Tsupelmalket

3.8K 282 38
                                    

Wangi minyak telon bercampur bedak bayi menguar memenuhi seisi rumah. Haru berlarian dari kamar setelah selesai mandi bersama Ayah. Hari ini mereka bertiga akan pergi ke pusat perbelanjaan untuk mengisi beberapa kebutuhan rumah. Yasa perlu membeli kebutuhan dapur juga barang-barang yang masih belum terisi. Jazaa juga membutuhan rak untuk di simpan di ruang kerjaannya. Sementara bayi 2 tahun yang sekarang sedang sibuk meminum susunya hanya bisa mengikuti kedua orang tuanya kemanapun mereka pergi. Haru masih belum mengerti selain membeli jajan ketika Yasa pergi ke supermarket.

"Ip youl happy and you know it klep youl handts..." Haruna bertepuk tangan seraya menggerakkan pinggulnya, bayi 2 tahun itu sedang menonton di ruang Tv.

"Mbuulll ayo pake sepatunya dulu." Jazaa datang bersama sepasang sepatu dan topi untuk di pakaikan pada sang anak.

"Kita mau temana?"

"Kemana sayang."

"Kita mau kemana Ayah?" Haru memiringkan kepalanya.

"Ke mall? Gak tau Ayah ikut Papa aja."

"Jajan?"

"Nanti tanya Papa."

Jazaa kembali membiarkan Haru menonton Tv. Anak itu sudah siap dan tinggal menunggu berangkat. Sedangkan dia sendiri masih harus memakai kemeja. Yasa juga masih bersiap-siap karena tadi harus memasak juga mempersiapkan bekal untuk Haru. Bayi gembul itu mudah sekali lapar jika bepergian keluar sehingga Yasa harus membawa persedian. Minimal dia membawa susu atau cemilan untuk anak semata wayangnya.

"Papaaaa..." Haru berlari menghampiri Yasa.

"Jangan lari sayang." Yasa memeluk bayinya, "Hmmm... anak Papa wangi."

"Kata Ayah mawu pelgi ke... kemana?"

Yasa tertawa saat melihat ekspresi Haru yang kebingungan. "Ke mall. Ada yang harus dibeli Ayah sama Papa."

"Hawu juga?"

"Haru mau beli apa memang?"

"Hawu mau tsumemelman."

"Sumemelman?"

"Telbang, walnana melah. Wutshhhh begitu Papa."

"Oh... Superman, iya boleh. Nanti kita cari ya."

Haruna mengangguk dengan wajah yang terlihat bahagia. Dia di gendong oleh Papa lalu di dudukan di atas strollernya. Tidak lama setelahnya Ayah sudah selesai bersiap. Takut hari semakin siang dan Haru akan kepanasan nanti, mereka memutuskan untuk segera pergi. Banyak kebutuhan yang harus dibeli sehingga Jazaa dan Yasa harus memanfaatkan waktu sebaik mungkin. Yasa tidak mau keluar rumah sampai malam. Haru dan tubuh bayinya masih harus menyesuaikan diri, dia tidak mau bayinya jatuh sakit.

Perjalanan menuju pusat perbelanjaan tidak terlalu jauh. Hanya membutuhkan waktu kurang lebih selama 20 menit ke-tiganya sudah sampai di tempat tujuan. Haru merapatkan tubuhnya saat dia sampai di dalam mall. Banyak orang yang berlalu lalang membuatnya sedikit ketakutan. Waktu di Berlin dulu jika dia keluar rumah, orang-orang tidak sepadat ini. Alhasil dia sedikit terkejut saat melihat banyak orang yang berlalu lalang.

"Mau naik stroller atau di gendong?" Jazaa berjongkok untuk menyamakan tubuhnya.

"Jalan."

"Oke. Tapi jangan lepasin tangan Ayah atau Papa ya sayang." Yasa mengusap kepala Haru.

"Owkeee..."

Tujuan pertama Yasa adalah pergi ke toko furniture untuk membeli rak buku untuk di simpan di kamar Haru dan Jazaa, lalu membeli beberapa peralatan dapur, membeli beberapa bantal juga kebutuhan-kebutuhan lain yang tidak sempat dia tulis. Haru dia titipkan pada sang Ayah agar dia tidak di recoki saat memilih apa yang akan dia beli. Mereka berdua masih di sekitar toko hanya saja Jazaa membawa Haru berkeliling agar anak itu tidak bosan nantinya. Lebih baik membuat Haru kelelahan daripada membuat anak itu bosan. Jika lelah, Jazaa bisa menyumpalnya dengan susu yang biasa anak itu minum.

Baby Hawu Daily Life || jiyosh ft harutoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang