bab 12

0 0 0
                                        

Bagaimanapun, Ronye masih merasa belum terbiasa berjalan berdua dengan Asuna.

Walaupun ia adalah Wakil-Prime Swordsman Dewan Serikat Dunia Manusia, itu bukanlah

alasan baginya untuk datang ke dunia diluar Underworld.Itu adalah ketika di tengah-tengah Perang Dunia Asing setahun 3 bulan yang lalu saat Asuna datang ke Underworld.Sebagai umpan dari pasukan Dunia Manusia, Ronye dan Tieze focus untuk mengacaukan rencana dari pemimpin Dark Territory saat itu, Pemimpin Vector yang telah menghancurkan

segalanya sebelum benar-benar menjadi umpan.

Ronye sendiri telah diserang oleh pasukan

kegelapan yang menerobos markas pasukan Dunia Manusia, sayangnya pedangnya terlempar dan dia telah berada di ambang kematiannya, dan Asuna muncul disana.

Menaiki jet hitam di langit yang gelap, Asuna muncul dengan cahayanya yang bersinar, yangbtak lain dan tak bukan terlihat seperti Dewi Stacia, yang terdapat pada lukisan di keluarga Arabel dan lukisan di Akademi Master Pedang.

Asuna mengangkat pedang yang berkilauan

dengan cahaya pelangi dan membuat lubang raksasa di tanah dan mengusir pasukan

kegelapan yang hampir membunuh Ronye. Ronye yang melihat keajaiban itu percaya bahwa Asuna adalah Dewi Stacia.

Setelah itu, Asuna dan juga Kirito—dan juga Pemimpin Vector dari pasukan kegelapan yang Ronye lawan—adalah “manusia asli”. Walau begitu, rasa bersyukur dan hormat Ronye tidak pernah lenyap walau sudah sekian tahun usai perang.

Namun ada perasaan lain yang menusuk hati Ronye begitu cepat.Itu karena Asuna adalah “seseorang yang spesial bagi Kirito”, semuanya sudah tahu. Asuna memasuki Underworld adalah karena ia ingin menyelamatkan Kirito yang saat itu kehilangan jiwanya.

Walaupun ia berbicara dengannya di jendela di hari yang cerah itu, atau lupa memberi garam saat makan siang, ketika Ronye melihat sang Prime Swordsman itu tanpa alasan, perasaan kuat Ronye merasakan, bahwa Kirito dan Asuna saling terikat kuat dengan cinta.

"Aku tidak pernah berpikir mengganggu mereka berdua, apapun yang terjadi di masa

depan…itu tidak begitu jauh, mungkin, ritual dari pernikahan mereka akan terjadi, dan

disaat itu, aku hanya ingin memberikan doa pada mereka.Tetapi..........tetapi..tidak peduli berapa banyak waktu yang akan terlewati, hari ketika rasa sakit dihatiku lenyap, aku merasa itu tidak akan pernah datang…"

Melihat Asuna berjalan didepannya, Ronye merasa terlalu banyak berpikir saat menaiki

tangga, jarak tubuhnya dibelakang Asuna hampir berdekatan saat asuna berhenti melangkah.Ia berhasil menghindari tubrukan dengan punggung Asuna dan melihat sekeliling, mereka berdiri didepan sebuah tempat penyimpanan armor di lantai 3 Cathedral.

Sebuah relief di gerbang besar , menggambarkan Dewi Solus dan Terraria. Hanya ketua pengurus gereja, komandan knight, dan pendeta tertinggi saja yang dapat membuka gerbang itu. Sekarang semuanya bisa mengunjungi tempat itu jika mereka menuliskan namanya di meja dibalik pintu, tetapi tentu saja tidak diijinkan untuk membawa benda didalamnya keluar.

Asuna menuliskan namanya dengan tinta yang terbuat dari tembaga di selembar “kertas rami” yang baru-baru ini dihasilkan dari ibukota, terbuat dari kulit rami putih sebagai pengganti kertas, lalu tanpa ragu ia masuk kedalamnya. Karena sudah menjelang sore, tidak ada tamu disana, dan kegelapan menyambut mereka.

Asuna menyentuh gelas kaca disamping pintu masuk dan merapalkan sacred art.

"System Call, Generate Luminous Element"

sword art online V1 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang