15 : for Agi's birthday

56 4 4
                                    

♪ keep you safe - yahya ♪
✿happy reading✿

Wajah Hanabi tertekuk ketika mobil sang kakak sudah teronggok di depan sekolahnya. Padahal pada sore hari rabu ini, Hanabi sangat berharap bertemu dengan Alby. Namun, Hanabi harus membatalkan rencananya untuk datang ke gedung Fairytale Library karena Nata tiba-tiba memaksanya pulang lebih awal untuk menyiapkan acara ulang tahun Agi yang sempat mereka lupakan.

"Kenapa sih Agi harus ulang tahun hari ini?" gerutunya.

Nata melirik Hanabi yang sudah duduk dengan nyaman di sampingnya. "Kenapa emangnya? Nggak pergi ke perpus satu hari doang gak bakalan jadi bisulan, kan, Nib?"

"Ya tapi ...." Hanabi tak melanjutkan perkataannya, ia malah menghela napas kesal.

"Tapi kenapa?" Mobil Nata mulai melaju membelah jalan raya. "Aku baru inget tadi siang kalo Agi hari ini ulang tahun, Nib."

"Terus sekarang kita mau kemana?"

"Ke rumah, aku harus bikin kue ulang tahunnya dulu."

Hanabi menoleh ke samping dengan wajah yang tak begitu yakin terhadap perkataan Nata barusan. "Nggak, nggak! Bang Nata nggak boleh bikin kuenya sendiri. Kenapa nggak beli aja, biar nggak ribet?"

"Sambil belajar, aku aja yang buat kuenya, nggak perlu beli."

Hanabi mendesah frustasi. Sekarang bukan waktunya untuk belajar membuat kue. Hanabi heran, kenapa kakaknya begitu obsesi terhadap masak memasak atau membuat makanan lainnya. Padahal Nata sendiri sadar bahwa makanan buatannya adalah makanan terburuk yang pernah dirinya makan. Tapi semangat juangnya memang patut diacungi dua jempol. Salut.

"Ada toko kue yang selalu ready kapan aja, sekali pun itu costume," ujar Hanabi. "Kita order aja ya? Lama kalo harus bikin dulu."

"Eumm... Yaudah deh." Akhirnya Nata menyetujuinya tanpa protes.

Hanabi berseru pelan, dan langsung membuka ponselnya dengan bersemangat. Ia membuka salah satu media sosialnya, dan memesannya melalui nomor admin yang tertera di bio sebuah akun promosi. "Yang ini bagus nggak?"

Nata melihat sekilas gambar di ponsel adiknya sebelum kembali fokus mengemudi. "Terserah aja, yang penting Agi suka."

"Oke deh, kita pesen yang simple aja. Takutnya lama sampenya."

"Emang tempatnya dimana?"

"Setahu aku, ada di deket gedung Fairytale Library."

"Nanti kirim nomor rekening yang punya tokonya, biar aku yang bayar."

"Okey."

Usai memesan satu kue ulang tahun, dan langsug di-confirm oleh adminnya, Hanabi meletakan kembali ponselnya di dalam saku rok seragam. Hanabi mendadak ingat sesuatu dalam diamnya. Lalu, ia bertanya, "Bang Nata udah beli hadiah buat Agi?"

"Kebetulan satu minggu yang lalu aku beli T-shirt Real Madrid buat dia, ada tanda tangan pemain internasionalnya juga."

"Aku belum beli hadiah buat Agi. Gimana ya?"

"Mau mampir dulu ke Mall? Masih ada waktu sampe kuenya jadi."

"Oke, deh. Kita mampir dulu."

Tanpa terkira, di tengah padatnya jalan raya sore ini, hujan turun dengan deras. Hanabi spontan menoleh kearah kaca mobil yang telah basah di sampingnya. Setiap kali hujan turun, Hanabi selalu mengingat Alby. Sebab, kebersamaan mereka selalu saja dihadiri oleh rintik-rintik hujan. Embusan napasnya ringan, tapi masih terdengar oleh Nata.

Time On WednesdayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang