kamu nunggu saya disini?"

Spontan Hanabi mengangguk.

"Kamu pasti udah nunggu lama."

Kali ini Hanabi menggeleng. Dapat kalian bayangkan wajahnya itu terlihat polos dan sedikit terangkat mengarah pada wajah pemilik senyum menawan di sampingnya. Tingginya hanya sebatas dada sang laki-laki.

Raut wajah Alby berubah suram dan menyesal, tapi tak terlalu nampak. "Maaf ya? Saya udah buat kamu nunggu."

"Gapapa, kak. Aku baru datang juga kok." Hanabi ikut tersenyum. Kaku dalam dirinya ketika berinteraksi dengan lawan jenis sedikit berkurang ketika bersama Alby.

"Mau masuk sekarang? Kebetulan temen saya masih lama jemputnya." Sekilas Alby melirik arlojinya.

"Iya, kak."

"Ya udah, ayo kita masuk."

Ketika Alby melangkah lebih dulu, Hanabi menahannya. "Eh, Kak!"

Alby kembali berbalik. "Ya?"

Time On WednesdayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang