Ronye kembali berbaring dan menyelimuti badannya hingga kepala dan menutup kedua matanya dengan kuat. Bagaimanapun, rasa kantuk kembali mengalahkannya.Ronye yang akhirnya tertidur karena lelahnya perjalanan panjang, lupa mematikan lentera
biji, terbangun karena ia mendengar suara tangisan.
Diluar jendela masih gelap, mungkin masih sekitar jam 2-3 pagi. Dia mendengar suara itu sambil berbaring, lalu menutup kembali kelopak matanya. Itu mungkin hanya mimpi. Tetapi tiba-tiba ia terkejut dengan suara yang terdengar dari balik pintu, suara langkah kaki yang ribut.
Masih mengenakan pakaian tidurnya, dia bangun dan mencoba mendengarnya tanpa membuka pintu. Kelihatannya langkah kaki itu adalah suara penjaga yang menuruni tangga, Ronye pun membuka pintunya pelan, ia melihat wajah Kirito di ruangan sebelah.
Dia terlihat setengah mengantuk, Kirito menghampirinya dengan langkah kecil.
“Senpai, apa yang terjadi?”
“Entah…tetapi kelihatannya para penjaga semuanya pergi menuju lantai terbawah.”
Kirito akhirnya bangun sepenuhnya setelah berkedip beberapa kali, mengatakannya sambil menaruh jas yang ia pakai di bahu Ronye.
“Ayo pergi.”
“Eh…? Apa tidak apa-apa?”
“Mungkin kita bisa melakukan sesuatu.”
Kirito menepuk pundak Ronye, dan ia hanya mengangguk.
“Tetapi jika terus berdiri di pintu keluar, aku akan kembali!”
Ronye buru-buru mengikuti Kirito yang mulai berlari cepat.Mereka berlari kearah tangga hingga sampai lantai 48, disaat yang sama terdengar suara seruan yang sangat jelas…
“Kebawah sini!”
yang dengan jelas adalah suara Issukan, mereka berdua saling mengangguk
dan berlari ke koridor lebar.
Di sisi kanan ujung koridor, mereka melihat 2 pintu besar didepannya. Pintu kastil Obsidia berwarna silver, terbuka lebar dan merupakan area penting, suara dari para pengawal disertai ketakutan dan kebencian terdengar didalamnya.
Kirito dan Ronye melewati koridor yang berukuran sekitar 20 meter itu dan melompat kedalamnya.
Tiba-tiba banyaknya cahaya dari sana menyilaukan mata mereka. Cahaya lentera biji, para penjaga yang berjumlah sekitar 10 orang, dan didepan mereka ada ruangan besar yang berisi banyak sekali senjata dan armor, dan perhiasan. Pasti ini adalah tempat penyimpanan armor
di kastil Obsidia.
“Itu minions!”
Dari sisi lain penjaga itu, suara Issukan terdengar lagi, Kirito menghentikan langkahnya,melompat dan menghilang dibelakangnya. Ronye memeriksa jas yang menutupi piyamanya,berlari kecil dan menapak lantai.
Aincrad Sword Style yang dimiliki Kirito dan Asuna menekankan pentingnya berlari dan melompat berdasarkan karakteristik swords skill, dan Ronye melatihnya setiap hari. Dia lega karena berhasil melompat dari para pasukan penjaga itu dan bisa mendengar suara teriakan dari baliknya tanpa ketahuan.
Beberapa mel didepannya ada Issukan dan Scheta yang masih mengenakan pakaian tidur, dan jauh darinya, ada 2 benda berwarna hitam.Itulah yang disebut minions. Bentuknya mirip dengan manusia dan setengahmanusia, leher dan lengannya sangat panjang, dan dikepalanya ada bentuk seperti kail melingkar dengan mulut bertaring. Matanya berjumlah 4 di bentuk kepalanya yang segituga, dan sayap yang mengepak dipunggungnya dengan ekor panjang dari pinggulnya.
“Apa itu…minions!?”
Saat Kirito berteriak, Scheta dan Issukan menoleh.
“Eh, kau bangun? Bagaimanapun kami tak bisa melibatkan tamu dalam hal seperti ini, Minions semacam itu akan kuhancurkan dengan satu pukulan!”

KAMU SEDANG MEMBACA
sword art online V1
AventureSword Art Online bercerita mengenai sebuah game online canggih di masa depan, di mana para pemainnya harus mengenakan sebuah helm bernama NerveGear. Helm tersebut diceritakan bisa menstimulasi otak penggunanya, sehingga mereka bisa masuk dan merasak...