Transmigrasi Vira || 43

23.9K 1.8K 39
                                    

Happy reading

Nara membaringkan tubuhnya di kasurnya,matanya melihat ke langit-langit atap kamarnya.

"Bang Elang apa kabar ya?"gumam Nara.

Nara mengambil ponselnya dan menghubungi nomor Elang,namun hanya suara operator yang terdengar.Nara tak menyerah,ia kembali menekan kontak Elang sampai beberapa kali.

"Ah,kok ga di angkat sih?apa bang Elang lagi sibuk ya?"

Drrtt drrtt

Nara tersenyum lebar,saat mendengar suara panggilan telepon.
Nara dengan cepat melihat siapa yang menelfon,senyuman Nara memudar.Ternyata bukan Elang,tetapi Viona.

Nara segera mengangkat panggilan tersebut.

"Ada apa?"tanya Nara.

"Nar,gue udah gemes sumpah sama si pick me."

"Ya gemes kenapa?"

"Jadi gue tadi kan lagi beli makanan diluar,nah kebetulan ada si pick me disitu.gue abain lah,terus bisa-bisanya dia ngelempar kertas ke arah gue."

"Ada isinya kah?"

"Ada.Di kertas itu tertulis, 'temen Lo bakal ada yang mati di tangan gue,yaitu Nara.' "

"Kayaknya dia dendam banget ya sama Lo?ada apa sih sebenarnya?"

"Gue juga gatau,padahal dia duluan yang mulai pertengkaran.But malah nyalahin gue anj,kesel gue."

"Balas lah Nar,jangan kayak orang dungu yang diam-diam aja kalo ditindas."

"Enak aja Lo!sabar dikit,gue harus cari satu bukti lagi."

"Apaan?"

"Ntar juga Lo tau sendiri.Ah udah dulu ya,gue mau makan."

"Okeh"

Tut

Panggilan pun berakhir,Nara menghela nafas panjang.Jika Nara membongkar rahasia busuk Ana,bukankah itu akan semakin memicu pertengkaran?belum apa-apa saja,Ana sudah ingin membunuhnya.Nara berpikir seperti ini bukan berarti Nara takut,hanya saja Nara memikirkan orang lain yang bisa saja terkena dampak dari perbuatannya.Bagaimana jika Ana nanti berbuat nekat,dengan cara menyakiti keluarga dan teman-temannya?

Brak!

"Eh ayam!"latah Nara,lalu menatap orang yang mendobrak pintunya dengan kesal.

"Ngapain Lo!?"ketus Nara.

"Budeg Lo?daritadi dipanggil juga.Turun,makan malam."ucap Kenzo setelah itu melenggang pergi.

"Kenapa harus dia coba, akhir-akhir ini tu anak jadi sok akrab."gumam Nara.

*****

Di sebuah ruangan yang lembab dan bau amis yang menyengat,terdapat seorang pria tampan yang tengah menatap remeh seorang wanita didepannya.

Wanita itu tidak berani bergerak,karena banyak senjata api yang ditodongkan ke arahnya.

"R-rion,kamu mau apa?kenapa kamu culik aku?"lirih Ana dengan mata berkaca-kaca.

"Siapa juga yang menculik mu,saya hanya ingin bermain-main."ucap Arzo.

Ana tersenyum senang.

"Kalo kamu pengen main-main,kamu bisa langsung bilang sama aku.Gaperlu ngerantai aku kaya gini.Oh,apa kamu suka main ekstrim?"tanya Ana antusias.

"Bicara apa kau bitch!"seru Arzo lalu menampar Ana dengan keras.

"Ayolah,kamu ga perlu acting.Aku tau kok,kalo selama ini kamu udah tergiur sama tubuh aku.iyakan?"

Transmigrasi Vira [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang