Happy reading
"Dimana bang Elang?dia gak mungkin lupa sama hari ulang tahun gue."
Nara mengernyit heran,saat melihat perubahan ekspresi wajah Rion.Suasana seketika menjadi hening,"Heh,gue nanya!kenapa malah bengong!?"tukas Nara.
"Dia ada urusan."ucap Rion.
"Urusan?urusan apa?se sibuk-sibuknya dia,enggak pernah tuh dia nggak ngerayain ulang tahun gue."
"Urusannya penting,Nara."
"Sepenting apa,sampai dia abain gue?"
Melihat Rion yang tetap diam tanpa membuka suara satu kata pun,Nara mencengkram kerah baju Rion.
"Dia gak kenapa-napa,kan?"desis Nara dengan mata berkilat tajam.
Rion menunduk,menatap Nara yang kini menatapnya dengan penuh selidik.Lidahnya terasa kelu,rasanya ingin mengeluarkan suara pun dirinya merasa sangat susah.
"Jawab Rion!"sentak Nara.
"Nara,udah.Dia pasti nggak papa kok,mungkin benar-benar ada urusan penting."ucap Winda.
Nara tak menghiraukan ucapan Winda,melihat Rion yang diam membisu dengan tatapan kosong,membuat Nara semakin yakin bahwa Elang dalam keadaan tidak baik-baik saja.
Nara melepas cengkraman nya,"Gue gak mau habisin waktu,bawa gue ke dia.Sekarang."tekan Nara.
"Ini udah malam."ucap Rion.
"Emang gue peduli?"
Rion menghembuskan napasnya,setelah itu mengangguk.Nara segera melangkah dengan lebar menuju pintu utama.Nara masuk kedalam mobil Rion,setelah itu mobil itupun melaju.
"Memangnya abangnya dia kemana?"tanya Kania.
"Dia,udah meninggal."jawab Selin membuat semua orang terkejut, terkecuali Theo tentunya.
"Hah?kok bisa!?"seru Lisa.
"Pah,pasti perasaan Nara hancur banget.Mama gak tega."ucap Winda dengan lirih.
"Iya,apalagi ini adalah hari ulang tahunnya.Seharusnya ini jadi hari yang bahagia buat dia."sambung Azka.
"Apa setelah ini Nara yang ceria akan hilang?"gumam Khansa sendu.
"Gue harap Lo kuat,Nara."batin Hilda.
"Mau bagaimana pun,dia tetap kakak laki-lakinya yang paling utama.Gue harap,berita ini gak benar.Karena gue gak siap kehilangan keceriaan Lo,Nara."batin Alvaro.
*****
Nara menatap pepohonan rimbun melalui jendela mobil,pikirannya terus tertuju pada Elang.Nara harap,tidak akan ada hal buruk yang terjadi.Ya,semoga.
Rion melirik Nara disebelahnya,hatinya merasa gelisah,apakah setelah ini Nara akan membencinya?
Rion mencengkram kuat stir mobil, melampiaskan perasaan nya yang bercampur aduk.Antara gelisah,marah,sedih,dan juga takut."Masih jauh?"tanya Nara membuat lamunan Rion buyar.
"Ah,enggak.Sebentar lagi sampai."jawab Rion.
Nara kembali menatap pemandangan malam yang gelap.Entah kenapa,hatinya merasa tidak nyaman.
Beberapa menit kemudian
Nara dan Rion turun dari mobil,Nara yang melihat dimana dia sekarang pun membuat perasaannya semakin menjadi-jadi.Nara mencoba untuk tak memikirkan hal-hal negatif yang bersarang di kepalanya.
"Ngapain kita kesini?gue kan mau nya ketemu bang Elang.Oh,atau Lo mau ngunjungin seseorang?"tanya Nara.
"Iya,"jawab Rion lirih.
KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigrasi Vira [END]
Science FictionHi guys. Ini cerita kedua saya^^ (Buat kalian yang gasuka Red flag,kalian bisa langsung tinggalin lapak ini ya☺️Kalo kalian gasuka,gaperlu komen-komen,KALIAN LANGSUNG AJA TINGGALIN LAPAK INI.Terimakasih.) [FOLLOW SEBELUM MEMBACA] Savira aquilla.seor...