10 : may i borrow your cellphone?

62 4 5
                                    

♪ greentea & honey - dane amar feat. jereena montemayor ♪
✿happy reading✿

"Karena saya yang akan selalu memberikannya untuk kamu."

Kalimat itu terdengar begitu manis di telinga Hanabi, sehingga raganya menjadi sedikit kaku. Hanabi lekas melepaskan kontak mata dengan Alby. Kini, dirinya harus dihadapkan dengan rasa kikuk yang menjelma menjadi gelagat konyol. Matanya berkedip-kedip cepat, dan menjadikan halaman buku sebagai objek pandangnya.

"Ma-makasih permennya, Kak."

Hanabi merutuki tingkahnya yang tiba-tiba tergagap. Padahal tidak ada yang aneh dalam kalimat yang Alby lontarkan barusan, tapi kenapa efeknya jadi seluar biasa ini?

Alby manggut-manggut dengan gumaman samar sebelum kembali pada buku komiknya. Lengkungan manis di wajahnya tak pernah luntur barang sedetik pun sejak duduk bersama Hanabi. Alby sesekali terkekeh pelan saat menyadari kegugupan Hanabi yang menimbulkan grasak-grusukan tak menentu.

"Hanabi," panggil Alby pelan.

Hanabi spontan menoleh. "Ya?"

"Boleh pinjam hp kamu?" pintanya. "Saya lupa dimana terakhirkali simpan hp. Apa hp saya ketinggalan di suatu tempat ya?" Selanjutnya Alby bergumam sambil meraba-raba seluruh kantong pakaiannya.

"Boleh, kak. Ini." Hanabi memberikan alat komunikasinya dengan senang hati.

"Pinjam sebentar untuk telpon ke hp saya ya?" Alby meminta izin satu kali lagi sebelum menggunakan ponsel perempuan itu. Ia menghubungi sebuah nomor yang baru saja diketik.

Sedangkan Hanabi kembali pada kegiatannya, tapi telinganya masih tajam untuk mendengar suara pelan Alby yang berbicara dengan seseorang di telepon yang sudah tersambung.

"Hallo?"

"Ini siap-."

"Ga? Ini gue, Alby."

"Ngapain lo telpon ke hp sen-."

"Hp gue ketinggalan di mobil lo?"

Haga beberapa saat terdiam, dapat ditebak ia tengah kebingungan akan maksud Alby, tapi kemudian ia langsung menjawab, "Iya." Sesuai dengan apa yang Alby perintahkan tadi siang.

Alby memicingkan matanya kearah Hanabi, memastikan bahwa perempuan itu tak mendengar respon Haga yang sebelumnya. "Yaudah kalo gitu, titip dulu hp gue."

"Terserah deh." Haga beberapa saat terdiam. "Bentar lagi gue sampe nih, lo langsung keluar jangan pake lama ya?"

"Oke."

Setelah memutuskan sambungan telepon, pandangan Alby menelusuri sudut perpustakaan yang telah sepi, beberapa orang yang sebelumnya eksis, mungkin sudah meninggalkan tempat ini. Hanya Alby dan Hanabi yang menjadi penghuni tempat itu, atau mungkin ada orang lain lagi di sela-sela rak buku yang berjajar. Mereka jadi lebih leluasa berbicara tanpa volume kecil.

"Ternyata hp saya ketinggalan di mobil teman." Alby mengembalikan ponsel pada pemiliknya. "Makasih, ya?"

"Iya, kak Alby. Sama-sama." Tanpa berpikir apapun, Hanabi memasukan ponselnya ke dalam saku roknya.

"Lima menit lagi," cetus Alby tiba-tiba.

Hanabi menoleh dengan raut tak paham.

"Saya pergi lima menit lagi. Ada yang mau kamu sampaikan?" lanjutnya.

Seolah sudah seperti kebiasannya ketika bingung, Hanabi berkedip-kedip cepat, dengan otak yang lemot. "Eee ... ada, kak."

"Apa tuh?"

Time On WednesdayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang